Selasa, 27 Oktober 2015

(One-Shoot) Fix You


Tittle: [Drabble] Fix You. 
Genre: Romance, Humor, Fluff. 
Main Cast: Deva Ekada ∞ Keke Angeline 
Other Cast: Find by yourself~ 

---Disclaimer: plots, story, and posterfict are mine. Dont like? Dont read. Simple as that:) respect! 

---Notes: HAAAAAI! aku balik lagiii, bawa drabble DeKe! Siapa yang kangen DEKe?!?!?!?!?! Wkwk dan kayanya ini...songfict? hehehe. Maaf kalo aneh, ganyambung banget dan banyak typo. Ini drabble ya, jadi emang pendek. Ada yang gatau drabble? Ayooo search di google~:D 
Drabble of DeKe 
6 pages & 1.867 words 
©araaassi’s present 





---***--- 
When you try your best but you don't succeed 
(Saat kau berusaha sebaik-baiknya namun kau tak berhasil) 

When you get what you want but not what you need 
(Saat kau dapatkan yang kau inginkan namun tak kau butuhkan) 

When you feel so tired but you can't sleep 
(Saat kau merasa begitu lelah namun tak bisa terlelap) 

Stuck in reverse 
(Selalu terbayang masa lalu) 
---***--- 

Keke berjalan pelan memasuki sekolahnya. Wajahnya sayu, matanya memerah dan rambutnya sedikit acak-acakan layaknya orang frustasi. Ia mempelajari materi Fisika untuk ulangannya nanti. Dan Keke berharap, nilainya akan lebih baik dari nilai-nilai Fisika sebelumnya. Ya, Keke sangat―sulit pada mata pelajaran, Fisika.
Keke telah sampai dikelasnya dan duduk dibangku barisan ketiga dari kanan bersama sahabat cowoknya, sebut saja, Deva Ekada. Deva adalah sahabat cowok Keke dari kelas 1 SMA. Karena sejak kelas 1 SMA-lah awal mereka dekat. Dan bahkan kini mereka sekelas.
Deva menatap Keke dengan alis berkerut, “Ngeronda lagi, lo?” Tanya Deva yang dengan mantap diangguki oleh, Keke. Deva menggeleng melihat kelakuan sahabat perempuan di sebelahnya. “Fisika?” Tanya Deva lagi dan itu membuat Keke mengangguk lagi. Deva mendecak sebal, “Lo kan bisa nanya sedikit-sedikit sama gua nanti, Ke. Gausah sampe, ngeronda gitu.” Keke menatap Deva dengan iris cokelatnya, “Lo gila. Masa setiap Fisika gua nanya lo mulu?” Deva mendecak lagi. “Lo nanya gua juga nilai lo tetep segitu-gitu aja, Ke. Gimana nanti? Yakin bakal naik atau malah...nol?” Ucap Deva sedikit menggoda Keke, membuatnya mengerucutkan bibirnya beberapa senti dan memukul lengan Deva bertubi-tubi membuatnya meringis menahan serangan Keke.

***---***

Keke menjatuhkan kepalanya pada meja kelasnya. Ia tak kuat menahan kantuk yang menyerangnya. Deva melihatnya dengan alis berkerut. Pasalnya, ini masih jam ulangan Fisika. Dan Keke? Dengan santainya tidur-tiduran, ugh apa tidur beneran ya?
“Ke, Keke... Wake up! Udah selesai, emangnya?” Keke yang baru saja ingin terlelap terbangun kembali akibat bisikan Deva yang mengganggu proses dirinya pergi ke alam mimpi. “Bawel deh lo, diem kek. Gua, ngantuk.” Balas Keke yang menaikan kepalanya untuk menatap Deva sebentar lalu setelah itu menjatuhkannya lagi ke meja. “Percuma lo ngeronda tadi malem kalo begini hasilnya.” Gerutu Deva yang hanya didiamkan oleh Keke.
“Keke jeleeek, ini ulangan bakalan langsung diperiksa, Ke! Bangun kek lo!”
“Eunghhh, diem, Deva Ekada.”
Deva capek sendiri, dan akhirnya mendiamkan Keke yang tertidur tapi tidak dengan bibirnya yang selalu menggerutu.
“Lo kalo dapet nol, baru deh nangis-nangis ke gua, Keke...Keke”

***---***

Benar saja, setelah selesai ulangan Fisika, hasilnya langsung dibagikan oleh Pak Duta―Guru Fisikanya. Pak Duta menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kertas yang sedang dipegangnya. Dan ekor matanya menatap kearah...Keke.
Keke yang merasa di tatap oleh Pak Duta pun menundukkan kepalanya dalam-dalam. Ia sudah tahu―sangat tahu malah dengan hasil yang didapatkannya. “Pasti nol, pasti.” Gumamnya pelan dengan jari-jari yang dimainkan pada roknya. Deva menyeringai menatap Keke yang berada disebelahnya yang terang-terangan gelisah. “Nol nih, Ke.” Ledek Deva membuat Keke cemberut dan mencubit paha Deva kencang membuat ‘sang empu’nya mengaduh dan mengusap-ngusap pahanya yang ia yakin, memerah.

“Gabriel Angeline”

Keke yang mendengar nama aslinya dipanggil segera berdiri dari bangkunya. Dadanya berdebar. Pak Duta menatap Keke lewat celah kaca matanya. “Lebih baik daripada kamu mendapatkan, nol.” Ucapan Pak Duta semakin membuat hati Keke berdebar. Pak Duta lalu menyodorkan hasil ulangannya kehadapan Keke. Ia melihat angka yang tertera pada kertas ulangannya. Angka 1,5 tercetak tebal dengan tulisan besar dan menggunakan spidol merah. Seketika lutut Keke lemas. Ia mulai berjalan gontai menuju bangkunya dan diikuti tatapan heran dari teman-teman sekelasnya dan tentu saja, Deva.

‘Emang bukan, nol. Tapi tetep aja nilai kaya gini gabakal berarti apa-apa buat, dia.’ ―Keke.

---***--- 
And the tears come streaming down your face 
(Dan air mata mengalir di wajahmu) 

When you lose something you can't replace 
(Saat kau kehilangan sesuatu yang tak tergantikan) 

When you love someone but it goes to waste 
(Saat kau mencintai seseorang namun bertepuk sebelah tangan) 

Could it be worse? 
(Adakah yang lebih buruk dari itu?) 
---***--- 

---Rumah Deva---

“Udah dong, Ke. Jangan nangis, okey?” Ucap Deva yang sedari tadi menenangkan Keke yang menangis. Keke menangis karena nilai Fisikanya. “Seengganya ga nol, Ke.” Keke menggeleng-gelengkan kepalanya. Deva mendengus. “Gua ngecewain, Ozy lagi, Dev.” Ucap Keke sesenggukkan. Tepukan Deva di bahu Keke berhenti. Ia membuang nafas keras. “Udah gua bilang, ini itu gaada hubungannya sama, Ozy, Ke.” Keke menggeleng dan lagi-lagi Deva membuang nafas kasar. “Sadar, Ke! Ozy udah gaada, dan setiap kali lo gabisa Fisika itu ga ngecewain, Ozy. Gaada sangkut-pautnya sama dia. Ozy pasti sedih liat lo kaya gini, Ke.” Sentak Deva membuat Keke terdiam, isakannya terhenti. Keke mengangkat kepalanya, iris cokelatnya langsung menatap tepat di mata bulat Deva. Deva meneguk ludahnya sendiri.
“Tapi, Acha pinter Fisika! Ozy suka sama cewe yang pinter Fisika, makanya Ozy jadian sama Acha! Dan gua bo-“

“STOP, KE!”


“-doh.”

Deva menyela. Dia ga pernah suka kalau Keke udah nyalahin dirinya sendiri. Dia gapernah suka. Keke menundukkan kepalanya. Deva menahan emosinya yang sudah di ujung kepalanya. “Berhenti nyalahin diri lo sendiri. Lo sama Acha beda, Ke. Lo gaperlu jadi Acha buat bikin Ozy suka. Dasarnya, Ozy emang udah suka sama Acha lama, Ke. Gua dulu yang bantuin mereka jadian, maafin gua baru bilang sekarang.”
Deva menceritakan semuanya pada perempuan disebelahnya yang sedang terisak. “Ozy udah gaada, Acha juga udah gaada, Ke. Jadi gabaik kalo lo ngomongin orang yang udah pergi ke Sang Pencipta, kaya gini. Ngerti?” Ucap Deva lalu menepuk pelan pucuk kepala, Keke dan Keke menganggukan kepalanya, dengan isakan kecil yang lagi-lagi membuat Deva membuang nafas kasar.

---***--- 

Lights will guide you home 

(Cahaya 'kan mengantarmu pulang) 



And ignite your bones 
(Dan menyulut belulangmu) 

And I will try to fix you 
(Dan aku kan berusaha membenahimu) 
---***--- 

Deva menatap Keke yang terlelap di bahunya. Tangannya tergerak refleks membenahi poninya yang sedikit berantakan. Deva tersenyum kecil, Keke selalu seperti ini kalau habis nangis. “Kapan lo sadar kalo gua itu sayang sama lo, Ke.” Gumamnya dengan jari-jari yang mulai menelusuri wajah, Keke. “Kenapa harus Ozy, uhm?” Tanya Deva kecil dengan tangannya yang mulai mengelus pipi chubby, Keke, “Hah, padahal barusan gua yang bilang gaboleh ngomongin orang yang udah pergi ke hadapan Sang Pencipta, tapi kenapa gua bahas Ozy, ugh maafkan sahabatmu yang ganteng ini ya, Zy.” Ucap Deva bergumam kecil―dengan sedikit narsis―dan mengerucutkan bibirnya sendiri.

---***--- 
And high up above or down below 

When you're too in love to let it go 
(Saat kau terlalu cinta dan tak bisa melepaskannya) 

But if you never try you'll never know 
(Namun jika tak pernah mencoba kau takkan pernah tahu) 

Just what you're worth 
(Betapa berharga dirimu) 
---***---
Keke masih terlelap dan Deva masih tetap mempertahankan tangannya di pipi chubbynya. Tangannya tiba-tiba berpindah haluan, kini, tangan kanan Deva menggenggam tangan kiri Keke. Menyatukan keduanya, dan merasakan kehangatan masing-masing dari setiap tangan pemiliknya. Keke menggeliat, matanya mengerjap kecil. Deva masih tak bergeming dan malah semakin mempererat tautan tangannya pada tangan, Keke.
Keke merasa ada yang ganjal pada tangan kirinya, matanya yang tadi masih setengah terbuka tiba-tiba membulat saat tangan kirinya di genggam erat oleh tangan, Deva. Keke segera menghadapkan wajahnya ke arah Deva, dan-

Cup!

Keke membulatkan matanya sekali lagi. Tiba-tiba saja Deva menciumnya tepat di bibir. Menciumnya saat Keke menghadapkan wajahnya kearah Deva. Semburat merah muncul di kedua pipi chubby, Keke.
Deva tersenyum kecil melihat reaksi, Keke menundukkan kepalanya namun Deva dengan cepat menahannya dengan tangan kanannya dan-

Cup!

Deva berhasil mencium Keke kembali, dan tepat di bibir―lagi―. Semburat merah semakin tampak pada kedua pipi chubby Keke. “Jangan nunduk, Ke. Lo mau gua cium lagi?” Ucapan Deva sontak membuat Keke dengan refleks mencubit pinggang Deva, membuat Deva mengaduh. “You’re so pervert! Ugh my first kiss...” Ucap Keke sambil memegangi bibirnya, Deva menyeringai, “Oh jadi first.” Ucapnya dengan kekehan gajelas dan membuat Keke memelototinya.
Deva tiba-tiba saja berhenti terkekeh dan tatapan matanya pada Keke menjadi tajam dan menuntut. Seketika tubuh Keke menegang dan lututnya terasa lemas.
“Ke, gua sayang sama lo.” Ucap Deva to the point membuat Keke membulatkan mulutnya. Tangan Deva yang semula menggantung diantara celana jeansnya kini telah menangkup wajah, Keke. Membuat dada Keke berdebar karena iris cokelatnya dengan langsung menatap mata bulat jernih milik, Deva.
“De-Deva, jangan bercanda.” Deva tersenyum dan mengecup bibir Keke dan membuat Keke tercengang―lagi―. “Gua gapernah bercanda buat masalah beginian, Ke.” Ucapnya. Keke masih mematung.
“Jadi gimana, Ke?” Tanya Deva was-was. Keke menatap mata bulat jernih Deva, mecari keseriusan lewat matanya dan setelah itu Keke tersenyum manis lalu mengangguk dengan wajah yang masih ditangkup oleh kedua tangan Deva. Deva tersenyum senang dengan keputusan Keke.

“Berarti hari ini kamu resmi jadi milik aku!”

Cup!

“Aku sayang kamu banget, Ke!”

Cup!

“Jangan nangisin orang lain lagi.”

Cup!

“Janji bakal mencintai aku apa adanya.”

Cup!

“Dan yang terpenting janji jangan pernah tinggalin aku!”

Cup!

Keke terus terkejut saat Deva bertubi-tubi mencium bibirnya dengan permintaan yang tulus, menurutnya. Dan saat Deva berhenti mengecup bibirnya, Keke mengerucut. “Kamu jadi orang kok gila banget?!” Deva mengerenyitkan dahinya bingung. “Apa?! Sok pura-pura bingung? Nyium ga kira-kira!!!” Seru Keke dengan semburat merah muda tercetak jelas di kedua pipi chubbynya dan hal itu membuat Deva tertawa lebar.
Keke memukul Deva tanpa ampun membuat Deva terus meringis, “Dasar, pervert!” Gerutu Keke terus menerus dengan tangan yang masih memukuli tubuh Deva. Deva dengan cepat menahan tangan Keke yang―baru―ingin memukulnya lagi, membuat Keke terkaget dan terhuyung hingga jatuh di atas sofa dengan posisi Deva yang―hampir―menindih tubuhnya. Namun itu tidak terjadi karena Deva berhasil menumpu salah satu lengannya di pinggiran atas sofa, agar tidak menindihnya. Keke menutup matanya saat dirasa hembusan nafas Deva terasa kuat menerpa wajahnya.

“I Love You.”

Cup!

Deva mencium kening Keke lembut. Menyalurkan rasa sayang dan rasa cintanya nya lewat ciumannya di kening Keke. Keke tersenyum dengan mata yang masih tertutup.
‘I Love You too, Deva. Thanks for everything.’ Balas Keke didalam batinnya.

---***--- 
Lights will guide you home 
(Cahaya 'kan mengantarmu pulang) 

And ignite your bones 
(Dan menyulut belulangmu) 

And I will try to fix you 
(Dan aku kan berusaha membenahimu) 

∞ 

Tears stream down your face 
(Air mata mengalir di wajahmu) 

when you lose something you cannot replace 
(Saat kau kehilangan sesuatu yang tak tergantikan) 

Tears stream down your face 
(Air mata mengalir di wajahmu) 

And I 
(Dan aku) 

∞ 

Tears stream down your face 
(Air mata mengalir di wajahmu) 

I promise you I will learn from my mistakes 
(Janjiku padamu aku kan belajar dari kesalahanku) 

Tears stream down your face 
(Air mata mengalir di wajahmu) 

And I 
(Dan aku) 
---***--- 


HUAAAAAAAAAA SATU JAM NGERJAIN INI DAN YES AKHIRNYA SELESAI. Aku tau ini ganyambung banget, ga ngefeels, fluffnya gadapet huhu maafkan aku yaaa huhuhu. Aku butuh jejak-jejak kaliaaaaaaaaan guysssssssss!!! Ini aneh banget maaf maaf maaf...efek kangen DeKe huhuhu semoga sukaaaaaaaaaaaaa uyeeeeeah!!!!\:D/ 

Sincerely; 
araaassi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar