Kamis, 25 April 2013

LOVE... (part 3)


    Selamat pagi semuaaaaa......... Ara balik bawa part 3nya nih...hehe semoga suka dan gabosen ya. Enjoooy~




***

    Saat Ify dan Sivia sedang asik mengobrol. Tiba-tiba bel tanda berkumpul MOS untuk hari kedua mulai.

    Ify dan Sivia cepat-cepat keluar kelas mengikuti teman-temannya yang lain. Mereka tidak mau mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kali. Di hukum dan dipermalukan didepan lapangan oleh Ketua OSIS.

    Tiba-tiba Ify menepuk dahinya.

    "Astaga, Vi! Balik ke kelas Vi plis balik-balik, kebutuhan MOS gua ketinggalan di laci meja Vi, ayo balik Vi!" panik Ify yang langsung menarik lengan Sivia, padahal Sivia belum meng-iyakannya.
    "Dasar nenek-nenek. Ify, ify..." gumam Sivia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
    "Sial. Gua denger tau!" marah Ify membuat Sivia tertawa.

***

    "Fuuu, untung aja masih sempet ya. Kalo ga, kita berdua habis lagi Vi sama mereka" kata Ify sambil mengelus-ngelus dadanya lega. Sivia hanya mendecak dan menggeleng-gelengkan kepalanya 'lagi'.
    "Fy, lagian kenapa bisa ketinggalan di laci meja sih? Herman gua sama lo." kata Sivia singkat.

    “Heran Viaaaaaa…” kata Ify menjulingkan mata dan mengedikkan bahunya pada Sivia. Membuat Sivia mengerucutkan bibirnya lucu.

    "Test, test. Halo anak kelas 10! Apakabar kalian hari ini?" sapa seseorang yang ternyata ketua OSIS mereka, yap. Gabriel.

    Ify yang sedang memperhatikan depan lapangan, langsung memalingkan mukanya. Tampak acuh oleh Gabriel yang sedang mengoceh ria didepan lapangan. Di liriknya Sivia sebentar, lalu ia melongo kaget saat melihat Sivia yang menatap Gabriel dengan mata berbinar.

    "Gila Fy. Kak Gabriel ganteng banget, gua sih kalo jadi lo bakalan mau banget dan gaakan nolak waktu dia disuruh nganterin lo balik." kata Sivia dengan menganggung-agungkan Gabriel. Membuat Ify mendelik dan menatp Sivia garang.
    "Apasih lo Siv, biasa aja. Masih banyak cowok yang lebih ganteng dari dia." kata Ify sekenannya.

    Sivia langsung menghadapakan wajahnya pada Ify, dan menatapnya sebentar.

    "Serius lo Fy? Siapa emangnya?" tanya Sivia penasaran. Ify hanya tersenyum misterius. Membuat Sivia mendecak sebal.
    "Lo gitu aja sama guaaa. Oke. Udah berani nih mainnya rahasia-rahasiaan sama sahabat sendiri? Haha emang jaman?" ledek Sivia pada Ify.
    "Yailah, gitu aja marah. Ngambek. Ga seru lo ah." kata Ify dan langsung menyilangkan tangannya di dada.
    "Hei kalian bisa diem ga sih? Berisik tau." kata Orang yang berada disebelah mereka.

    Ify dan Sivia dengan segera menoleh kearahnya.

    "Lo siapa?" tanya Ify dan Sivia bersamaan.
    "Lo gatau gua? Kok jahat banget ya. Padahalkan kita sekelas." kata orang itu pura-pura ngambek.
    "Yah maaf ya, sumpah deh gatau. Oke oke, kenalin Alyssa Saufika tapi panggil aja Ify." kata Ify memperkenalkan diri pada orang itu.
    "Nah, gua Sivia Azizah. Panggil Via atau Sivia aja ya hehe." kata Sivia memperkenalkan diri diselingi tawa kecil.
    "Kenalin gua..."

***

    Gabriel tanpa sengaja melihat 3 orang gadis yang sedang asik berkenalan tanpa memperhatikan dirinya. Dan diantara 3 gadis itu ada salah satu gadis yang mungkin bakalan menjadi rivalnya disekolah ini. Dia itu, Ify.

    Gabriel mendecak sebal.

    "Hei kalian! Yang sedang asik mengobrol bertiga, silahkan maju kedepan lapangan, SEKARANG!" perintah Gabriel penuh penekanan. Membuat 3 siswi itu mendecak.

    "Kamprut. Kena lagi kita Fy sama si ketos sarap." kata Sivia cemberut.
    "Eh, nasib kita gini amat ye. Eh lo, maaf ya lo jadi kebawa-bawa gini." kata Ify penuh penyesalan diikuti tatapan sayu oleh Sivia.
    "Hahaha, gapapa kok. Santai aja sama gua, yuk kedepan." kata Orang itu seraya menggandeng lengan kedua teman barunya.

***

    "Anjrit. Lo lagi, lo lagi. Gaada bosen-bosennya ya nyari masalah terus. Emangnya ga cape?" kata Gabriel menyindir siswi yang baru saya datang untuk berdir depan lapangan.
    "Eh, kok sekarang berkembang biak ya? Jadi ada 3!" kata Alvin polos. Yang langsung mendapatkan jitakan jitu dari Gabriel.
    "Jadi, apa yang tadi kalian bicarakan saat saya sedang mengarahkan kalian?" ucap Gabriel lembut namun dingin.

    'Kepo amat ya jadi orang.' kata Ify, Sivia dan orang itu dalam hati.

    "Heh, jawab! Ga punya mulut ya?" kata Gabriel sekenanya. Membuat Ify naik pitam dan menginjak kencang kaki Gabriel seperti kemarin.

    Gabriel kegat dan mulai meringis. Ditatapnya Ify dengan tatapan niat menerkam gadis itu kapan saja.

    "Sialan! Lo ngincjk kaki gua untuk yang kedua kalinya Ify." kata Gabriel sinis dan masih dengan raut wajah yang kesakitan.

    Ify tersenyum puas melihatnya.

***

    Ify, Sivia, dan orang itu sedang berjalan menuju kantin kelas 10 yang berada di lantai bawah.

    "Oiya, duduk sana aja yuk. Gimana?" ajak orang itu pada Ify dan Sivia yang lalu dianggukki antusias oleh mereka.

     Sekarang Ify, Sivia dan orang itu sudah duduk di kursi kantin yang mereka pilih.

     "Oiya, nama lo siapa? Tadi keputus gara-gara ketos sarap nih." kata Ify.
    "Oiya sampe lupa, hihi. Kenalin gua Ashila Zahrantiara. Panggil Shilla aja." kata orang itu yang ternyata bernama Shilla.
    "Okeeey, bangapseumnida Ashilla!" kata Sivia yang berbicara pakai bahasa asing.
    "Via, lo suka korea juga ya?" kata Shilla dan membuat Sivia mengangguk dengan antusias.
    "Iya dong! Emang lo ga liat kalo muka gua oriental begini?" kata Sivia memamerkan wajahnya pada Shilla yang membuat Shilla tertawa. Ify yang ada di tengah-tengah mereka mulai tidak mengerti alur cerita mereka, mereka sedang membahas negeri ginseng itu dan ify disini buta akan hal itu.

    'Yaduuu nasib punya temen gila korea gini nih.' kata Ify dalam hati.

***

    Gabriel dan Alvin sedang berjalan beriringan menuju kantin kelas 11 yang berada di lantai 2.

    Sesampainya mereka di kantin, dengan cekatan Alvin mulai menyari tempat yang nyaman. Dan ketemu, ia langsung menunjuk kearah tempat tersebut lalu berjalan kesana diikuti oleh Gabriel dibelakangnya.

    "Oiya, Yel. Tau ga? Gua kemaren ketemu Ify masa..." kata Alvin memulai pembicaraan.
    "Uhuk...uhuk...uhuk." Gabriel tersedak saat mendengar cerita Alvin.
    "Pelan-pelan napa Yel, yailah napsu amat. Tenang itu mie kari ayamnya ga bakal gua minta kok." kata Alvin lalu menyodorkan segelas es teh dihadapan Gabriel. Gabriel meneguknya hingga tinggal setengah. Alvin melongo.
    "Anjir, lo aus Yel?" kata Alvin dan hanya diberikan cengiran oleh Gabriel.
    "Yaudah lanjut bey, kok lo bisa ketemu tuh cewek?" kata Gabriel centil pada Alvin. Dengan cepat Alvin menjitak kepala Gabriel. Itung-itung balas dendam saat Gabriel menjitaknya tadi di depan lapangan.
    "Kamprut. Ngapain manggil 'bey' segala sih? Kampay eoh." kata Alvin jijik.
    "Haha, canda. Yaudah lanjut, gua kepooo" kata Gabriel menyuruh Alvin melanjuti ceritanya.

    Alvin mulai menyeritakan aksi pertemuannya dengan Ify dari A-Z pada Gabriel. Setalah selesai Gabriel mulai menatap Alvin.

    "Najis lo. Ngapain natap gua kaya gitu..." kata Alvin yang langsung mendaratkan tangan kanannya pada wajah Gabriel dan mendorongnya jauh. Gabriel lagi-lagi meringis.
    "Kasar banget si lo, oiya gua juga mau cerita kejadian kemaren nih. Tapi...jan shock ye lu?" kata Gabriel memperingati dan hanya dianggukan saja oleh Alvin. Gabriel berdecak.
    "Ck. Jan ngangguk-ngangguk aja lu, serius nih." kata Gabriel yang lagi-lagi mendapat anggukan dari Alvin. Gabriel pasrah dan mulai menceritakan kejadiannya kemarin pada Alvin dari A-Z juga.

    Alvin melongo, benar-benar melongo mendengarkan cerita Gabriel barusan. Tapi tiba-tiba ia terbahak sejadi-jadinya membuat seisi kantin sekarang menatapnya heran.

    "Kampruuut. Ketawa lo minta dibayar amat! Berenti ga? Berenti Alviiin. Anak-anak mulai ngeliatin kita." kata Gabriel berbisik pada Alvin. Ia melayangkan tatapan maaf pada temannya-temannya.
    "Alvin diem lo!" marah Gabriel pada Alvin.
    "Hua..Hua...Hahaha maaf Yel, kelepasan gua wkwk. Lagian kok bisa gitu sih? Anjir Gabriel cupid lo keren amat ya...satpam sekolah, puu...puff." kata Alvin yang masih sedikit terbahak dan menahan tawanya agar tidak lepas lagi.
    "Sialan banget emang noh satpam sekolah kita, bisa-bisanya nyuruh gua nganter pulang tuh cewek. Ya Tuhan, amit-amit lah. Dihhh" Ucap Gabriel geli.
    "Hati-hati lho Yel. Mulutmu harimaumu, kena karma gua sukurin lo!" kata Alvin tegas. Gabriel meliriknya.
    "Kok di sukurin? Gitu ya lo, temen tuh gitu?" sindir Gabriel pada Alvin. Membuat Alvin mendesah.
    "Bukan gitu. Tapi seharusnya lo bisa jaga kata-kata lo Yel. Gaada yang tau kan, kalo suatu saat nanti lo malah suka sama tuh cewek?" kata Alvin menasehati.
    "Gua gabakal suka sama dia Vin, hati ini masih buat....dia." gumam kecil Gabriel lirih.

    Alvin menepuk pundak sahabatnya.

    "Move on dong bro! Yakali kagak move on-move on. Ga busuk noh hati?" sindir Alvin jail pada Gabriel. Membuat Gabriel menonjok bahu Alvin dan membuat si empunya bahu meringis.
    "Yaudah lah ya, ngapain jadi mellow begini sih?" kata Gabriel melirik Alvin. Dan Alvin hanya mengedikkan bahunya.

***

    Bel telah berbunyi, pertanda jam pelajaran mulai berakhir. Ify, Sivia, dan Shilla berjalan beriringan keluar kelas menuju depan gerbang sekolah.

    "Yaaah, gua udah di jemput masa. Maaf ya Fy, Vi. Gua gabisa nemenin kalian. Byeee, see you tommorow!" kata Shilla sambil melambai-lambaikan tangannya kearah Ify dan Sivia.

    Sekarang tinggal Ify dan Sivia yang berada di depan gerbang sekolah mereka.

    "Yaaaah Ify, gua udah dijemput  juga nih. Gapapa nih lo sendiri disini?" tanya Via khawatir. Dan Ify hanya membalasnya dengan senyum tipis.
    "Woles. Udah gih sana pulang. Hati-hati ya, see you!" kata Ify lalu melambai-lambaikan tangan kearah mobil Sivia yang dibalas Sivia dari dalam mobilnya dengan kaca mobil yang terbuka.
***

  "Tssh sendiri lagi gua." gumam kecil Ify. Tiba-tiba suara auman cagiva seakan mendekat kearahnya. Ify melihat seseorang yang menaiki cagiva itu, dan betapa kaget dirinyanya, ternyata itu Gabriel.

    "Telat di jemput lagi nona?" kata Gabriel dengan senyum miring. Ia sudah melepaskan helm fullfacenya.
    "Bodoamat. Emangnya ada urusannya sama lo?" kata Ify ketus. Gabriel tersenyum.
    "Mau nebeng gak? Tuh gua baik kan, ngajakin lo pulang bareng gua. Ada bonusnya pula." kata Gabriel sedikit menggantung bicaranya. Ify melirikinya.
    "Cih, apa bonusnya emang?" kata Ify pura-pura acuh. Gabriel tertawa kecil.
    "Bonusnya adalah...di goncengnya sama ketua osis nan ganteng." kata Gabriel sambil menaik-naikan alisnya menggoda. Membuat Ify kesal dan menggetok kepala Gabriel dengan tasnya.
    "Sialan. Lo cewek apa cowok sih? Kasar amat lo!" kata Gabriel sambil mengelus-ngelus kepalanya yang kena sasaran tas Ify.
    "Tau ah." kata Ify singkat lalu menjulingkan matanya dan mengedikkan bahunya. Kebiasaan.
    "Mau bareng ga?" tawar Gabriel sekali lagi. Ify menatap dan tersenyum miring.
    "Maaf dan terimakasih." kata Ify singkat tanpa menatap Gabriel.
    "Serius?" tanyanya lagi. Ify mengehentakkan kakinya kesal.
    "Dibilangin enggak ya enggak Gabriel." kata Ify ketus.
    "Sopan Fy! Gua kakak kelas tau!" kata Gabriel cemberut. Karena baru kali ini ada seorang adek kelas yang berani padanya.
    "Bodo" kata Ify singkat lalu menjulurkan lidahnya meledek Gabriel.
    "Lah malah ngeledek. Eh sumpah ya, gua tanya lagi nih mau nebeng ga? Mumpung gua lagi baik nih." tawarnya sekali lagi dan mendapatkan gelengan mantap dari Ify.
    "Serius Fy? Mendung lho ini..." kata Gabriel menakut-nakutinya.
    "Ish, engga ya enggak Gabriel. Maksa banget sih lo!" kata Ify ketus lagi.
    "Nih anak keras kepala amat ye, lu orang apa batu sih?" kata Gabriel bertanya polos. Membuat Ify mendelik dan mulai melakukan kebiasaannya. Menjulingkan matanya dan mengedikkan bahunya.
    "Yaudah kalo ga mau, gua tinggal ya?" kata Gabriel yang pura-pura ingin menyalakan cagivanya. Terlihat Ify sedikit memikir dan mengangguk pasrah.
    "Yaudah deh, gua bareng lo aja. Bosen juga nunggu supir yang kagak dateng-dateng." kata Ify yang langsung duduk diboncengan cagiva Gabriel.

    Ify tidak tau, kalau Gabriel tengah tersenyum penuh arti didalam helm fulfacenya.

***

    Ify sampai didepan rumahnya dengan selamat. Ify turun dan mengucapkan terimakasih kasih pada ketos sarapnya yang hari ini baik padanya.

    "Makasih Gabriel..." kata Ify tulus. Gabriel tersenyum sambil membuka helm fullface yang menutupi wajah tampannya.
    "Yoi, sama-sama. Lain kali ga usah muna ya Fy. Sayang lagi ada orang yang mau nganterin lo, apalagi ketos nan ganteng kaya gua." kata Gabriel yang mulai membanggakan dirinya sendiri.

    Tuk!

    Gotcha! Ify menjitak kepala Gabriel lagi. Membuat Gabriel meringis kesakitan.

    "Gila! Gaada sopan-sopannya ye lu jadi adek kelas." kata Gabriel sambil mengelus-ngelus kepalanya. Ify tertawa kecil.
    "Di luar jam sekolah ini, woles elah hahaha" kata Ify tertawa. Membuat Gabriel mentapanya tajam.
    "Gaada bedanya. Lo kalo disekolah juga sama aja kaya gini. Dasar kelakuan." kata Gabriel menggeleng-gelengkan kepalanya.
    "Bodoamat. Eh, lo gausah mampir ya? Kayanya rumah gua ga sudi gitu sih dimasuki orang kaya lo. Bye Gabriel, gua masuk duluan ya." kata Ify membuat Gabriel melongo se melongo-melongonya orang melongo.

    Biasanya, bukannya disuruh mampir gitu kan ya? Tapi ini malah di usir. Bener-bener deh. Gabriel dibuat pusing oleh Ify.

    Tak mau dipikirin dan ambil pusing, Gabriel mulai memakai helm fullfacenya dan menghidupkan cagivanya. Lalu melesat cepat meninggalkan rumah Ify.

***

    Ify memasuki kamarnya, lalu merebahkan tubuhnya mengingat kejadian barusan. Benar-benar ga nyangka Gabriel yang lebih dulu mengajaknya pulang bareng padahal kemaren ia menolak saat disuruh satpam sekolah untuk mengantarnya. Tapi ini? Benar-benar diluar akal.

    Ify mulai senyum-senyum tak jelas.

    'Sebenernya Gabriel ganteng, tapi dia gitu sih.' ucap Ify pelan dalam hati.

    "Ify gila! Bisa-bisanya lo bilang gitu. Yaduuu Ify, jangan sampe lo kena pesona tuh ketos sarap Fy. Ayo sadar-sadar!" kata Ify yang memukul kepalanya tidak terlalu keras dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
    "Pusing gua. Tapi bener sih, kalo Gabriel itu sebenernya ganteng. Astaga. Lo ngomong apa sih Fy, gila-gila" kata Ify yang menggeleng-gelengkan kepalanya lagi. Bener-benar tadak mengerti apa yang sedang Ify fikirkan saat ini, yang pasti saat ini fikirannya hanya tertuju pada...Gabriel.

***

    Part 3nya selesai juga deh...hihi. Semoga suka, maap pendek...maap banyak typo...maap ga jelas...pokoknya beribu-ribu maap ya(?) hehe:D

Sincerely;
@Mutiaraara_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar