Maaf, judulnya aneh banget readersss-__- enjoy!!~
***
Angel melamun didalam kelasnya dengan kedua tangannya menumpu
dagunya. Tiba-tiba ia tersentak kaget saat kedua pundaknya di sentuh. Ia
melirik kearah sang 'penyentuh' pundaknya.
"Kenapa? Ganggu orang ngelamun aja sih ish" gerutu Angel pada orang itu yang malah di tertawakan.
"Ngapain ngelamun sih Ngel? Malah disekolah pula. Mau disambet sama
penunggu disini apa?" ucap salah satu orang yang mengagetkan Angel.
"Haha, bener banget! Eh tapi kalo Angel kesambetnya sama 'setan
diem' gapapa deh, ikhlas aku biar Angel diem ga bawel mulu" ucap orang
itu lalu ber high-five ria dengan orang yang sebelahnya. Angel sudah
mengerucutkan bibirnya lucu.
"Ergh, Gilang! Difa! Rese kalian semua ih rese rese rese!" maki Angel yang semakin membuat Gilang dan Difa terbahak.
---
Seperti biasa, setiap jam pulang sekolah ketiga sahabat ini
DifAngeLang akan selalu mampir disebuah gubuk kecil yang tak begitu jauh
dan terletak sedikit dalam dari komplek perumahannya. Gubuk itu diberi
nama "Gubuk Trio" karena mereka bertigalah yang menemukan Gubuk kecil
itu, sebuah Gubuk yang didepannya terdapat danau kecil dan banyak
pohon-pohon rindang tumbuh dengan lebatnya, membuat kesan sejuk saat
tiap kali mereka datang kesana.
"Ahhh...kangen banget sama gubuk ini. Akhirnya bisa kesini lagi"
ucap Difa sambil melangkahkan kakinya memasuki Gubuk dan merentangkan
tangannya.
"Masih sama ya, padahal baru 2 minggu loh kita ga kesini gara2 sibuk
Ujian haha" nimbrung Gilang yang lalu ikut merentangkan tangannya.
Menghirup hawa segar yang perlahan-lahan memasuki rongga hidung dan
dadanya.
"Haha, gubuk ini saksi bisu dari awal persahabatan kita nih hihi"
ucap Difa sambil tertawa mengingat itu semua. Gilang pun ikut tersenyum
saat membayangkan itu juga.
"Kalau kita pisah nanti, jangan lupain gubuk ini yaaa, gubuk trio! Inget itu!" pesan Angel yang dianggukan oleh Difa dan Gilang.
"Ga kerasa, kita bentar lagi mau SMP ya." ucap Gilang menerawang. Diikuti pula oleh Difa dan Angel.
"Iya, dan aku bingung. Mama menawariku untuk pindah dari Bandung ke
Jakarta. Bagaimana menurutmu Lang, Dif?" tanya Angel pada kedua
sahabatnya.
Gilang dan Difa terperangah kaget. Ia tak menyangka Angel akan meninggalkan mereka.
"Kamu serius?" tanya Difa dan Gilang bersamaan. Angel hanya menunduk, dan mengangguk pelan.
"Oh, jadi kamu tadi dikelas ngelamunin mikrin hal ini ya?" tanya Gilang telak dan membuat Angel mengangguk lagi.
"Kapan kamu pindah?" tanya Gilang lalu merangkul bahu Angel dari sebelah kanan dan Difa mengusap rambut Angel dari sebelah kiri.
"kata Mama se..ce..pat..nya" ucap Angel sesenggukkan. Air mata telah
menetes deras dari kedua bola mata indahnya. Gilang semakin mengeratkan
rangkulannya pada bahu Angel dan Difa menunduk dengan tangan yang masih
setia mengelus rambut Angel.
"Mau kamu pergi ke belahan dunia manapun juga, asal kamu inget sama
kita dan gubuk kita ini, kita bakalan ga kenapa-napa kok Ngel" kata
Gilang lalu menghapus air mata Angel.
"Iya bener, kalo udah nyampe di Jakarta kamu harus sering-sering
komunikasi sama kita biar kita ka kelimpungan Ngel dan jangan lupa juga
sering-sering main ke Bandung dan ke gubuk ini" ujar Difa lembut.
Angel mengangguk dan mulai tersenyum. Membuat Gilang dan Difa
terdiam, mereka terpesona...sepertinya. Angel bingung, dan mulai
melambai-lambaikan tangannya pada wajah kedua sahabatnya.
"Lang, Dif, kalian gapapa kan? Hallo" ucap Angel yang masih melambai-lambaikan tangannya.
"Nah gitu dong Ngel, senyum jangan nangis." ucap Gilang Difa
bersamaan. Membuat Angel tersipu, wajahnya memerah dan Gilang Difa
saling pandang-pandangan dan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak
gatal.
"Apasih kalian!" ucap Angel pura-pura marah lalu menonjok kecil pundak Difa dan Gilang.
"Hahahaha" tawa mereka bersama, lalu Gilang merangkul Angel dan
Angel merangkul Difa. Wajah mereka sama-sama mengadah keatas langit yang
amat sangat cerah berwarna biru laut. Dengan sedikit suara gemericik
air dari danau didepan gubuk yang semakin membuat suasana mendukung.
"Pulang yuk?" ajak Difa pada Gilang dan Angel dan dianggukan oleh
mereka berdua. Selama perjalanan pulang tawa dan senyum tak
henti-hentinya luput dari wajah mereka.
Dengan tangan yang saling menggemgam, mereka pulang dengan bahagia dan seakan lupa dengan masalah Angel di gubuk tadi.
---
Disinilah, perjanjian kami di ikrarkan.
Gubuk kecil inilah, saksi bisu persahabatan kami.
Di gubuk kecil ini, persahabatan kami dimulai dan semakin erat.
Di gubuk inilah awal nama 'Trio' ada pada kami.
Seperti air, akan kami biarkan persahabatan ini mengalir terus mengikuti alirannya dan terus apa adanya.
Seperti pohon, yang akan membuat persahabatan kami ini semakin tumbuh besar dan kokoh.
Dan seperti persahabatan The Trio, yang akan terus untuk selamanya.
***
eaaaa, makin gajelas banget dah ini-,- Maap kalo ada typo wkwk:D
sincerely;
@Mutiaraara_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar