Jumat, 22 Februari 2013

[One-Shoot) Selamanya...

Saat indah yang pernah terlewati...
Bukan satu cerita tak bertepi...
Terpatri dalam sebuah hati...





"IFY!" panggil seseorang pada anak perempuan yang bernama Ify. Ify menolehkan kepalanya dan memberikan senyuman manis padanya. Ia mulai melambai-lambaikan tangannya pada anak itu agar ikut bergabung dengan dirinya dan temannya.

Anak itu dengan semangat '45 mulai menghampiri Ify yang sedang memegang novel dengan mata menatap kearahnya.

"Hallo Gabriel, sendirian aja lo?" sapa Ify ramah lalu menepuk-nepukan bangku yang ada disebelahnya, menyuruh Gabriel duduk disampingnya.

"Haha iya nih, Cakka gamasuk Fy. Oiya hai Tristan!" ucap Gabriel pada Ify lalu menyapa Tristan teman Ify yang duduk di hadapannya. Tristan hanya mengulum senyum.

"Baca apa sih lo Fy? Serius banget kayanya. Gua sama Tristan udah kaya kacang gini dianggurin"

Ify lalu mengangkat wajahnya dari novel yang sedang dibacanya lalu menatap Gabriel dan Tristan satu persatu.

"Rese! Ganggu baca aja sih..." ucap Ify kesal lalu menyesap teh hangatnya dan mulai membaca lagi.

Gabriel dan Tristan hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan Ify.

Saat langkah, telah menjadi kisah...
Bukan satu jejak yang berarti...
Terukir indah dalam sebuah kenangan...

---

"Fy..."

Ify hanya menyahut seadanya, dengan mata yang tetap fokus pada buku di pegangannya.

"Fy..."

Ify kesal, lalu menaruh bukunya di meja, dan menatap laki-laki didepannya.

"Kenapa sih Gab? Ngomong tinggal ngomong. Gausah ribet deh" ucap Ify kesal.

Gabriel, menunduk.

"Daritadi gua juga mau ngomong kali Fy, tapi lo baca mulu." kata Gabriel santai.

Ify mendelik.

"Gua denger pake telinga ya Gab, walaupun gua baca gua bakal denger omongan lo. Oke deh oke, udah ayo lo mau ngomong apaan sih?" tanya Ify penasaran tapi masih ada nada ketus dalam bicaranya.

"Gua itu sebenernya........"

Jika tuhan izinkan kita tuk bersatu...
Maka takkan ada yang sanggup pisahkan kita...

"Sebenernya apa?" tanya Ify lagi.
"Fy...maaf. Maaf banget gua juga gatau perasaan ini datengnya kapan, gua gatau Fy. Maaf maaf maaf kalo gua sebenernya....nyimpen perasaan ke lo Fy." ucap Gabriel dengan sorot mata tajam menatap Ify. Ify shock, matanya mulai berkaca-kaca. Dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Gabriel barusan.

"Gabriel...lo serius?" tanya Ify gemeteran. Tangannya sudah basah akibat keringat dingin. Dadanya bergemuruh kencang, dan ada sesak disana.

Tessssss

Ya, hancur sudah pertahanan Ify. Sekarang, Ify menangis di hadapan Gabriel. Ia tidak sanggup menahan butiran-butiran krystal yang telah menggenang di pelupuk matanya.

Gabriel panik, ia khawatir. Gabriel lalu mengambil tissue dan mengelap air mata Ify dengan tissue yang baru diambilnya.

"Jangan nangis Fy, plis gua mohon sama elo jangan nangis" ucap Gabriel disela-sela ia mengelap air mata di pipi Ify.

"Sumpah, lo jahat banget Gab!" ucap Ify lalu menepis tangan Gabriel di pipinya. Dan mengelap matanya kasar.

"Lo jahat! Kenapa lo ngakuin ini pas gua udah jadian sama Tristan Gab, Kenapa?! Kenapa ga dari dulu Gab..."

"Maaf Ify, gua gaberani nyatain perasaan ini sejak dulu Fy maaf" sambung Gabriel yang tadi memotong pembicaraan Ify.

"Gab, kalo dari dulu kan kita bisa jalin kisah ini Gab. Kenapa engga lo nyatain dari dulu sih Gab? Kenapa?! Sumpah ya lo jahaaat." raung Ify, bulir-bulir airmata mulai mengalir lagi.

"Asal lo tau Gab, sebenernya gua itu suka sama elo, gua sayang sama elo, gua cinta sama elo. Tapi semua itu engga gua tunjukkin ke elo. Dan gua yakin perasaan gua sama elo itu Gab" ucap Ify terputus. Ia mengambil nafas sejenak.

"Tapi semakin lama gua sadar Gab, lo gak mungkin suka, cinta apalagi sayang sama gua yang kutu buku kaya gini. Sampai Tristan datang dan ngeliat gua nangis ditaman sekolah. Dan lo tau kenapa gua nangis? Itu semua gara-gara elo Gab!" ucap Ify ngos-ngosan ia mengambil nafas dan melanjutkan kembali.

"Disana, ditaman itu Tristan ngungkapin perasaannya ke gua Gab. Mungkin kalau gua nerima dia gua pasti bisa move on dari elo. Dan bener aja akhirnya gua bisa ngelupain elo dan ngejalanin kisah gua sama Tristan."

Ify terdiam.

"Dan lo dateng, ngakuin perasaan lo sama gua, dan harus ngebuat gua buka kenangan lalu gua. Lo jahat!"

Ify selesai mengungkapkan perasaanya pada Gabriel, dan sukses membuat Gabriel melongo hebat. Ia seperti orang tolol sekarang. Tiba-tiba saja Gabriel berjalan kearah bangku Ify dan memeluk Ify erat, sangat erat.

"Maaf Fy, gua gatau. Maaf Fy gua bodoh banget. Maaf!" ucap Gabriel lalu mengecup puncak kepala Ify.

"Lo terus jalanin hubungan lo sama Tristan ya, tapi lo juga jangan pernah lupain gua ya, sampai kapan pun gua sayang elo" ucap Gabriel lalu mengecup mata kanan-kiri Ify. Ify hanya mengangguk dan membalas pelukan Gabriel. Tak peduli dengan banyak pasang mata yang melihat mereka.

Jika tuhan izinkan kita, tuk selamanya...
Maka selamanya cinta kita kan abadi...

Walau kita telah termiliki...
Percayalah cinta kita, takkan terhapus masa...
Ooo...

***

alurnya kecepetan ya? Wk._.v

Sincerely;
Ara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar