Kamis, 25 April 2013

LOVE... (part 2)


      Hai, ara balik lagi hehe. Kira-kira ini udah berapa bulan ya? Hmm...pokoknya enjoy ya guys! Hope you like it!!!:)



***
     Ify berdiri seorang diri di depan gerbang SMA barunya. Sivia baru saja di jemput oleh supirnya beberapa menit yang lalu. Kakaknya Riko, dengan tega meninggalkan dia, karena alasan 'kerja kelompok'. Dan sialnya, hanya ada Ify disini. Ah tidak bukan hanya Ify, tetapi ada satpam sekolah yang ikut mengawasi Ify dari belakangnya. Karena tepat di belakang tempat Ify berdiri adalah pos satpam sekolah.

     "Neng, belum di jemput? Udah telpon supirnya belum atuh neng?" sapa sang Satpam pada Ify. Membuat Ify mengalihkan pandangan kearah-nya.

Ify mengangguk.

     "Udah kok pak, udah di telpon dari tadi. Tapi gangguan mulu." ucap Ify pasrah dan berjalan kearah pos satpam untuk duduk.

'Gila, lama-lama pegel juga gua berdiri. Hampir sejam cooy!' batin Ify menggumam kesal.

Dan kau hadir...
Merubah segalanya...
Menjadi lebih indah...


Tiba-tiba suara dering handphone mengagetkan Ify dan Satpam sekolah.

     "Aduh si eneng, handphonenya bikin bapak kaget aja nih. Untung jantung bapak ga copot." kata pak satpam di selingi gurauan kecil membuat Ify menjulurkan lidahnya meledek satpam sekolahnya yang mungkin agak garing.
     "Lebay amat si bapak. Okedeh pak, Ify tinggal dulu ya pak...supir Ify telpon" ucap Ify lalu sedikit menjauhi pos satpam untuk mengangkat teleponnya.

10 menit kemudian...

     "Lahhh, eneng kok balik kesini lagi?" ujar kaget pak satpam saat melihat Ify kembali ke postnya. Ify mendengus kesal dan duduk pada bangku di post satpam lalu menopangkan dagunya.
     "Ban mobil Ify bocor pak, ditengah jalan. Jadi supir Ify gabisa jemput. Jadi gimana nih pak? Malah udah jam 3 sore pula." panik Ify.

     Satpam sekolah itu kelimpungan, namun tiba-tiba matanya menunjukkan sinar yang bermakna.

     "Gabrieeel! Sini kamu!" panggil satpam itu pada anak yang bernama Gabriel. Ify mengikuti arah mata sang satpam sekolah. Tiba-tiba ia tercekat.

'Cih, ini pak satpam napa manggil nih ketos sarap sih ilah. Gondok gua.' maki Ify dalam hati.

     Ify melihat Gabriel agak bingung saat dipanggil oleh pak satpam sekolah. Terlihat ia menunjuk dirinya sendiri agar ia tidak ke-GRan kalo dia yang dipanggil tadi. Karena di sekolah ini anak yang bernama Gabriel ada dua orang. Tapi itu tidak mungkin, karena jelas-jelas hanya ada dia di parkiran ini. So, Gabriel mulai mendekat pos satpam sekolah untuk menemui pak satpam yang tadi memanggilnya.

"Saya pak?" teriak Gabriel tak begitu nyaring pada pak satpam sekolah. Terlihat oleh Ify kalau pak satpam sekolah mengangguk-anggukan kepalanya. Membuat Ify semakin gondok.
     "Pak, ngapain manggil tuh orang sih?" tanya Ify kesal. Pak satpam sekolah ini hanya mesem-mesem gajelas.
     "Bapak nyuruh Gabriel nganterin kamu pulang aja ya Fy? Gimana? Daripada kamu nunggu sopir kamu disini sampe malem?" ujarnya santai. Ia tak tahu kalau Ify sudah sangat ingin menonjok muka satpam sekolah itu yang berani menyuruh-nyuruhnya.

     'Gila! Gua pulang sama dia? Sialan. Oh no!!!' batin Ify berteriak histeris.

     "Lah pak! Saya ogah pulang bareng dia, sumpah pak sumpah. Males amaaat, hiii" Ify bergidik dengan tampang acuh. Tak sadar kalau Gabriel sudah ada disebelahnya.
     "Lu kata gua juga mau pulang bareng lo? Sorry aja ye." ucap Gabriel tak kalah acuhnya dengan Ify.
     "Ketua OSIS kaya gini? Ew, kampay." ucap Ify santai. Membuat mata Gabriel melotot tajam.
     "Sialan. Berani ya lo, baru jadi anak kelas 10 aja udah belagu banget." ucap Gabriel sinis.
     "Bodo amat. Hak gua ini. Lo siapa emangnya hah?" tanya Ify nyolot. Ia susah kalut sekarang.
     "Oh, lo gatau gua? Norak!" ucap Gabriel dengan senyum licik di bibirnya. Ify yang merasa tersindir langsung menginjak kaki Gabriel sekeras mungkin.

Gabriel tercekat sebentar.

     "Anjrit! Kaki gua sakit woooy! Sopan kek lo sama kakak kelas!" marah Gabriel sambil melompat-melompat karena kesakitan di injek oleh Ify.
     "Sopan sama lo? Ogah amat." sindir Ify lalu menjulurkan lidahnya.

     Pak satpam sekolah hanya geleng-geleng melihat kedua muda dan mudi ini yang sedang asik bertengkar. Mereka tidak menyadari kalau masih ada orang yang melihat mereka. Dia itu...satpam sekolah.
     "Sudah hey, jangan berantem!" lerai pak satpam sekolah pada mereka berdua.

     Pandangan mata Satpam sekolah itu mulai menuju Gabriel.

     "Gab, tolong anterin Ify ya? Ban mobil dia pecah di tengah jalan, jadi dia gabisa di jemput." suruh satpam sekolah pada Gabriel dan sontak membuat Gabriel kaget.
     "Dih apaan sih pak? Kenapa jadi nyuruh saya?" kata Gabriel kesal. Ify hanya mencibir melihat kelakuan Gabriel.
     "Yah, soalnya kan cuma ada kamu disini Gab." kata pak Satpam sekolah itu santai 'lagi'.

     Gabriel mengabaikan ucapan satpam sekolah, lalu memandang Ify kesal.

     "Apa deh lu, lebay amat. Emang kakak lu kemana heh?!" tanya Gabriel tak bersahabat pada Ify membuat Ify menghentikan cibirannya pada Gabriel. Ify melirik Gabriel sebentar lalu mengedikan bahunya acuh.
     "Wey, gua ngomong sama elo wey" semprot Gabriel tega pada Ify. Ify menghentakkan kakinya sebal. Lalu menjulingkan matanya kesal. Ia berniat untuk pulang sendiri. Okey s-e-n-d-i-r-i.
     "Tau ah. Bodo amat. Emang gua pikirin. Ergh" ucap Ify lalu meninggalkan gerbang sekolah. Meninggalkan Gabriel dan Satpam sekolah yang sedang terbengong-bengong melihat tingkah Ify.
     "Gab! Kejar! Anak orang itu, kejar Gab, ayo kejaaaaar. Ini udah sore banget loh Gab, bahaya." ucap Satpam sekolah tak santai lalu sedikit menasehati Gabriel. Gabriel menggelengkan kepalanya.
     "Apa urusannya dia sama saya sih pak? Engga. Ogah amat ngejar tuh cewek." kata Gabriel santai yang membuat satpam sekolah mendelik.
     "Heh, kamu ini anak cowok gaada rasa tanggung jawabnya sama sekali. Tadi saya udah ngasih perintah ke kamu buat nganterin Ify tau" kata pak satpam sekolah itu sebal.
     "Lah lah lah lah. Emang saya nurutin perintah bapak apa? Ih si bapak ya, udah kaya kepala sekolah aja ngatur-ngatur" cibir Gabriel. Membuat pak satpam sekolah itu semakin mendelik.
     "Gabrieeeel" gumam pak satpam itu dingin. Gabriel mulai was-was.
     "Apa pak?" jawabnya masih dengan sikap santai.
     "Oiya pak, kok saya ngerasa pak satpam kaya cupid ke saya sama cewek tadi ya? Hahaha tenang pak gaakan ngaruh buat saya." kata Gabriel melanjutkan pembicaraannya dan sedikit ke-GRan dengan sikap satpam sekola padanya dan Ify, dengan langkah seribu ia mulai menaiki cagiva merahnya dan melesat cepat menjauhi arena gerbang sekolah.
     "Dadah pak satpam!!! Saya gaakan kejar Ify pak! Hahahaha" teriak Gabriel dar atas cagivanya, tanpa sedikitpun memandang satpam sekolahnya.

     Gabriel tak menyadari bahwa satpam sekolahnya menggerutu dan memaki-maki Gabriel disana.

     "Dasar anak jaman sekarang." gumam satpam sekolah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

***
Took...
Toook...


     "Ify pulaaaaang." teriak Ify yang lalu membuka pintu rumahnya lebar, lalu menutupnya agak keras. Ia lalu melepaskan sepatu ketsnya dan menaruhnya di rak sepatu lantai bawah.
     "Baru pulang lo? Kemana aja?" tanya Riko, kakaknya dengan tampang tak berdosa.

Ify memandangnya jengkel. Lalu menjulingkan matanya dan mengedikkan bahunya.

     "Tau ah. Tanya aja sama nih sepatu gua." marah Ify lalu melemparkan sepatunya dan yak! Tepat mengenai wajah tampan sang kakak. Dengan kilat Ify lalu menaiki tangga dan melesat menuju kamarnya.
     "IFY! Kurang ajar lo sama kakak sendiri!" teriak Riko lalu mengusap-ngusap wajahnya yang memerah akibat terkena lemparan jitu sepatu dari Ify.
     "Ah parah dah, muka ganteng gua jadi ilang kan. Baru aja mandi 3 jam gua" gumam Riko lebay.

***
-Di dalam kamar-

     Ify sedang melamunkan kejadian tadi disekolah. Ia ga nyangka kalo bakalan berurusan sama ketos sarap macem Gabriel.

     Disaat asik2nya melamun, Ify menepuk dahinya. Ia lupa membeli barang2 untuk kebetuhan MOS-nya besok.

     Ify melihat kearah jam dindingnya, dan masih bisa bernafas lega. Masih jam 5 sore. Dengan cepat ia keluar kamar dengan keadaan sudah berganti baju.

     "Kak Rikoooo...Ify pergi ke supermarket bentar ya kak, mau beli kebutuhan MOS kak, dadah" pamit Ify pada Riko dengan berteriak layaknya orang hutan. Tidak peduli Riko mendengarnya apa tidak, yang penting Ify sudah meminta izin.

***
-Di supermarket-

     Ify menjajalkan kakinya kearah rak-rak permen. Ia sedang mencari salah satu permen yang ada dalam kebutuhan MOSnya, mencari 'permen gunung' atau yang disebut permen 'Alpen Libble' tau kan? Pegunungan Alpen?

     Dan 1 menit kemudian, permen yang Ify cari sudah ada pada genggamannya. Ia bersorak senang. Dan ia mulai mencari kebutan barang-barang MOS yang lainnya.
     Saat keluar dari supemarket matanya memicing tajam. Dan menepuk dahinya lagi.

     'Gila! Tadi di sekolah ketemu kak Gabriel, nah sekarang ketemu sama kak Alvin? Haha bener-bener ga disangka.' heran Ify sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

     Ify pun mulai di landa dilema yang amat sangat.

     "Yaduuu, sapa-engga-sapa-engga. Ih bingung gua sumpah!" gerutu Ify. Lalu dengan acuh Ify berjalan meninggalkan supermarket.
     "Bododeh, peduli amat gua ama kak Alvin, uh. Cukup satu aja deh gua punya masalah..." gumam Ify lagi.

     Ify tak sadar, daritadi didalam supermarket mata Alvin terus mengawasinya. Dengan langkah santai Alvin berjalan melewati Ify.

     "Eh kok bisa ketemu disini ya?" tanya Alvin yang 'sok' kenal dan terlihat agak basa-basi namun langsung membuat Ify mati kutu. Ify tersenyum canggung pada Alvin.
     "Gausah canggung, gua bukan Gabriel. Gausah takut sama gua. Abis beli apaan hm...Ify?" tanya Alvin lagi yang membuat Ify semakin matiiiii kutu.
     "Eh, anu....er... ini tadi Ify abis beli kebutuhan yang buat MOS kak" jawab Ify dengan tingkat kecanggungan yang teramat sangat.

     Terlihat, Alvin hanya meng 'O' kan mulutnya sambil melirik kearah kantong yang ada di jinjingan Ify. Membuat Ify sebal, tanpa sengaja Ify menghentakan kakinya yang membuat Alvin melirik kearahnya.

     "Eh..mmm...kak...mmm...kak Alvin, Ify pulang duluan ya hehe. Bye kak Alvin" pamit Ify yang langsung berjalan cepat meninggalkan Alvin dengan perasaan gugup.

***
-Paginya-

     "Ifyyyyyy jeleeeek, banguuuuun!!!" Ozy menggedor-gedor pintu kamar Ify, membuat si empunya kesal.
     "Ozy, bawel ya lu. Malah ga sopan pula, pangil gua kakak. Udah dieeeem, gua udah banguuun" teriak Ify kencang dari dalam kamarnya, kesal karena sejak tadi Ozy menggedor-gedor pintu kamarnya terus. Dan Ozy diluar kamar Ify hanya mengedikkan bahunya.

     Saat ingin turun kebawah, Riko sudah menghadang Ozy.

     "Mana Ify, Zy?" tanya Riko. Ozy hanya menunjuk kearah kamar Ify.
     "Dia udah bangun?" tanya Riko lagi. Dan Ozy hanya mengangguk.
     "Oiya kak, jangan gedor-gedor pintu kamar kak Ify. Nanti dia ngamuk lagi kaya tadi, hiii" ujar Ozy sambil bergidik dan Riko hanya terbahak menanggapi omongan adiknya yang paling kecil ini.

***
-Di sekolah-

     Ify berjalan seorang diri menuju kelasnya, dengan masih berpakaian MOS yang seperti orang gila namun Ify nampak pede.

      Dari belakang, tiba-tiba saja ada tangan yang menutup mata Ify. Dan ia yakin itu Sivia, sahabatnya.

     "Sivia kan?" tanya Ify. Terdengar hembusan nafas seseorang.
     "Yah, kok ketauan sih? Kan gua udah ngendap-ngendap noh tadi" kata Sivia cemberut. Dan Ify hanya terkikik melihat wajah sahabatnya yang masih pagi sudah di tekuk seperti itu.
     "Haha, gausah dibahas. Lo udah bawa barang-barang kebutuhan MOS kan? Kalo ga bisa abis lo sama ketos sarap kaya kemaren." kata Ify mengingat-ingat kejadian kemarin saat mereka berdua dipanggil untuk maju didepan lapangan.

Sivia tertawa.

     "Haha, tenang aja. Semua udah siap dan tertata di tas guaaa" kata Sivia bangga sambil menunjuk kearah tasnya dan Ify hanya menjulingkan matanya serta mengedikkan bahu melihatnya.

     Tanpa terasa, mereka sudah sampai didepan pintu kelas mereka. Dan segera mereka duduk di singgasana masing-masing. Ify dan Sivia duduk sebangku. Tiba-tiba Ify teringat akan sesuatu.

'Duh, gua cerita ke Sivia masalah kemaren ga ya? Cerita aja deh...' gumam Ify.

     "Oiya, Via. Gua pengen cerita deh sama lo. Tapi...jangan shock ya?" kata Ify memperingati. Sivia hanya mengangguk.
     "Janji ya?" tanya Ify sekali lagi. Sivia gemas.
     "Iya Ifyyy, Via janji." kata Sivia yang langsung mengangkat jari telunjuk dan manisnya bersamaan.

     Ify pun mulai cerita tentang kejadian selepas pulang sekolah kemarin yang ia mau dianter pulang oleh Gabriel dan tentang ketemunya dia dengan Alvin di supermarket. Semuanya ia ceritakan pada Sivia dari A-Z tanpa ada yang terlewatkan.

     Sivia hanya melongo kaget saat mendengar cerita Ify, yang pada saat Satpam sekolah menyuruh Gabriel mengantarkan Ify pulang.

     "Vi, muka lo biasa aja bisa ga?" cibir Ify. Via langsung menormalkan wajahnya seperti semula.
     "Fy, demiapa lo mau di anterin kak Gabriel balik?" tanya Sivia yang masih shock. Ify mendengus dan mengangguk.

     Sivia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

     "Gila! Terus lo terima ga?" tanya Sivia lagi. Dan terlihat, Ify menggeleng. Dan membuat Via sedikit menggebrak meja. Untung saja kelas masih dalam keadaan sepi.
     "Woy biasa aja woy..." kata Ify sambil tertawa. Sivia pun memelototkan matanya.
     "Ifyyy, kaya gini dibilang suruh biasa? Gaakan bisa! Kok lo nolak sih? Yaaaaah" kata Sivia kecewa. Ify mendengus lagi.
     "Jangan ngedengus mulu napa Fy, udah kaya apaan tau lo." kata Via kesal lalu menonjok bahu Ify pelan. Ify pun sedikit meringis dan hanya menunjukkan cengiran lucunya.
     "Hehe, udah deh Via. Ganti topik ya? Males ngomongin orang sarap macem Gabriel gitu..hehe" kata Ify masih dengan cengirannya.

Sivia hanya menggeleng pelan melihat kelakuan sahabatnya.

***
     Part 2 finish guys! Hehe gimana? Makin jelek kan? PastilahB) hehe. Tinggalin jejak yaaa. Maaf pendek dan maaf juga kalo banyak typo:') tetep nunggu kelanjutan cerbung ini ya?? Hehe:D

Sincerely;
@Mutiaraara_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar