Selasa, 30 April 2013

LOVE... (PART 4)


    Hehe, ini part 4nya. Semoga suka yaaaaa:)
    NB: Yang kena tag itu yang comment+like di part sebelumnya:D
   WARNING: SPACE ERROR!



    ***
    
     Gabriel telah sampai di depan gerbang rumahnya. Dengan santai ia mulai membuka kunci pagarnya lalu memasukkan cagivanya dalam garasi.

    "Gabriel pulaaaaang" teriaknya saat memasuki rumahnya. Terdengar derap langkah kaki seseorang mendekat.
    "Akhirnya lo pulang juga kak." kata seseorang di belakang Gabriel. Gabriel menatapnya dan mengangkat satu alisnya.
    "Kenapa?" tanyanya pendek. Orang itu menunjukkan sebuah buku paket IPA pada Gabriel.
    "Ini, ajarin gua IPA dong kak...lo kan jago" katanya memohon.
    "Okey, tapi bentar ya? Gua mau mandi dulu nih geraaah." kata Gabriel lalu berlalu dari orang itu. Baru beberapa tiba-tiba saja Gabriel berbalik.
    "Oiya, Ray. Tolong kunci pintu gerbang dong. Gua lupa ngunci tadi." suruhnya pada orang itu yang bernama Ray, yang notabenenya adalah adik satu-satunya.
    "Cih, dasar pikun. Iya-iya." kata Ray menggerutu dan berlalu menuju gerbang rumahnya.
***

     Sivia sedang duduk termenung, tiba-tiba saja seseorang mendekatinya.

    "Kak Via..." panggilnya. Sivia kaget dan menoleh ke asal suara.
    "Eh, Acha. Kenapa Cha?" tanya Sivia lalu menyuruh Acha duduk di atas kasurnya.
    "Ajarin Acha ini dong kak, PR IPA nih. Acha ga begitu ngerti." kata Acha lalu menyodorkan buku paket IPA pada kakaknya.
    "Oh. Dikirain kenapa, okey kakak ajarin. Tapi beliin kakak coklat ya. Mau?" canda Sivia pada Acha.
    "Yah, kak Via. Kalau bantu tanpa pamrih dong kak..." kata Acha cemberut. Sivia lalu tertawa kecil dan mengacak poni Acha, adiknya.
***

      Took...
      Toook...

    "KAK IFYYY, KAK ALYSSSA, KAK IPOOOY" teriak heboh seseorang dari luar kamar Ify. Membuat Ify jengkel dan langsung membuka pintu kamarnya.
    "Bantuin Ozy kak, sumpah ini genting sangaaaat!" kata Ozy panik. Membuat Ify menaikkan alis matanya.
    "Santai, Zy. Bantu apaan sih emangnya?" kata Ify penasaran.
    "Nih, cepet kak. Bantu Ozy negrjain PR IPA Ozy, besok di kumpulin. Malah gurunya killer pula. Genting banget kan kak? Makanya ayo bantuin kak..." kata Ozy polos. Ia tak tau kalau Ify sudah mengepalkan tangan.
    "Zy." kata Ify pelan memanggil nama Ozy. Ozy hanya mengangguk
    "Buku paket lo tebel banget ya. Malah berat juga lagi." kata Ify mengambil buku paket IPA Ozy lalu menimangnya.
    "Emang kak, baru tau?" tanya Ozy yang masih belum ngerti.
    "Kayanya enak banget nih buat..." kata Ify yang sengaja menggantung bicaranya. Ozy bingung.
    "Enak buat apaan kak?" kata Ozy penasaran. Dan...

    DUAAAK!

    "Enak banget buat mukul kepala lo Zy! Hahahaha" kata Ify yang langsung menggetok kepala Ozy pakai buku paket IPAnya membuat Ozy meringis dan mengelus-elus kepalanya.
    "Kamprut. Sakit, Ipoooy!" kata Ozy meringis. Ify hanya tertawa.
    "Yaudah, jadi minta di bantuin ga nih?" tawar Ify yang sekarang serius pada Ozy. Membuat Ozy mendengus.
    "Ogah amat. Lo mah nanti gabakalan ngajarin gua, paling-paling gua jadi dendeng enak nantinya..." kata Ozy lalu berangsur turun dari lantai kamar Ify.
***

     -Paginya-

    SMP TARUNA terlihat sangat ramai. Apalagi pada kelas 9-6, terdengar suara bising dari sana. Ozy yang baru memasuki kelasnya sudah heboh sendiri.

    "WOOOOY, siapa yang udah ngerjain IPA? Gua liat dongggg" teriak Ozy pada teman-teman sekelasnya.
    "Pagi-pagi udah bawel amat ya lu. Nih gua udah ngerjain nih, berkat bantuan kakak gua yang baik hati." kata seseorang lalu menyerahkan buku tulisnya pada Ozy.
    "Ih, Acha. Makasih banyak yaaa, Acha baik banget deh. Bener-bener dewi penyelamat." kata Ozy gombal. Membuat pipi Acha merona.
    "Apaan sih Zy!" kata Acha salting lalu meninju bahu Ozy pelan.
    "Wetzzz, masih pagi bro. Sudah bercinta ajaaa." celetuk sableng seseorang pada Ozy dan Acha. Membuat Ozy mendelik dan dengan sigap melempar orang itu dengan kertas yang sudah ia remas-remas.
    "Kamprut. Ngomong asal jeplak aja lu, Dev. Ngiri? Gih sana sama Keke." kata Ozy sekenanya. Membuat Deva melototkan matanya.
    "Heh, ogah amat gua sama si Keke curut." kata Deva acuh, tak menyadari kalau Keke sudah berdiri di belakangnya.
    "Ngatain depan muka gua sini, jan di belakang. Siapa yang curut? Enak aja tuh mulut jeplak!" kata Keke marah lalu menendang kaki Deva tepat di tulang keringnya. Membuat Ozy dan Acha meringis, terlebih-lebih Deva.
    "Halllo, everybodaaaay(?) Raynald, datang" teriak Ray tak kalah heboh dari Ozy saat memasuki kelasnya. Yang langsung di lirik oleh Ozy dan Deva.
    "Ngapain lau-lau pada ngelirikin gua? Gua ganteng ya? Haha terimakasih. Itu sudah pasti." kata Ray Pe-De. Dan...

    Tuk!

    Dua jitakan dari Ozy dan Deva menjadi sarapan paginya. Ray meringis sakit.

    "Kampruuut!" teriak Ray pada Ozy dan Deva, yang di teriaki gak sadar diri. Mereka hanya tertawa terbahak. Sedangkan Keke dan Acha yang berada di tengah-tengah mereka hanya memandang mereka dengan tatapan tak mengerti.
***

     Ify memasuki sekolahnya dengan senyum merekah terpampang jelas di wajahnya. Kemarin itu bukan sebuah mimpi indah, namun benar-benar nyata. Sesampainya Ify diruang kelasnya, Ify masih saja tersenyum. Membuat Sivia dan Shilla yang sudah duduk di bangku masing-masing heran melihat Ify seperti itu.

    "Lo kenapa deh, Fy?" tanya Shilla to the point pada Ify. Di anggukkan kepala oleh Sivia. Ify menatap kedua sahabatnya, dan ia tersenyum lagi. Membuat kedua sahabatnya bergidik ngeri.
    "Lo jangan nakutin kita-kita dong, Fy. Cerita lah, lo kenapa? Kayanya lagi happy banget ya..." kata Sivia, dan Ify mengangguk senang.
    "Via pinter! Gua emang lagi happy banget Vi, Shill..." kata Ify lalu senyum-senyum kembali. Membuat Sivia san Shilla menggelengkan kepalanya.
    "Cerita kek, Fy..." rajuk Shilla dan Sivia padanya.
    "Kepo yaaaa?" ledek Ify lalu menjulurkan lidahnya pada Shilla dan Sivia.
    "Iya, bangeeeet." katanya berbarengan.
    "Ebujuk, kompak amat lu pada kaya pramuka." kata Ify geli.
    "Tenang, gua ceritain kok nanti. Pas istirahat ya? Tapi jan shock okey..." kata Ify memperingati mereka.
    "Siap boss!" kaya Sivia dan Shilla berlagak memberi hormat kepada Ify.
***

    Tak ada bedanya dengan Ify. Sejak memasuki kelas Gabriel sudah menampangkan senyuman merekah di bibirnya. Membuat teman-teman sekelas mereka melongo melihat Gabriel yang tak biasanya seperti itu. Seperti tak mempedulikan keadaan sekitar, Gabriel berlalu, lalu mendudukki bangkunya. Di ikuti tatapan heran teman-teman sekelasnya, dan...Alvin.

    Alvin memandang aneh kearah sahabatnya, mengecek dahi sahabatnya dan gotcha! ia tak panas, berarti Gabriel sedang tidak sakit. Jadi dia...kenapa?

    Alvin menggeser bangkunya sedikit mendekat kearah Gabriel.

    "Ye, lu napa? Jangan bikin gua takut kek." bisik Alvin pada Gabriel. Gabriel hanya meliriknya dan mulai melanjutkan kegiatannya yang sempat terganggu. Alvin bergidik, lalu meninju bahu Gabriel.
    "Apaan sih?! Ganggu orang seneng aja sih." kata Gabriel marah. Alvin hanya menunjukkan cengiran lebarnya.
    "Lo kenapa? Tumben begini. Cerita lah..." kata Alvin merajuk.
    "Iya, pasti. Tapi pas isitirahat ye? 5 menit lagi bel soalnya. Kayanya gabakal bisa diceritain dalam waktu 5 menit." ucap Gabriel lalu di angguki oleh Alvin.

    Dan benar saja, sesudah Gabriel mengatakan seperti itu bel sekolahnya sudah membunyikan bel tanda masuk dan pelajaran pertama akan dimulai.
***

    Bel jam istirahat pertama mulai di bunyikan, anak-anak kelasan Ify mulai grasak-grusuk membereskan buku pelajaran mereka. Ada yang memasukinya kedalam tas, ada yang memasuki di laci meja, dan ada yang dibiarkan saja berada di atas meja dan langsung melesat meninggalkan kelas menuju kantin saat guru pengajar meninggalkan kelas.

    Shilla dan Sivia lalu segera merapat kearah bangku Ify. Mendesak Ify untuk bercerita seperti apa yang di janjikannya tadi pagi.

    "Ebujuk, sabar buuuu" kata Ify geli melihat kedua sahabatnya yang sudah duduk manis di samping dan di depan dirinya. Dengan Shilla di samping Ify dan Sivia di hadapan Ify.

    Sivia dan Shilla mendengus.

    "Gabisa sabar Fy. Gua udah keburu kepo ama cerita lo. Buru cerita." paksa Sivia agar Ify segera bercerita. Di angguki oleh Shilla. Lagi-lagi Ify hanya tertawa geli melihat kelakuan sahabatnya ini.
    "Ish, malah ketawa" decak Shilla sebal.
    "Tau nih." kata Sivia yang ikut-ikutan.
    "Sabar ya sabaaaaar. Sekarang gua laper. Kantin yuk!" kata Ify yang langsung menarik lengan kedua sahabatnya. Dan yap! Dirinya mendapatkan tatapan tak suka dari sahabatnya. Lagi-lagi Ify hanya tertawa.
***

    "Kantin ga? Sekalian gua mau nagih janji elo sama gua tadi!" kata Alvin yang mengajak Gabriel ke kantin. Gabriel menganggukan kepalanya.
    "Kantin lah. Ini cacing-cacing di perut sudah mendendangkan lagu keroncong begini. Iya tenang gabakal lupa kali gua juga." kata Gabriel lalu berdiri dari bangkunya dan berjalan beriringan di sebelah Alvin.
***

-Di Kantin-

    Ify, Shilla, dan Sivia sedang memilih menu apa yang akan di pesan. Hari ini, adalah jadwal Ify yang bertugas memesan makanan.

    "Udah belom sih milihnya? Lama amat. Keburu penuh tau." kata Ify yang sedikit melirik kedua sahabatnya yang sedang bingung untuk memesan makanan apa.
    "Sabar napa, Fy. Ini juga lagi di pilih. Tapi bingung." kata Shilla dengan mata yang masih menatap menu makanan kantin.
    "Ck, lama." decak Ify sebal.
    "Udahlah, gua pesenin sama kaya gua aja yak? Lo kebanyakan milih." kata Ify santai, lalu berjalan cepat kearah salah satu kedai makanan di kantinnya. Diikuti tatapan tak suka oleh Sivia dan Shilla.

     "Ah, akhirnya kenyang juga. Ga jadi marah gua Fy sama lo hihi." kata Sivia lalu mengelus-ngelus perutnya pertanda ia sudah kenyang. Shilla hanya senyum menanggappi omongan Sivia.
    "Nah, Ify. Ayo cerita sekarang!" kata Shilla yang ternyata masih ingat dengan janjinya. Ify melengos.
    "Yah, inget aja sih lo. Kirain udah pada lupa." kata Ify lalu menopangkan dagu.
    "Jadi?" kata Sivia.
    "Iya-iya gua cerita. Jadi tuh kemaren gua..." dan mulailah cerita Ify pada kedua sahabatnya tentang Ify pulang bareng oleh Gabriel. Membuat Shilla dan Sivia melongo hebat.

    Tik.

    Ify menjentikkan jarinya kearah wajah kedua sahabatnya. Tiba-tiba saja Sivia bertepuk sekali dengan tampang yang masih terkejut. Demikian juga yang terjadi pada Shilla.

       "Itu serius Fy? Lo gaboong kan?" tanya Sivia masih dengan wajah terkejut. Ify mendecak.
       "Yailah. Gitu aja lu sama gua. Yakali gua boong enggalah." kata Ify lalu sedikit menyesep es tehnya.
      "Tapi, waktu itu lo nolak ajakan kak Gabriel waktu dia disuruh pas satpam nganterin lo..." kata Sivia mengingat kejadian sebelum-sebelumnya. Membuat Ify melengos.
      "Jangan-jangan....." kata Shiila menggantungkan bicaranya. Membuat Ify melirik kearahnya.
      "Jangan-jangan kenapa, Shill?" tanaya Ify santai. Shilla mentap Ify sebentar, lalu tersenyum.
      "Jangan-jangan.....elo udah kepincut sama kak Gabriel yaaa? cie Ify...." ceplos Shilla yang langsung membuat Ify tersedak dan Via tertawa.
      "Aduh, Ify. Pelan-pelan minumnya Fy..." kata Sivia yang masih tertawa sambil menepuk-nepuk punggung Ify dari belakang. Ify menatap sinis kearah Sivia dan Shilla.
    "Sivia berenti ketawa! Dan, Shilla...astagfirullah gaakan gua suka sama ketos sarap macem Gabriel mah." ujar Ify.
    "Ntar kena karma baru tau rasa lo!" ucap Shilla lalu tertawa mengikuti Sivia. Ify manyun.
    "Rese lo semua!" kata Ify lalu melanjutkan minumnya, tanpa jeda, sehingga habis seketika. Membuat Shilla dan Sivia bengong. Ify menatapnya.
    "Apa?!?!" tanya Ify garang pada kedua sahabatnya.
***

    Di sekolah yang sama, dengan tempat dan kantin yang berbeda. Terlihat dua anak-anak laki-laki asik mengobrol. Yak, siapa lagi kalo bukan Alvin dan Gabriel. Si dua sejoli yang kemana-kemana selalu berdua, tetepi pengecualian untuk pergi ke kamar mandi.

    "Janji cerita lo cuy." ingatkan Alvin pada Gabriel. Gabriel melirik sebentar, lalu mengangguk.
    "Buru!" perintah Alvin yang membuat Gabriel berdecak.
    "Sabar, cuy. Gua lagi makan iniii..." kata Gabriel lalu sedikit menyesap kuah mi kari ayamnya. Alvin melengos.
    "Ah, kandas juga akhirnya. Aduh kenyaaaang." kata Gabriel lalu mengelus perutnya yang kekenyangan. Alvin hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan sahabatnya.
    "Udah kenyang kan? Buruan cerita!" suruh Alvin lagi.
    "Bentar Vin, gua seret nih pen minum. Mana es teh gua abis pula." kata Gabriel peres.
    "Alasan mulu, lo! Ceritaaa..." kata Alvin sedikit menggebrak meja kantin. Tidak menimbulkan perhatian namun langsung di polototti tajam oleh Gabriel.
    "Shyt. Gausah ngegebrak juga bey!" goda Gabriel pada Alvin. Membuat Alvin bergidik.
    "Iya, iya. Gua cerita. Inget yaaa...jangan sampe lo gebrak meja kaya tadi, okay?" kata Gabriel yang diangguki oleh Alvin.
    "Jadi gini ceritanya Vin, gua kemaren itu..." dan mulailah Gabriel menceritakan kejadian pulang barengnya bersama Ify. Semuanya ia ceritakan dari awal sampai akhir tanpa ada sisa. Dan sepanjang dirinya bercerita, Gabriel terus memasang senyumnya, walau tipis. Okay, itu amat sangat langka untuk seorang, Gabriel.
    "Oh." respon Alvin saat Gabriel selesai bercerita. Gabriel melototkan matanya. Dan...

    TUK

    Jitakan jitu Gabriel tepat mengenai ubun-ubun Alvin. Membuat Alvin mengaduh dan meringis kesakitan.

    "Monkey. Gua udah cerita panjang lebar gini responnya cuma OH? Cuma OH?" desis Gabriel kesal, dan terlihat Alvin hanya nyengir gajelas kearahnya.
    "Gausah nyengir lo! Kesel gua sama lo!" kata Gabriel lalu menonjok bahu Alvin, agak kencang. Membuat si empunya mengaduh dan meringis lagi.
    "Shyt. Gua kan bercanda Yel." kata Alvin sambil mengelus-ngelus bahunya yang baru di tonjok Gabriel.
    "Bodo amat." ucap Gabriel acuh.
    "Yah. Gitu aja ngambek lo. Yakin nih, yang kaya gini Ify bakal tertarik? Cih." kata Alvin meledek. Gabriel mengangkat kepala lalu melirik Alvin.
    "Kamprut. Ngapain bawa-bawa Ify sih." kata Gabriel lalu mengacak-ngacak rambutnya.
    "Lo napa, bro? Jangan bilang elo...." kata Alvin menggantung pembicaraannya.
    "Kenapa?" tanya Gabriel.
    "Jangan bilang lo....naksir Ify?!" kata Alvin telak. Membuat Gabriel terdiam dan mulai melamun.
    "Gua juga gatau Vin, naksir yah? Hahaha..." kata Gabriel tertawa hambar. Alvin yang duduk disampingnya hanya bisa menepuk-nepuk punggung Gabriel.
***
    
     Bel jam istirahat pertama di SMP TARUNA baru saja di bunyikan. Anak-anak mulai berbondong-bondong ke luar kelas untuk melayani cacing-cacing diperut mereka yang mulai ber orkestra.

    "Ozy, Deva...ke kantin ga lu?" teriak Ray sambil berjalan kearah bangku kedua sahabatnya.
    "Iye lah. Lu ga denger nih ada yang konser disini?" kata Deva lalu menunjuk kearah perutnya. Ray menggelengkan kepalanya.
    "Sarap lu ah, Dev!" kata Ozy lalu beranjak dari bangkunya dan berjalan kearah bangku...Acha.
    "Katanya laper, tapi masih sempet-sempetnya gitu nyamperin bangku gebetan." kata Deva berdecak, Ray tertawa.
    "Ngiri? Kesana gih. Kan ada Keke noh disebelahnya..." kata Ray menuruh Deva untuk menyamper Ozy. Karena Acha duduk bareng Keke.
    "Apasih." elak Deva. Ray kembali tertawa.
***

-Kantin SMP TARUNA-

    "Neng Acha, sini aaaaaa" kata Ozy berusaha menyuapi mie ayam ke Acha. Acha menggeleng, wajahnya sedikit merona.
    "Apasih Zy." kata Acha lalu menurunkan tangan Ozy. Mukanya semakin merah. Deva, Keke, Ray hanya cekikian melihatnya.
    "Cieeeee" sorak mereka bertiga. Ozy langsung menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal, dan Acha mukanya makinnnnnn memerah.
    "Kayanya, bakalan ada pesta nih." ucap Keke meledek sambil melirik Ozy dan Acha.
    "Bener, Ke. Sekelas bisa kali nih traktir." kata Deva lalu ber high-five dengan Keke dan Ray.
    "Tapi inget ya, kita harus yang paling gede." lanjut Ray. Mereka tak perduli dengan rona merah yang ada di wajah Ozy dan Acha.
    "Apasih kaliaaaan! Udah makan lagi cepet, keburu masuk." kata Acha beralasan menyuruh mereka makan lagi. Ray, Keke, Deva semakin tertawa.
***

-Sepulang Sekolah-

    "Yel, basket yuk? Udah lama ga basket nih kita." ajak Alvin pada Gabriel.
    "Ayook, dah. Gua juga males dirumah, sepi. Kagak ada siapa-siapa juga." kata Gabriel menanggapi.
    "Lah, kembaran lo belom balik?" tanya Alvin.
    "Belom lah. Ntar baliknya juga bareng sama nyokap bokap gua Vin." kata Gabriel.
    "Okedeh. Kangen gua sama dia. Biasanya sering main bertiga kita. Hahaha" ucap Alvin ber-nostalgia. Membuat Gabriel ikut tertawa.
    "Yaudah, ayook. Keburu sore nih." ajak Gabriel.
    "Gapapa. Siapa tau kalo pulang sore lo bisa ketemu Ify lagi, terus pulang bareng lagi..."kata Alvn meledek Gabriel. Membuat muka Gabriel memerah.
    "Apaansih, enggalah." kata Gabriel mengelak.
    "Halah, cieee Gabriel." kata Alvin semakin menggoda Gabriel.
    "Vin, ga mulai deh!" kata Gabriel yang mulai salting akibat godaan Alvin. Alvin hanya cekikikan dan mem 'peace' kan tangannya, membuat Gabriel melengos.
***
    
     "Neng Acha...abang Ozy pulang duluan yaaa, dadah neng Acha." gombal Ozy lalu melangkahkan kakinya keluar kelas. Diikuti Ray dan Deva dibelakangnya sambil geleng-geleng kepala.
    "Heran gua, Zy. Lo berdua sama-sama suka kan? Terus kapan dornya?" kata Ray. Deva mengangguk-angguk.
    "Haha, adalah. Yang pasti engga sekarang lah gua nembaknya." kata Ozy lalu tersenyum misterius.
    "Terus kapan?" tanya Deva penasaran.
    "Adalah. Pokoknya lo pada bantuin gua ye?" kata Ozy.
    "Pastilah di bantu. Yakali engga. Sahabat macem apa kalo gitu mah." kata Ray lalu merangkul Ozy dari sebelah kanan dan Deva dari sebelah kiri. Membuat Ozy tersenyum.
    "Nah, kalo lo Dev, kapan nembak Keke?" ceplos Ozy polos, yang langsung membuat Ray terbahak, dan Deva mendelik.
    "Apa-apaan dah. Emang gua suka sama Keke apa?!" kata Deva garang namun terlihat gugup.
    "Jujur ajaaa..." kata Ray sambil ketawa.
      "Engga, gua gasuka sama dia." kata Deva ketus. Semakin membuat Ray terbahak.
    "Ciyus?" kata Ozy ikut meledek Deva.
    "DE-MiI TU-HAAAAAAN" kata Deva mengikuti tingkah laku seperti Arya Wiguna. Yang semakin membuat Ray dan Ozy terpingkal geli.
    "Udah kek ketawanya. Puas amat." dengus Deva.
***

     Hallo, ini part 4nyaaa…gimana? Hehe. Maaf kalo masih pendek._. maaf kalo banyak typo juga yaaa hehehehe.

     Sincerely;
     @Mutiaraara_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar