Jumat, 24 Juli 2015

[OneShoot] If You...

Tittle: If You…
Genre: Angst, Romance, SchoolLife.
Main Cast: Chan ‘Dino’ (Seventeen) ∞ Yeri (Red Velvet)
Other Cast: Find by yourself~
---Disclaimer: Plots and story are mine, so dont judge and dont be plagitor please...respectif you dont like the story, closetab button is always here for you, xixixi thankies!~~~
---Notes: ANNYEONG! Hehehe kali ini aku datang lagi bawa oneshoot…
DAAAAAAN kali ini castnya sama-sama maknae line, sama-sama 99liner YEASSSSH SI EMESH EMESH CHAN SAMA YERI:3 YEAAAY CHANRI CHANRI!!<333 semoga suka!!! Maaf kalo feelnya gadapet… maaf juga kalo ada typo˳
˳

A SEVENTEEN & RED VELVET ONESHOOT
˳

STRAIGHT
˳

©araaassi’s present
˳
˳
˳




˳
˳
˳


---***---
She is leaving
And I can’t do anything
Love is leaving
Like a fool, I’m blankly standing here
---***---

Chan menatap gadis mungil yang kini berada di hadapannya, menatapnya dengan mata sayu yang membuat gadis didepannya diam tak mengerti. Chan menghela nafas berat lalu memejamkan matanya perlahan. “Yeri-ya,” Yeri, ya Yeri pacarnya yang saat ini sedang duduk di hadapannya untuk menunggu kata-kata Chan selanjutnya. Yeri mengangkat kepalanya lalu menopang dagunya dengan kedua tangannya. Masih menunggu.
“Kau sudah makannya?” Yeri tersenyum kecil. Chan selalu seperti ini kalau dia gugup. “Kenapa, heum?” Tanya Yeri dengan senyuman kecil yang masih terpatri di wajahnya. Chan hanya bisa menggeleng dan menampilkan senyuman kikuk pada gadisnya.


            Chan dan Yeri. Pasangan paling manis di sekolahnya, bagaimana tidak… mereka sama-sama kelahiran 99; sama-sama murid popular di sekolah; ulang tahun mereka juga hanya beda satu bulan; dan juga, ya… mereka sama-sama lucu dan juga cantik dan tampan. Membuat siapa saja yang melihat mereka akan gigit jari menahan iri saat pasangan ini mulai bermesraan, apalagi di sekolah. Membuat banyak orang menatapnya dengan tertawa saat mereka bertengkar kecil karena masalah sepele.

            “Yeri-ya, kau tidak apa kan tidak pulang bersamaku?” Chan menatap Yeri dengan raut muka menyesal. Yeri tersenyum, “Tidak apa-apa.” Ucap Yeri dengan mengangkat kepalanya dan tanpa sengaja menciptakan eyecontact pada Chan.
            “Kau lucu sekali.” Ucap Chan lalu mencubit pipi Yeri, membuat Yeri mempoutkan bibirnya dengan lucu dan itu semakin membuat Chan tertawa. Gadisnya benar-benar lucu dan menggemaskan. “Sakit, ugh!” Gerutu Yeri lalu mengusap-ngusap pipinya yang sedikit memerah akibat cubitan Chan barusan. Chan mendekatkan tubuhnya kearah Yeri, menaikkan tangannya lalu mulai ikut mengelus lembut pipi gadisnya yang ia cubit, “Maaf, sayangku…” Ucap Chan berbisik lalu dengan cepat mencium pipi Yeri.
            Yeri menegang, darahnya berdesir, jantungnya berdetak secara tak wajar. Ia tak menyangka, Chan akan menciumnya, walaupun hanya di pipi namun itu berhasil membuatnya memerah bak kepiting rebus. Dan juga, ini pertama kalinya mereka melakukan ciuman, memikirkannya membuat jantung Yeri berdetak cepat lagi. “Kau menyebalkan! Aku pulang!” Ucap Yeri lalu menjulurkan lidahnya, mengejek Chan lalu mulai berlari ke halte bus yang berada di depan jalan dekat sekolahnya, meninggalkan Chan yang tanpa Yeri tahu bahwa dibelakang, Chan menatapnya dengan mata sayu.

“Mianhae, Yeri-ya…”

OoOoOoO

            Yeri dan Chan, hubungan mereka memasuki bulan ke-6. Sudah hampir setengah tahun mereka menjalin hubungan dan sampai sekarang belum ada masalah yang membuat mereka bertengkar hebat. Bahkan, kalau di lihat-lihat mereka jarang sekali bertengkar—tetapi kalau bertengkar kecil gara-gara masalah sepele, itu sering sekali terjadi.

            Chan berjalan bersama sahabat sekaligus chairmatenya, Mark. Sudah 2 tahun ini mereka menjadi teman sekelas dan juga teman sebangku dan sahabat. “Btw, kau masih berhubungan dengan gadis mungil itu? Si, Yeri?” Chan melirik Mark sinis. “Itu juga karena taruhan bodohmu itu!” Mark tertawa mendengar umpatan dari sahabatnya. “Oh astaga! Jadi kau masih lanjut? Bro, it’s has been six month, I never thought oh my god, do you have crush on her? Like seriously? C’mon!” Chan mendesis lalu memukul kepala Mark sedikit kencang. “Kau gila? Tidak mungkin! Kau tahu aku mengincar Yein noona kan?” Mark mengangguk kepalanya, “Lalu kenapa kau tidak putuskan saja si Yeri?” Chan melirik Mark dengan tatapan yang sama sekali tidak dimengerti oleh Mark, “Mungkin nan—“

            “Tidak perlu nanti, Chan-ssi… hari ini kita putus!” Chan dan Mark membulatkan matanya saat menyadari Yeri telah berdiri dibelakangnya dengan mata yang berkaca-kaca, sontak hal itu membuat dada Chan seperti tertimpa beribu-ribu beton.
            “Kau laki-laki kurang ajar, kau tega. Sialan! Bisa-bisanya aku percaya padamu dan berharap padamu selama 6 bulan ini? Shit.” Yeri terus mengumpat dengan air mata yang mulai keluar membasahi pipinya. Sedangkan Chan hanya bisa menatap Yeri dengan diam, begitupula dengan Mark.
            “Aku hanya barang taruhan?” Yeri tertawa kecil di sela-sela tangisnya, “Kenapa kau tega sekali! Kau jahat!” Yeri beteriak membuat banyak pasang mata melihat kearah mereka sekarang karena saat ini adalah jam kosong yang tentu saja semua murid pada berkeliaran.
            Yeri mendekatan tubuhnya kearah Chan, “Aku kira… aku benar-benar sudah berhasil mengambil hatimu, aku kira… kau benar-benar tulus mencintaiku, aku kira… hubungan kita akan bertahan sangat lama. Namun ternyata aku bodoh, aku ternyata hanya barang taruhanmu? Bagaimana bisa… kau melakukan itu padaku? Ternyata selama ini… kau orang jahat ya? Aku salah menilaimu, Chan-ssi…” Chan masih terdiam dengan sorot mata yang masih menatap lurus pada Yeri, sedangkan gadis didepannya hanya menunduk dengan air mata yang terus menetes.
            “Terimakasih… Terimakasih pernah berpura-pura mencintaiku. Terimakasih telah menciumku beberapa waktu lalu. Terimakasih untuk semuanya, untuk 6 bulan ini, Chan-ssi… terimakasih.” Yeri menepuk lengan Chan lalu memaksakan menampakan senyumannya pada Chan. Yeri lalu berbalik dan berlari meninggalkan Chan yang saat ini hanya bisa memandangnya dengan mata kosong dan seperti orang bodoh.

.
.
.
---***---
I’m looking at her, getting farther away
She becomes a small dot and then disappears
Will this go away after time passes?
I remember the old times. I remember you
---***---

            Chan menatap dan mengawasi Yeri secara diam-diam, saat ini mereka—ah tepatnya Yeri sedang berada di perpustakaan dikarenakan pagi ini, Yeri telat datang kesekolah. Chan masih asik menatap Yeri dan matanta membola saat menyadari terdapat kantung mata yang tidak bergitu tebal namun cukup terlihat oleh dirinya, dan juga… mata Yeri sedikit sembab.
            Chan mendesah, ia tahu… sangat tahu bahwa itu semua adalah karena dirinya. Ia, tak menyangka Yeri akan terlihat sekacau ini semenjak putus dengannya. Yeri berubah. Ia masih terlihat ceria, namun menurut Chan itu semua dilakukan Yeri karena terpaksa. Dan juga, senyuman Yeri sangat berbeda, tidak seperti biasanya. Chan memjamkan matanya dan menghela nafas, dadanya seperti terhimpit benda besar melihat perubahan Yeri. Jujur, ia tidak suka.

            Chan tersenyum kecil dari tempat sembunyinya saat melihat Yeri menguap dengan ekspresi wajah yang sangat lucu. Ekspresi yang sangat disukai oleh Chan tiap kali gadis itu menguap.
            Yeri meletakkan kepalanya diatas meja perpustakaan dengan buku biologi yang sengaja ia letakkan di depan wajahnya. Lagi-lagi, hal itu membuat Chan tersenyum… ia teringat saat-saat masih bersama Yeri dulu.
            Chan mulai berjalan mendekati meja yang di tempati oleh Yeri. Chan duduk dengan salah satu kaki menjadi tumpuannya, ia menyingkarkan buku biologi yang menutupi wajah Yeri. Lagi-lagi, Chan tersenyum melihat Yeri yang tertidur. Dengan pelan, tangan Chan mulai membelai lembut pipi gadis yang pernah hadir di hidupnya dulu, mengelus rambutnya dan menyingkirkan poni yang berantakan dan mentupi wajah Yeri.
            “Maafkan aku…” Bisik Chan pelan, berharap Yeri mendengarnya namun ia rasa tidak mungkin karena saat ini, Yeri begitu pulan tertidur. “Tolong… jaga pola tidurmu, Tolong jangan menangis dan terlarut memikirkan laki-laki seperti aku, aku tidak pantas mendapatkan itu, Yeri-ya,” Ucap Chan ber-monolog dengan tangan yang masih menyusuri pipi Yeri.
            “Entah aku kena karma atau tidak, tapi sungguh… sepertinya aku mulai mencintaimu Yeri-ya, dan juga… aku merindukanmu, aku merindukan Yeriku.” Ucap Chan pelan lalu mulai mendekatkan wajahnya dan mengecup lembut kening Yeri. Secara diam-diam.
            Chan melepaskan ciumannya pada kening Yeri lalu mulai menatapnya lagi, “Tapi… kenapa aku merasa kau menjauhiku? Aku merasa kau seperti kapal yang berabuh meninggalkan pelabuhan dan berakhir seperti titik. Tidak terlihat dan sangat jauh… tapi aku akan berusaha membuatmu berlabuh lagi di pelabuhanku, Yeri-ya. Aku akan membuatmu kembali ke hatiku, walaupun kurasa itu tidak mungkin…”

.
.
.
---***---
IF YOU…
IF YOU…
If it’s not too late
Can’t we get back together?
.
IF YOU…
IF YOU…
If you’re struggling like I am
Can’t we make things a little easier?
I should’ve treated you better when I had you
---***---

            Yeri merasa, ia masih tidak bisa melupakan Chan. 6 bulan bersamanya membuatnya nyaman dan tidak mungkin bisa lagsung melupakannya. Yeri masih ingat, selama 6 bulan hubungan dirinya dengan Chan itu selalu manis dan juga tidak selalu bertengkar. Namun Yeri sama sekali tidak habis pikir kalau itu semua hanyalah pura-pura? Dan yang semakin membuatnya sakit hati adalah… Chan hanya menjadikan dirinya barang taruhan yang artinya tidak berarti apa-apa.
            Tapi, Yeri selalu merasa ingin kembali menjalani hubungan dengan Chan. Ia ingin melaluinya lagi dengan awal yang baru. Jujur, Yeri masih sangat mencintai Chan… masih sering merindukan Chan… masih sering menatapnya dengan diam-diam, walaupun Yeri tahu, itu semua tidak berarti apa-apa dan tidak menghasilkan apa-apa. Karena, Yeri tahu… hati Chan hanya untuk seorang Jung Yein, bukan dirinya.
            Tapi, walaupun seperti itu? Bolehkah Yeri sedikit berharap? Bahwa suatu saat nanti… Chan akan kembali padanya? Yeri tahu ini belum terlambat… dan Yeri masih ingin berharap.

ooo

            Chan seharusnya tahu, bahwa sejak awal ia harusnya tidak menyetujui taruhan gilanya dengan Mark. Chan seharusnya tahu, bahwa hal itu akan menyakitinya nanti. Chan tahu, tapi ia tetap melakukannya.
            Dan sekarang, Chan merasa sangat menyesal. Karena, setelah putus dengan Yeri dan juga sekarang Yeri menjauhinya… Chan merasa ada separuh hatinya yang ikut hilang. Chan merasa, ia benar-benar sudah jatuh pada Yeri. Bahkan, semanjak 6 bulan hubungannya dengan Yeri, tanpa sadar ia berhasil melupakan Yein. Kakak kelas di sekolahnya.
            Harusnya, Chan menyadari bahwa dari awal, hanya Yeri lah yang benar-benar bisa mengambil hatinya. Hanya Yeri yang bisa membuat dirinya terus tersenyum karena tingkah lucu dari perempuan itu. Dan juga, hanya Yeri yang berhasil mendapatkan ciuman pertama darinya, walaupun hanya di pipi dan beberapa waktu lalu, di kening.
            Seharusnya, Chan lebih memperhatikan Yeri dan tidak egois dengan dirinya sendiri yang dulu benar-benar menganggap Yeri sama sekali tidak ada didalam hatinya. Namun nyatanya, sekarang hanya Yeri lah yang berada penuh didalam hati dan juga pikirannya.

.
.
.
---***---
How about you?
Are you really fine?
Guess our break up is setting
I should forget you but it’s not easy
---***---

            Chan merasa, takdir pun juga ingin melihat dirinya dan Yeri kembali bersama. Mengapa? Itu karena… hari ini, kelasnya dan kelas Yeri akan mengadakan study tour bersama. Di karenakan, kelas mereka memiliki materi biologi yang sama sehingga membuat guru biologi akhirnya mengadakan study tour yang letaknya lumayan dekat sekolah.
            “Arah jam 9, Chan.” Suara Mark membuat Chan menoleh dan melihat ke arah jam 9. Chan mengangkat tangannya, mengajak Mark untuk ber-high5 karena disana… Chan bisa melihat Yeri yang sedang tertawa bersama teman perempuannya yang lain.
            Yeri memakai pakaian yang sangat casual namun begitu lucu dan begitu serasi dengan Chan. Mata Chan berbinar saat melihat pakaian yang Yeri pakai.
            “Bro? kau janjian dengan gadis itu?” Tanya Mark bingung. Chan tertawa lalu menggeleng. “Sepertinya, ia benar-benar jodohku, Mark.” Balas Chan lalu berjalan meninggalkan Mark yang hanya mendengus mendengar jawaban dari sahabatnya.
           
            Saat ini, Chan dan Yeri sama-sama memakai pakaian serba hitam putih dengan corak polkadot yang berada di pakaian masing-masing. Chan pada t-shirtnya dan Yeri pada rok dan bandana yang dipakainya.

OoOoOoO

            Guru biologi mengumumkan bahwa, kelompok akan dicampur tidak hanya berasal dari kelas sendiri tapi juga kelas yang lain. Yeri membulatkan mulutnya saat mengetahui dirinya sekelompok dengan Chan, sontak hal itu membuat jantungnya berdetak kencang tanpa dirinya sadari.
            Begitupula Chan yang sama sekali tidak bisa menyembunyikan senyumannya saat ia sekelompok dengan Yeri. Bahkan, Chan sempay menyubit tangannya sendiri untuk mempastikan ini mimpi atau bukan.


            Chan mendekatan dirinya dengan Yeri, namun selalu… selalu saja Yeri menjauhinya. Chan tidak patah semangat hingga pada saat Yeri berjalan kearah belakang taman untuk mengambil salah satu sample daun… Chan mengikuti Yeri dibelakang tanpa Yeri sadari.

            “Sudah lama ya, Yeri-ya.” Yeri tersentak saat suara yang amat sangat familiar terdengar di telinganya. Yeri membalikkan tubuhnya dan mendapatkan Chan sedang berdiri menyeder di salah satu batang ohon dengan salah satu tangan sebagai bantalan untuk kepalanya. Benar-benar pose yang seketika membuat kaki Yeri melemas.
            “Ya… sudah lama.” Balas Yeri seadanya. Gadis itu berdoa agar Chan tidak menyadari kegugupannya. Chan tersenyum kecil melihat tingkah Yeri yang gugup dan itu sangat lucu, menurutnya.
            “Apakabar, Yeri-ya?” Tanya Chan lalu mulai melangkahkan kakinya mendekat pada Yeri hal itu membuat Yeri memundurkan kakinya satu langkah. Namun, Chan terus mendekat kearahnya sampai-sampai langkah Yeri terhenti karena batang pohon yang berada dibelakangnya dan hal itu membuat Yeri mengumpat dengan bisikan kecil.
            “Kenapa kau terus mundur dan menjauhiku, hm?” Tanya Chan dengan satu tangan terangkat keatas menyentuh batang pohon. Mengunci Yeri dengan tangan dan tubuhnya agar Yeri tidak menjauhinya lagi. Yeri menggerakkan kakinya gelisah, posisinya dengan Chan saat ini sangat dekat.
            “Chan-ssi… ini terlalu dekat.” Ucap Yeri pelan.
            “Lalu kenapa? Kau gugup? Kalau iya, berarti kita sama.”

            Sontak jawaban Chan membuat Yeri mendongakkan kepalanya dan matanya langsung tepat bertubrukan dengan mata Chan. “Kau bercanda.” Ucap Yeri sedikit berdecak. Chan tertawa, “Kau tidak percaya? Setelah putus denganmu harusnya aku merasa sangat senang bahwa akhirnya aku tidak akan terus bersamamu dan aku akan kembali mengincar Yein noona. Tapi kau tahu? Putus denganmu malah membuatku kacau. Aku merasa menyesal, dan aku merasa separuh dari hatiku hilang dan kau tahu? Kau selalu berada di kepalaku membuatku sangat pusing dan juga sesak secara bersamaan. Aku berusaha mendekat padamu, tapi kau selalu mendorongku mundur, aku selalu memperhatikanmu diam-diam asal kau tahu, Yeri-ya. Sungguh… putus denganmu benar-benar semakin membuatku susah melupakanmu, Yeri-ya. Tapi, melihatmu seperti ini… sepertinya, aku sudah tidak memiliki harapan lagi ya?” Ucap Chan secara panjang lebar dengan senyuman tipis. Yeri masih tetap menduduk, tidak kuat untuk menatap Chan terlalu lama.
            “Catat ini dalam pikiranmu, Yeri-ya. Aku-masih-sangat-mencintaimu.” Chan tersenyum lalu meninggalkan Yeri, namun sebelumnya Chan sempat mengacak lembut rambut Yeri.

.
.
.
---***---
On days where thin rain falls like today
I remember your shadow
Our memories that I secretly put in my drawer
I take them out and reminisce again by myself
---***---

            Yeri menatap rintik-rintik hujan yang kini mulai membahasi bumi. Huja selalu membawanya mengingat kenangan lama. Kenangannya pada, Chan. Yeri ingat, Chan pernah menjadikan jaketnya untuk payung mereka berdua sehingga membuat mereka harus berlari, berperang melewati derasnya hujan saat itu. Yeri tersenyum, itu adalah kenangan yang sangat manin dan kenangan yang akan selalu ia ingat.
            Dan juga, hujan lah yang pertama kali membuat Yeri mengenal Chan. Karena pada saat itu, awal pelajaran baru dan mereka sama-sama masih baru di Senior High School, Yeri melihat Chan dengan seragam yang basah kuyup dan menggigil kedinganan, sontak hal itu membuat Yeri dengan segera melepas cardigan abu-abunya dan memberinya pada Chan tanpa ba-bi-bu. Dan disitu pula lah, pertama kalinya Chan memberikan senyumannya pada Yeri, dan membuat Yeri jatuh cinta pada Chan pada pandangan pertama.

.
.
.
---***---
Why didn’t I know – About the weight
of sadness that comes with breaking up?
.
.
.
IF YOU…
IF YOU…
If it’s not too late
Can’t we get back together?
.
IF YOU…
IF YOU…
If you’re struggling like I am
Can’t we make things a little easier?
I should’ve treated you better when I had you
---***---
.
.
.
.
.

HOREEEEEEEEE AKHIRNYA FANFICT CHANRI-KU SELESAI HOREEEE AKU SENENG BANGEEEET YEASSSSSH!!!! GIMANA GUYSSS? ANEH YA? GAJELAS YA? Maafkan…………. Wkwkwkwk
Ditunggu, comments dan kritikannya ya!!! AKU BERHARAP SEMOGA CHAN SAMA YERI MAKIN BANYAK MOMENT, MAKIN BANYAK YANG NGESHIP YEAAAY AMIN BIAR MAKIN BANYAK FANFICT MEREKA KALO PADA NGESHIP HAHAHAHAHAHAHAHA.
.
.
Btw, ini gantung ya? HAHAHAHAHAHA EMANG HAHAHAHAHA SENGAJA AKU GANTUNG HAHAHAHAHAHAHA. Silahkan berkhayal sendiri akhirnya chanri balikan apa engga ya:p btw, aku yakin ini gaada feel angstnya sama sekali YEAH I KNOW------ sudah cukup cuap-cuapnya, terimakasih sudah mau baca sampai akhir cuap cuap ini HAHAHAHAHAHA
.
.
.
.
.
Sincerely;

araaassi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar