Selasa, 27 Oktober 2015

(One-Shoot) Mengenangmu...

Mencintaimu itu amat sangatlah mudah.
Tetapi...
Mengapa Melupakanmu itu tidak sama saat Aku Mencintaimu? 



---

Ify membolak-balikkan buku diarynya yang sudah usang. Buku diary sewaktu ia duduk dibangku SMP. Ify kadang tertawa, tersenyum, dan kadang juga ia terdiam melihat tulisannya di lembaran yang sekarang sudah berwarna kecokelatan. Mata Ify tiba-tiba saja menatap jatuh pada sehelai foto yang berada di tengah lembaran diarynya.

Foto itu, foto Rio. Mario Stevano tepatnya. Cinta pertamanya di SMP. Yang tiap detik, menit, dan jam selalu Ify amati. Ify mengagumminya seperti ia mengangummi bintang. Ify menganggap Rio sebagai bintangnya. Bintang yang amat sangat mustahil untuk ia capai...

Tesss

Tiba-tiba saja bulir air mata Ify menetes mengenai lembaran diarynya. Ia memeluk erat selembar foto itu di dekapannya dengan bulir air mata yang semakin deras. Ia amat sangat merindukan...Rio.
***

-Flashback On-

"Eh, gua denger-denger Rio sekarang itu sering ikut-ikutan balapan liar lho, yang deket sekolah kita itu loh sircuitnya. Berani banget ya? Padahal kan masih SMP" gosip teman Ify. Ify yang mendengarnya membelalakkan matanya kaget. Ia tak percaya Rio, cintanya seperti itu. Ify terus menguping pembicaraan temannya.
"Dan katanya, Rio ikutan kaya gitu tuh gara-gara patah hati." lanjut gosip teman Ify lagi.

Deg.

'Patah hati? Rio patah hati?' Ify menggumam kecil. Ia merasakan ada yang sakit di dadanya, dan itu...hatinya.

"Jadi selama ini lo...suka sama orang lain ya Yo?" lirih Ify lalu menyelempangkan tasnya dan berlari meninggalkan kelasnya dengan airmata yang menetes semakin lama semakin deras.
---

-Paginya-

Seperti biasa, Ify selalu menunggu angkot di depan jalan raya perumahannya untuk berangkat ke sekolah. Namun sudah beberapa menit angkot yang Ify tunggu tidak kunjung tiba. Ify mendesah pasrah. Ia sudah berfikir ia akan telat. Dengan langkah gontai, Ify mulai berjalan kaki menuju sekolahnya.

CRAAASH

Tiba-tiba sebuah motor melaju pesat melewati sebuah lubang yang tergenangi air kotor. Dan yap! Air itu mengenai seragam baju Ify. Dengan tampang shock Ify mulai panik melihat seragamnya yang benar-benar kotor. Ify lalu memandang motor itu yang mulai menjauh. Tiba-tiba ia tercekat.

B 2410 RFM

"Itukan...plat motor Rio..." gumam kecil Ify. Lalu menggelengkan kepalanya, ia tak menyangka Rio akan setega itu. Seengganya ia turun dan meminta maaf padanya. Tapi ini?

Ify mendesah, ia sakit hati oleh Rio. Tapi kenapa, ia tak berusaha melupakannya?
---

-2 bulan kemudian-

Ify memasuki sekolahnya, sekarang ini kelas 9 lagi dalam masa perang-perangnya. Ujian dimana-mana. Ify bingung dengan keadaan di sekolahnya yang tiba-tiba ramai.

Ify semakin mempercepat langkahnya. Dan menatap kearah mading yang di kerumuni itu. Dan ternyata hanya pengumuman pemenang lomba baca puisi waktu itu. Tapi kenapa, hati Ify tak enak?

Hari ini adalah hari Senin, upacara bendera akan dimulai 5 menit lagi. Ify sudah rapi dengan atribut-atribut yang harus ada saat upacara bendera. Ify melihat kearah kelas 95, kelas Rio. Namun ia mendesah, Rio belum datang ternyata. Namun, Ify merasa hatinya semakin tak enak.

Saat pembawa acara upacara bendera bilang bahwa akan ada pengumuman anak-anak menanggapinya dengan wajah kecewa. Mereka kira upacara telah selesai, tetapa malah ada pengumuman lagi.

Tidak seperti anak-anak yang lain, Ify siap mendengarkan pengumuman itu dengan hati berdebar. Apalagi saat kepala sekolah mereka maju kedepan dengan muka, sedih? Ada apa ini... Ify semakin gusar.

"Bapak berharap kejadian ini takkan pernah keulang lagi. Tadi pagi, sekolah ini baru saja mendapat kabar duka. Bahwa kakak kelas dan teman kalian yang bernama Mario Stevano Aditya Haling dari kelas 95, baru saja meninggalkan kita karena gegar otak yang tak bisa di selamatkan akibat kecelakaan bermotor minggu lalu. Mari kita berdoa agar arwah Rio di terima di sisi-Nya." kata bapak kepala sekolah itu, matanya memerah.

Teman-teman Ify menjerit tangis, kaget? Tentu. Ia tak menyangka Rio akan pergi secepat itu. Begitu pula Ify. Ia menggigit bibirnya, ia menangis dengan kerasnya, ia tak percaya. Tiba-tiba seseorang menenangkannya dari belakang. Itu Acha, sahabatnya yang mengetahui kalau dirinya menyimpan perasaan khusus untuk Rio.

-Flashback Off-
***

Ify kembali menangis saat mengingat itu. Bahkan sampai saat ini Rio belum tau perasaannya. Rio tidak tau kalau Ify mencintainya, menyayanginya. Ify rindu Rio. Sangaat.

*** 

Takkan pernah habis, air mataku bila ku ingat tentang dirimu... 
Mungkin hanya kau yang tau, mengapa sampai saat ini, ku masih sendiri... 
Adakah disana, kau rindu padaku, meski kita kini ada di dunia berbeda... 
Bila masih mungkin, waktu ku putar, kan ku tunggu, dirimu... 

Biarlah ku simpan... 
Sampai nanti aku, kan ada disana... 
Tenanglah dirimu, dalam kedamaian... 
Ingatlah cintaku, kau tak terlihat lagi... 
Namun, cintamu abadi... 
*** 

ancur-_- maaf kalo jelek, pendek, dll:'D 

Sincerely; 
Ara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar