Minggu, 17 Februari 2013

[One-Shoot] Cinta Diam-Diam.

Cerpen...lagi. Couple? Baru....lagi. Judul? Aneh....lagi. Wakakak, Hope you like it, guyss!



***

Cinta diam-diam itu menyakitkan.
Cinta diam-diam itu menyiksa, baik raga, jiwa, dan pikiran.
Cinta diam-diam itu...mengenaskan.
---

Mungkin ini memang jalan takdirku...
Mengagummi tanpa dicintai...

Aku, sudah lama menyukai bahkan mencintai lelaki itu. Kira-kira sudah 3tahun aku mencintainya, mencintainya secara jauh, mencintainya secara-diam tanpa sepengatahuan dirinya...bahkan sahabatku sendiri.

Aku telah lama menunggunya, 3 tahun. Hey! Itu bukanlah waktu yang sangat pendek bukan? Apa kau tau, rasanya mencintai seseorang dari jauh? Rasanya...sakit.

Namun tak mengapa bagiku...
Mencintaimu pun adalah bahagia untukku, bahagia untukku...

Aku melihat dirinya, berjalan beriringan di koridor sekolah dengan seorang gadis yang tengah mengamit lengannya mesra tanpa sadar bulir-bulir airmataku jatuh, ya cukup...pertahananku yang daritadi aku simpan akhirnya runtuh sudah...

Dadaku sakit, sakit sekali. Hey! Mengapa mendapatkan cintamu seperti sedang mencari jarum diatas jerami? Mengapa sangat...susah.

Aku tak kuat, aku tak sanggup lagi, sungguh aku ingin mengakhiri perasaanku ini padamu hari ini juga, namun mengapa tidak bisa?!

Aku memukul dadaku, mengapa rasanya sangat sesak yaTuhan...mengapa? Mengapa aku juga harus mencintai orang yang sama sekali tidak menganggapku ada? Mengapa aku harus mencintai orang yang dia sendiri tidak pernah mengenalku? Mengapa?!

Aku capek, yaTuhan...aku Marsha, sudah lelah mencintai 'Alfandy Hilmawan Bagus Rafli' secara jauh, secara diam-diam seperti ini. Aku lelah, aku nyerah, aku....sudah tidak kuat.

"Marsha, lo nangis lagi sha?" dia, dia Cindai sahabatku, aku telah memberitahukan rahasia terbesarku padanya tentang 'Rafli'.

"Cindai, kenapa rasanya sakit sekali? Disini, mengapa sakit sekali?" ucapku padanya sambil memegang dada kiriku, runtuh sudah pertahananku, aku menangis sesenggukkan di pelukan Cindai.

Cindai mengelus rambutku, membiarkan aku mengeluarkan emosiku, membiarkan aku...menangis dipelukannya, oh sungguh dia sahabat yang sangat...baik.

"Sssst...jangan nangis Sha, udah ya udah, kalo lo gamau sakit lo harus move on sha, lupain Rafli Sha, lo cantik, sadar ga?" Aku melepaskan peluakan Cindai padaku dan menatap Cindai yang sedang menasehatiku dengan mata yang masih berair. Ah mungkin Cindai benar, aku harus move on dari Rafli, tapi pertanyaannya, apakah aku sanggup?

"Tapi cin..." ucapku terputus karena Cindai membekap mulutku dengan tangan kanannya, ingin sekali aku memberontak saat itu juga.

"Lo harus move on Sha. HARUS! gua kasihan sama lo yang selalu nangis mikirin dia, ngeliat dia bareng sama cewenya, lo cewe dan gua juga cewe, jadi gua tau apa yang lo rasain Sha, jadi gua mohon, lupain Rafli ya?" ucap Cindai lirih, aku ingin menangis lagi saat melihat wajahnya yang seperti itu.

"Tapi Cindai, gua...gua...gua gabisa" ucapku sambil menundukkan wajahku dalam, aku menangis lagi. Cindai mendesah.

"Lo bisa Sha, lo bisa"

Aku menatapnya dengan ekor mataku, dan menggeleng mantap, menyatakan kalo aku tak bisa...aku gamungkin bisa lupain dia, lupain Rafli, cinta diam-diam ku yang sudah aku tunggu 3tahun ini, aku gabisa, dan gaakan mungkin bisa.

"Cindai, gua bakalan tetep nunggu Rafli, apapun resikonya, jadi plis dukung gua yah...lo harus terus ada dibelakang gua ya Cin, semangatin gua, bisa?" ucapku memohon padanya. Cindai menggeleng mantap.

"Cindai, gua mohon..." ucapku memohon lagi padanya, Cindai mentapku kesal, kalau aku sudah memasang wajah seperti ini, ia pasti akan menurutinya, dan benar saja ia mengangguk lemas, aku mulai persenyum lebar, tapi tiba-tiba saja...

"Tapi, kalo lo nangis kaya tadi, gua tarik omongan gua ya, pokoknya lo kalo mau nangis sendiri aja, gausah bawa-bawa gua, sumpah gatega banget gua liat elo nangis Sha" ucap Cindai sedikit melucu, aku ingin sekali mecubit lengannya dan menjitak puncak kepalanya saat itu juga.

Namun...

Aku hanya mengangguk dan tersenyum padanya, dan memeluk Cindai hangat. Aku senang memiliki sahabat seperti Cindai. Makasih Tuhan kau telah memberikan sahabat terbaik dalam hidupku.

Dan untuk Rafli, aku gaakan nyerah Raf, gaakan, aku gaakan mudah ngelepasin kamu, 3tahun aku mencintaimu secara diam-diam membuatku yakin, bahwa aku...bener-benar tulus mencintaimu, ucap batinku seraya tersenyum dipelukan Cindai.
***

HAHA garing abis weey, gimana? Aku butuh Like sama Commentnya yaaaaa:3

Ini couplenya RASHA! (Rafli-Marsha) finalis IC 2013 juga, taukan? Hehe... Oke dadah, selamat membaca:D

Sincerely;
@Mutiaraara_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar