Tittle: If You…
Genre: Angst, Romance, SchoolLife.
Main Cast: Chan ‘Dino’ (Seventeen) ∞ Yeri (Red Velvet)
Other Cast: Find by yourself~
---Disclaimer: Plots and story are mine, so dont judge and dont be plagitor please...respect! if you dont like the story, closetab button is always here for you, xixixi thankies!~~~
---Notes: ANNYEONG! Hehehe kali ini aku datang lagi bawa oneshoot…
DAAAAAAN kali ini castnya sama-sama maknae line, sama-sama 99liner YEASSSSH SI EMESH EMESH CHAN SAMA YERI:3 YEAAAY CHANRI CHANRI!!<333 semoga suka!!! Maaf kalo feelnya gadapet… maaf juga kalo ada typo˳
˳
A SEVENTEEN
& RED VELVET ONESHOOT
˳
STRAIGHT
˳
©araaassi’s present
˳
˳
˳
˳
˳
˳
---***---
She is leaving
And I can’t do anything
Love is leaving
Like a fool, I’m blankly standing
here
---***---
Chan menatap gadis mungil yang kini berada di hadapannya, menatapnya dengan
mata sayu yang membuat gadis didepannya diam tak mengerti. Chan menghela nafas
berat lalu memejamkan matanya perlahan. “Yeri-ya,” Yeri, ya Yeri pacarnya yang saat ini sedang duduk di
hadapannya untuk menunggu kata-kata Chan selanjutnya. Yeri mengangkat kepalanya
lalu menopang dagunya dengan kedua tangannya. Masih menunggu.
“Kau sudah makannya?” Yeri tersenyum kecil. Chan selalu seperti ini kalau
dia gugup. “Kenapa, heum?” Tanya Yeri dengan senyuman kecil yang masih terpatri
di wajahnya. Chan hanya bisa menggeleng dan menampilkan senyuman kikuk pada
gadisnya.
Chan dan Yeri. Pasangan paling manis
di sekolahnya, bagaimana tidak… mereka sama-sama kelahiran 99; sama-sama murid
popular di sekolah; ulang tahun mereka juga hanya beda satu bulan; dan juga,
ya… mereka sama-sama lucu dan juga cantik dan tampan. Membuat siapa saja yang
melihat mereka akan gigit jari menahan iri saat pasangan ini mulai bermesraan,
apalagi di sekolah. Membuat banyak orang menatapnya dengan tertawa saat mereka
bertengkar kecil karena masalah sepele.
“Yeri-ya, kau tidak apa kan tidak pulang bersamaku?” Chan menatap Yeri
dengan raut muka menyesal. Yeri tersenyum, “Tidak apa-apa.” Ucap Yeri dengan
mengangkat kepalanya dan tanpa sengaja menciptakan eyecontact pada Chan.
“Kau lucu sekali.” Ucap Chan lalu
mencubit pipi Yeri, membuat Yeri mempoutkan bibirnya dengan lucu dan itu
semakin membuat Chan tertawa. Gadisnya benar-benar lucu dan menggemaskan.
“Sakit, ugh!” Gerutu Yeri lalu mengusap-ngusap pipinya yang sedikit memerah
akibat cubitan Chan barusan. Chan mendekatkan tubuhnya kearah Yeri, menaikkan
tangannya lalu mulai ikut mengelus lembut pipi gadisnya yang ia cubit, “Maaf,
sayangku…” Ucap Chan berbisik lalu dengan cepat mencium pipi Yeri.
Yeri menegang, darahnya berdesir,
jantungnya berdetak secara tak wajar. Ia tak menyangka, Chan akan menciumnya,
walaupun hanya di pipi namun itu berhasil membuatnya memerah bak kepiting
rebus. Dan juga, ini pertama kalinya mereka melakukan ciuman, memikirkannya
membuat jantung Yeri berdetak cepat lagi. “Kau menyebalkan! Aku pulang!” Ucap
Yeri lalu menjulurkan lidahnya, mengejek Chan lalu mulai berlari ke halte bus
yang berada di depan jalan dekat sekolahnya, meninggalkan Chan yang tanpa Yeri
tahu bahwa dibelakang, Chan menatapnya dengan mata sayu.
“Mianhae, Yeri-ya…”
OoOoOoO
Yeri dan Chan, hubungan mereka memasuki bulan
ke-6. Sudah hampir setengah tahun mereka menjalin hubungan dan sampai sekarang belum
ada masalah yang membuat mereka bertengkar hebat. Bahkan, kalau di lihat-lihat
mereka jarang sekali bertengkar—tetapi kalau bertengkar kecil gara-gara masalah
sepele, itu sering sekali terjadi.
Chan berjalan bersama sahabat
sekaligus chairmatenya, Mark. Sudah 2 tahun ini mereka menjadi teman sekelas
dan juga teman sebangku dan sahabat. “Btw,
kau masih berhubungan dengan gadis mungil itu? Si, Yeri?” Chan melirik Mark
sinis. “Itu juga karena taruhan bodohmu itu!” Mark tertawa mendengar umpatan
dari sahabatnya. “Oh astaga! Jadi kau masih lanjut? Bro, it’s has been six month, I never thought oh my god, do you have
crush on her? Like seriously? C’mon!” Chan mendesis lalu memukul kepala
Mark sedikit kencang. “Kau gila? Tidak mungkin! Kau tahu aku mengincar Yein noona kan?” Mark mengangguk kepalanya,
“Lalu kenapa kau tidak putuskan saja si Yeri?” Chan melirik Mark dengan tatapan
yang sama sekali tidak dimengerti oleh Mark, “Mungkin nan—“
“Tidak perlu nanti, Chan-ssi… hari ini kita putus!” Chan dan Mark
membulatkan matanya saat menyadari Yeri telah berdiri dibelakangnya dengan mata
yang berkaca-kaca, sontak hal itu membuat dada Chan seperti tertimpa
beribu-ribu beton.
“Kau laki-laki kurang ajar, kau
tega. Sialan! Bisa-bisanya aku percaya padamu dan berharap padamu selama 6
bulan ini? Shit.” Yeri terus
mengumpat dengan air mata yang mulai keluar membasahi pipinya. Sedangkan Chan
hanya bisa menatap Yeri dengan diam, begitupula dengan Mark.
“Aku hanya barang taruhan?” Yeri
tertawa kecil di sela-sela tangisnya, “Kenapa kau tega sekali! Kau jahat!” Yeri
beteriak membuat banyak pasang mata melihat kearah mereka sekarang karena saat
ini adalah jam kosong yang tentu saja semua murid pada berkeliaran.
Yeri mendekatan tubuhnya kearah
Chan, “Aku kira… aku benar-benar sudah berhasil mengambil hatimu, aku kira… kau
benar-benar tulus mencintaiku, aku kira… hubungan kita akan bertahan sangat
lama. Namun ternyata aku bodoh, aku ternyata hanya barang taruhanmu? Bagaimana
bisa… kau melakukan itu padaku? Ternyata selama ini… kau orang jahat ya? Aku
salah menilaimu, Chan-ssi…” Chan
masih terdiam dengan sorot mata yang masih menatap lurus pada Yeri, sedangkan
gadis didepannya hanya menunduk dengan air mata yang terus menetes.
“Terimakasih… Terimakasih pernah
berpura-pura mencintaiku. Terimakasih telah menciumku beberapa waktu lalu.
Terimakasih untuk semuanya, untuk 6 bulan ini, Chan-ssi… terimakasih.” Yeri menepuk lengan Chan lalu memaksakan
menampakan senyumannya pada Chan. Yeri lalu berbalik dan berlari meninggalkan
Chan yang saat ini hanya bisa memandangnya dengan mata kosong dan seperti orang
bodoh.
.
.
.
---***---
I’m looking at her,
getting farther away
She becomes a small dot
and then disappears
Will this go away after
time passes?
I remember the old times.
I remember you
---***---
Chan menatap dan mengawasi
Yeri secara diam-diam, saat ini mereka—ah tepatnya Yeri sedang berada di
perpustakaan dikarenakan pagi ini, Yeri telat datang kesekolah. Chan masih asik
menatap Yeri dan matanta membola saat menyadari terdapat kantung mata yang
tidak bergitu tebal namun cukup terlihat oleh dirinya, dan juga… mata Yeri
sedikit sembab.
Chan mendesah, ia tahu…
sangat tahu bahwa itu semua adalah karena dirinya. Ia, tak menyangka Yeri akan
terlihat sekacau ini semenjak putus dengannya. Yeri berubah. Ia masih terlihat
ceria, namun menurut Chan itu semua dilakukan Yeri karena terpaksa. Dan juga,
senyuman Yeri sangat berbeda, tidak seperti biasanya. Chan memjamkan matanya
dan menghela nafas, dadanya seperti terhimpit benda besar melihat perubahan
Yeri. Jujur, ia tidak suka.
Chan tersenyum kecil dari
tempat sembunyinya saat melihat Yeri menguap dengan ekspresi wajah yang sangat
lucu. Ekspresi yang sangat disukai oleh Chan tiap kali gadis itu menguap.
Yeri meletakkan kepalanya
diatas meja perpustakaan dengan buku biologi yang sengaja ia letakkan di depan
wajahnya. Lagi-lagi, hal itu membuat Chan tersenyum… ia teringat saat-saat
masih bersama Yeri dulu.
Chan mulai berjalan
mendekati meja yang di tempati oleh Yeri. Chan duduk dengan salah satu kaki
menjadi tumpuannya, ia menyingkarkan buku biologi yang menutupi wajah Yeri.
Lagi-lagi, Chan tersenyum melihat Yeri yang tertidur. Dengan pelan, tangan Chan
mulai membelai lembut pipi gadis yang pernah hadir di hidupnya dulu, mengelus
rambutnya dan menyingkirkan poni yang berantakan dan mentupi wajah Yeri.
“Maafkan aku…” Bisik Chan
pelan, berharap Yeri mendengarnya namun ia rasa tidak mungkin karena saat ini,
Yeri begitu pulan tertidur. “Tolong… jaga pola tidurmu, Tolong jangan menangis
dan terlarut memikirkan laki-laki seperti aku, aku tidak pantas mendapatkan
itu, Yeri-ya,” Ucap Chan ber-monolog
dengan tangan yang masih menyusuri pipi Yeri.
“Entah aku kena karma atau
tidak, tapi sungguh… sepertinya aku mulai mencintaimu Yeri-ya, dan juga… aku merindukanmu, aku merindukan Yeriku.” Ucap Chan pelan lalu mulai
mendekatkan wajahnya dan mengecup lembut kening Yeri. Secara diam-diam.
Chan melepaskan ciumannya
pada kening Yeri lalu mulai menatapnya lagi, “Tapi… kenapa aku merasa kau
menjauhiku? Aku merasa kau seperti kapal yang berabuh meninggalkan pelabuhan
dan berakhir seperti titik. Tidak terlihat dan sangat jauh… tapi aku akan
berusaha membuatmu berlabuh lagi di pelabuhanku, Yeri-ya. Aku akan membuatmu kembali ke hatiku, walaupun kurasa itu tidak
mungkin…”
.
.
.
---***---
IF YOU…
IF YOU…
If it’s not too late
Can’t we get back
together?
.
IF YOU…
IF YOU…
If you’re struggling like
I am
Can’t we make things a
little easier?
I should’ve treated you
better when I had you
---***---
Yeri merasa, ia masih
tidak bisa melupakan Chan. 6 bulan bersamanya membuatnya nyaman dan tidak
mungkin bisa lagsung melupakannya. Yeri masih ingat, selama 6 bulan hubungan
dirinya dengan Chan itu selalu manis dan juga tidak selalu bertengkar. Namun
Yeri sama sekali tidak habis pikir kalau itu semua hanyalah pura-pura? Dan yang
semakin membuatnya sakit hati adalah… Chan hanya menjadikan dirinya barang
taruhan yang artinya tidak berarti apa-apa.
Tapi, Yeri selalu merasa
ingin kembali menjalani hubungan dengan Chan. Ia ingin melaluinya lagi dengan
awal yang baru. Jujur, Yeri masih sangat mencintai Chan… masih sering
merindukan Chan… masih sering menatapnya dengan diam-diam, walaupun Yeri tahu,
itu semua tidak berarti apa-apa dan tidak menghasilkan apa-apa. Karena, Yeri tahu…
hati Chan hanya untuk seorang Jung Yein, bukan dirinya.
Tapi,
walaupun seperti itu? Bolehkah Yeri sedikit berharap? Bahwa suatu saat nanti…
Chan akan kembali padanya? Yeri tahu ini belum terlambat… dan Yeri masih ingin
berharap.
ooo
Chan seharusnya tahu,
bahwa sejak awal ia harusnya tidak menyetujui taruhan gilanya dengan Mark. Chan
seharusnya tahu, bahwa hal itu akan menyakitinya nanti. Chan tahu, tapi ia
tetap melakukannya.
Dan sekarang, Chan merasa
sangat menyesal. Karena, setelah putus dengan Yeri dan juga sekarang Yeri
menjauhinya… Chan merasa ada separuh hatinya yang ikut hilang. Chan merasa, ia
benar-benar sudah jatuh pada Yeri. Bahkan, semanjak 6 bulan hubungannya dengan
Yeri, tanpa sadar ia berhasil melupakan Yein. Kakak kelas di sekolahnya.
Harusnya, Chan menyadari
bahwa dari awal, hanya Yeri lah yang benar-benar bisa mengambil hatinya. Hanya
Yeri yang bisa membuat dirinya terus tersenyum karena tingkah lucu dari
perempuan itu. Dan juga, hanya Yeri yang berhasil mendapatkan ciuman pertama
darinya, walaupun hanya di pipi dan beberapa waktu lalu, di kening.
Seharusnya, Chan lebih
memperhatikan Yeri dan tidak egois dengan dirinya sendiri yang dulu benar-benar
menganggap Yeri sama sekali tidak ada didalam hatinya. Namun nyatanya, sekarang
hanya Yeri lah yang berada penuh didalam hati dan juga pikirannya.
.
.
.
---***---
How about you?
Are you really fine?
Guess our break up is
setting
I should forget you but
it’s not easy
---***---
Chan merasa, takdir pun
juga ingin melihat dirinya dan Yeri kembali bersama. Mengapa? Itu karena… hari
ini, kelasnya dan kelas Yeri akan mengadakan study tour bersama. Di karenakan,
kelas mereka memiliki materi biologi yang sama sehingga membuat guru biologi
akhirnya mengadakan study tour yang letaknya lumayan dekat sekolah.
“Arah jam 9, Chan.” Suara
Mark membuat Chan menoleh dan melihat ke arah jam 9. Chan mengangkat tangannya,
mengajak Mark untuk ber-high5 karena disana… Chan bisa melihat Yeri yang sedang
tertawa bersama teman perempuannya yang lain.
Yeri memakai pakaian yang
sangat casual namun begitu lucu dan begitu serasi dengan Chan. Mata Chan
berbinar saat melihat pakaian yang Yeri pakai.
“Bro? kau janjian dengan
gadis itu?” Tanya Mark bingung. Chan tertawa lalu menggeleng. “Sepertinya, ia
benar-benar jodohku, Mark.” Balas Chan lalu berjalan meninggalkan Mark yang
hanya mendengus mendengar jawaban dari sahabatnya.
Saat ini, Chan dan Yeri
sama-sama memakai pakaian serba hitam putih dengan corak polkadot yang berada
di pakaian masing-masing. Chan pada t-shirtnya dan Yeri pada rok dan bandana
yang dipakainya.
OoOoOoO
Guru biologi mengumumkan
bahwa, kelompok akan dicampur tidak hanya berasal dari kelas sendiri tapi juga
kelas yang lain. Yeri membulatkan mulutnya saat mengetahui dirinya sekelompok
dengan Chan, sontak hal itu membuat jantungnya berdetak kencang tanpa dirinya
sadari.
Begitupula Chan yang sama
sekali tidak bisa menyembunyikan senyumannya saat ia sekelompok dengan Yeri. Bahkan,
Chan sempay menyubit tangannya sendiri untuk mempastikan ini mimpi atau bukan.
Chan mendekatan dirinya
dengan Yeri, namun selalu… selalu saja Yeri menjauhinya. Chan tidak patah
semangat hingga pada saat Yeri berjalan kearah belakang taman untuk mengambil
salah satu sample daun… Chan mengikuti Yeri dibelakang tanpa Yeri sadari.
“Sudah lama ya, Yeri-ya.” Yeri tersentak saat suara yang amat
sangat familiar terdengar di telinganya. Yeri membalikkan tubuhnya dan
mendapatkan Chan sedang berdiri menyeder di salah satu batang ohon dengan salah
satu tangan sebagai bantalan untuk kepalanya. Benar-benar pose yang seketika
membuat kaki Yeri melemas.
“Ya… sudah lama.” Balas
Yeri seadanya. Gadis itu berdoa agar Chan tidak menyadari kegugupannya. Chan
tersenyum kecil melihat tingkah Yeri yang gugup dan itu sangat lucu,
menurutnya.
“Apakabar, Yeri-ya?” Tanya Chan lalu mulai melangkahkan
kakinya mendekat pada Yeri hal itu membuat Yeri memundurkan kakinya satu
langkah. Namun, Chan terus mendekat kearahnya sampai-sampai langkah Yeri
terhenti karena batang pohon yang berada dibelakangnya dan hal itu membuat Yeri
mengumpat dengan bisikan kecil.
“Kenapa kau terus mundur
dan menjauhiku, hm?” Tanya Chan dengan satu tangan terangkat keatas menyentuh
batang pohon. Mengunci Yeri dengan tangan dan tubuhnya agar Yeri tidak
menjauhinya lagi. Yeri menggerakkan kakinya gelisah, posisinya dengan Chan saat
ini sangat dekat.
“Chan-ssi… ini terlalu dekat.” Ucap Yeri pelan.
“Lalu kenapa? Kau gugup? Kalau
iya, berarti kita sama.”
Sontak jawaban Chan
membuat Yeri mendongakkan kepalanya dan matanya langsung tepat bertubrukan
dengan mata Chan. “Kau bercanda.” Ucap Yeri sedikit berdecak. Chan tertawa, “Kau
tidak percaya? Setelah putus denganmu harusnya aku merasa sangat senang bahwa
akhirnya aku tidak akan terus bersamamu dan aku akan kembali mengincar Yein noona. Tapi kau tahu? Putus denganmu
malah membuatku kacau. Aku merasa menyesal, dan aku merasa separuh dari hatiku
hilang dan kau tahu? Kau selalu berada di kepalaku membuatku sangat pusing dan
juga sesak secara bersamaan. Aku berusaha mendekat padamu, tapi kau selalu
mendorongku mundur, aku selalu memperhatikanmu diam-diam asal kau tahu, Yeri-ya. Sungguh… putus denganmu benar-benar
semakin membuatku susah melupakanmu, Yeri-ya.
Tapi, melihatmu seperti ini… sepertinya, aku sudah tidak memiliki harapan lagi
ya?” Ucap Chan secara panjang lebar dengan senyuman tipis. Yeri masih tetap
menduduk, tidak kuat untuk menatap Chan terlalu lama.
“Catat ini dalam
pikiranmu, Yeri-ya. Aku-masih-sangat-mencintaimu.”
Chan tersenyum lalu meninggalkan Yeri, namun sebelumnya Chan sempat mengacak
lembut rambut Yeri.
.
.
.
---***---
On days where thin rain
falls like today
I remember your shadow
Our memories that I
secretly put in my drawer
I take them out and
reminisce again by myself
---***---
Yeri menatap rintik-rintik
hujan yang kini mulai membahasi bumi. Huja selalu membawanya mengingat kenangan
lama. Kenangannya pada, Chan. Yeri ingat, Chan pernah menjadikan jaketnya untuk
payung mereka berdua sehingga membuat mereka harus berlari, berperang melewati
derasnya hujan saat itu. Yeri tersenyum, itu adalah kenangan yang sangat manin
dan kenangan yang akan selalu ia ingat.
Dan juga, hujan lah yang
pertama kali membuat Yeri mengenal Chan. Karena pada saat itu, awal pelajaran
baru dan mereka sama-sama masih baru di Senior High School, Yeri melihat Chan
dengan seragam yang basah kuyup dan menggigil kedinganan, sontak hal itu
membuat Yeri dengan segera melepas cardigan abu-abunya dan memberinya pada Chan
tanpa ba-bi-bu. Dan disitu pula lah, pertama kalinya Chan memberikan
senyumannya pada Yeri, dan membuat Yeri jatuh cinta pada Chan pada pandangan
pertama.
.
.
.
---***---
Why didn’t I know – About
the weight
of sadness that comes
with breaking up?
.
.
.
IF YOU…
IF YOU…
If it’s not too late
Can’t we get back
together?
.
IF YOU…
IF YOU…
If you’re struggling like
I am
Can’t we make things a
little easier?
I should’ve treated you
better when I had you
---***---
.
.
.
.
.
HOREEEEEEEEE AKHIRNYA FANFICT CHANRI-KU SELESAI HOREEEE AKU SENENG
BANGEEEET YEASSSSSH!!!! GIMANA GUYSSS? ANEH YA? GAJELAS YA? Maafkan…………. Wkwkwkwk
Ditunggu, comments dan kritikannya ya!!! AKU BERHARAP SEMOGA CHAN SAMA YERI
MAKIN BANYAK MOMENT, MAKIN BANYAK YANG NGESHIP YEAAAY AMIN BIAR MAKIN BANYAK
FANFICT MEREKA KALO PADA NGESHIP HAHAHAHAHAHAHAHA.
.
.
Btw, ini gantung ya? HAHAHAHAHAHA EMANG HAHAHAHAHA SENGAJA AKU GANTUNG
HAHAHAHAHAHAHA. Silahkan berkhayal sendiri akhirnya chanri balikan apa engga
ya:p btw, aku yakin ini gaada feel angstnya sama sekali YEAH I KNOW------ sudah
cukup cuap-cuapnya, terimakasih sudah mau baca sampai akhir cuap cuap ini
HAHAHAHAHAHA
.
.
.
.
.
Sincerely;
araaassi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar