Tittle: First Meet.
Genre: School Life and Romance.
Main
Cast: Han JiEun (OC) ∞ Jeon WonWoo (Seventeen)
Other
Cast: Park SungRan (OC)
---Disclaimer: Plots and story are mine, so dont
judge and dont be plagitor please...respect the author. if you dont like the
story, closetab button is always here for you, xixixi thankies!~~~
---Notes: ANNYEONG! Hehehe kali ini aku datang lagi bawa
oneshoot Seventeen x OC hehehe semoga suka yaaa!!! And the fanfict is specially
for my beloved sistaaa, nanda!!! Ndaaa, udah lunas ya hutangkuuu:p
˳
˳
˳
A SEVENTEEN
ONESHOOT
˳
STRAIGHT
˳
Sangat
disarankan untuk menyiapkan kantong kresek, ini sangat cheesy dan aku takut
kalian mual hehehehe.
˳
©araaassi’s present
˳
˳
˳
˳
˳
˳
--ooo---
Meeting you was fate. Becoming your
friend was a choice.
But, falling in love with you… I had
no control over.
---ooo---
“Salam kenal
ya, aku Han JiEun.” Jieun—perempuan itu tersenyum lalu mengangkat tangan kanannya kearah seseorang
didepannya. Terlihat seseorang di depannya hanya menatap tangan itu tanpa
berniat menyambutnya. “Jeon WonWoo. Panggil saja aku, Wonwoo.” Laki-laki itu—yang ternyata bernama Wonwoo segera
mendaratkan bokongnya di tempat duduk sebelah Jieun. Ya, mereka chairmate
sekarang.
Jieun menatap
tangannya lalu meringis kecil saat Wonwoo sama sekali tidak menyambut uluran
tangannya saat Jieun mengajaknya berkenalan. Jieun kembali duduk di bangku
kelasnya seperti semula dan matanya tidak berhenti untuk melirik laki-laki
disebelahnya.
Jeon Wonwoo,
laki-laki yang baru saja pindah ke kelasnya. Laki-laki yang semula menatap di
Australia dan kembali ke Korea karena keluarganya—atau tepatnya Ayahnya di pindahkan kerja lagi ke
Negara kelahirannya.
Jeon Wonwoo,
laki-laki yang sukses membuat anak perempuan di kelasnya bahkan dirinya sendiri
termenung kagum akan paras wajahnya yang tampan dan bentuk tubuhnya yang tinggi
ideal.
“Aku tahu aku memang
tampan, tolonglah berhenti menatapku seperti itu Jieun-ssi, kau terlihat seperti maniak.” Suara bass yang terdengar lembut
mengagetkan Jieun dan sontak hal itu membuat Jieun salting karena tertangkap
basah sedang menatap kearah laki-laki tersebut. “Ah, maaf.” Ucap Jieun pelan
yang hal itu hanya di tanggapi kekehan kecil dari Wonwoo. “Ya, tidak apa-apa.”
\o/\o/\o/\o/
Bel
berdering sangat kencang dan sangat panjang. Menandakan jam sekolah telah usai.
Siswa dan Siswi mulai merenggangkan otot tubuhnya dan sebagiannya mulai
membereskan buku-buku pelajaran dan juga ada yang langsung pulang dengan
keadaan tas yang masih belum tertutup.
“Hm,
Wonwoo-ah, mau keluar bersama?”
Wonwoo melirik kecil gadis di sampingnya lalu menghela nafas berat, “Kau baru
sehari kenal denganku dan sekarang kau memanggilku ‘Wonwoo-ah’? sok akrab sekali.” Ucapan Wonwoo seketika membuat tubuh
Jieun menegang takut. Tak menyangka Wonwoo akan berkata hal seperti itu. “Ah…
I-i-itu ya, ah maafkan aku, aku tidak akan memanggilmu seperti itu lagi,
Wonwoo-ssi. Okey, aku dulu—“
“Ayo
keluar bersama, Jieun-ah.”
.
“—an.”
.
Dan
ajakan Wonwoo barusan, berhasil membuat bola mata Jieun membulat saking
terkejutnya.
\o/\o/\o/\o/
Jieun dan Wonwoo berjalan beriringan untuk menuju halte bus di depan
sekolahnya. Keheningan terjadi saat mereka berjalan bersama. Tidak ada yang mau
membuka pembicaraan untuk sedikit mencairkan suasana.
Jieun
duduk di salah satu ujung tempat duduk halte bus dengan Wonwoo yang ikut duduk
di ujung lain.
Mereka
masih sama-sama tidak memulai pembicaraan sampai salah satu bus—yang merupakan bus tujuan arah rumah
Jieun datang. Jieun berdiri lalu berjalan cepat kearah Wonwoo yang sedang
menunduk dan memainkan sepatunya. “Wonwoo-ssi,
aku duluan ya? Busku sudah sampai. Makasih untuk hari ini, sampai ketemu besok
di sekolah!” Jieun tersenyum lalu menepuk pundak Wonwoo lalu berlari kecil
menuju busnya. Tanpa melihat kebelakang lagi bahwa disana…
Wonwoo
menatapnya dengan tatapan dalam namun kosong.
“Kenapa
aku menemukan seseorang yang mirip denganmu, Sungran-ah?”
.
.
.
-ooo-
This is going sound crazy, but…
from the moment I first set eyes on
you,
I haven’t been able to stop thinking
of you.
-ooo-
Jieun
membolak-balikkan tubuhnya ke kanan dan kiri. Saat ini, pikirannya penuh dengan
sosok Wonwoo, Wonwoo dan Wonwoo. “Oh my
god, kenapa laki-laki itu memenuhi pikiranku seperti ini.” Desis Jieun
kecil lalu mulai bangun dari posisi tidurnya dan berjalan kecil menuju meja
belajarnya.
Jieun
memikirkan Wonwoo. Memikirkan laki-laki yang saat pulang sekolah memanggilnya
dengan sebutan ‘Jieun-ah’ padahal,
sebelum itu Wonwoo mengatai dirinya ‘sok akrab’ tapi kenapa sekarang laki-laki
itu yang menjadi sok akrab padanya?
Ah,
Jieun sih tidak apa-apa jika Wonwoo mengakrabkan dirinya padanya, justru Jieun
sangat senang akhirnya ia memiliki teman laki-laki. Karena selama ini, Jieun
belum pernah memiliki teman laki-laki. Apalagi yang tampan seperti Wonwoo.
“Oh shit, kenapa panas sekali…” Jieun
memegang pipinya yang merona. Tak sadar kalau hal-hal yang berkaitan dengan
Wonwoo dapat membuat pipinya memanas lalu merona dan juga jantungnya yang
berdetak secara tak wajar.
“Oh
astaga… aku harus tidur saat ini juga. Ya, harus.” Ucap Jieun pelan lalu mulai
menaruh novelnya yang sama sekali tidak dibacanya lalu melangkahkan kaki
mungilnya menuju tempat tidurnya. Dirinya sudah tidak kuat untuk memikirkan
Wonwoo jadi lebih baik dia tidur.
.
.
.
-ooo-
No one believe in love at first
sight until,
that special person comes along and
steals your heart.
-ooo-
Setiap
orang memiliki pendapat masing-masing tentang ‘Cinta Pada Pandangan Pertama’ termasuk juga, Wonwoo. Laki-laki itu,
tidak begitu percaya dengan kata-kata ‘Cinta
Pada Pandangan Pertama’ karena menurutnya ‘Cinta Pada Pandangan Pertama’ hanya cinta sesaat pada someone’s looks not personality. Jadi
untuk apa?
Wonwoo
berjalan kecil menuju balkon kamarnya, hari ini langit malam Seoul sangat indah
dipenuhi ribuan bintang dan bulan sabit yang berada di tengah-tengahnya. Wonwoo
menghirup nafas, merasakan udara malam yang memasuki rongga dadanya. Matanya
terpejam memikirkan sesuatu.
“Han
Jieun…” Ucap Wonwoo kecil dengan mata yang masih terpejam dan tangan yang
memegang erat pegangan balkonnya.
Shining Diamonds yeah
sigani deo heulleodo
yakhaejiji anha We’ll keep it up
jigeum i binnaneun yaksogeul
ne sone kkiwojulge
Shining Diamonds yeah neol binnaelge
sigani deo heulleodo
yakhaejiji anha We’ll keep it up
jigeum i binnaneun yaksogeul
ne sone kkiwojulge
Shining Diamonds yeah neol binnaelge
Wonwoo
membuka matanya saat handphone-nya berdering kencang. Wonwoo meninggalkan
balkonnya lalu menuju meja belajarnya untuk mengambil handphonenya.
Park Sungran
Calling
Wonwoo
membulatkan matanya saat melihat nama si penelepon, dengan segera Wonwoo
mengusap layar hijau oada handphonenya dan berdeham kecil untuk menetralisir
keguguppannya.
“Ya,
Sungran-ah? Waeyo?”
“Wonwoo oppa! Apakabar?”
Wonwoo
memegang dadanya yang berdebar kencang saat Sungran mengucapkan kata oppa padanya. Ia berdeham lagi.
“Ah,
baik. Kau sendiri?”
“Aku juga baik, oppa! Bagaimana Korea?”
“Tidak
begitu buruk. Bagaimana, Australia?”
“Masih sangat lebih baik tentu saja, ohiya
oppa… aku sudah memiliki pacar loh di sini”
Wonwoo
tercekat. Tiba-tiba saja ia merasa rongga dadanya kekurangan oksigen. Kata-kata
terakhir Sungran membuat Wonwoo tanpa sadar mengepalkan tangannya dan juga
membuat rahangnya mengeras.
“Oppa? Kau masih disana?”
Wonwoo
mengatur nafasnya lalu mengambil nafas berulang kali. Tiba-tiba saja kepalanya
pusing, entah kenapa.
“Oh,
Y-Y-Ya, aku masih disini. Siapa laki-laki beruntung itu, Sungran-ah?”
Terdengar
tawa kecil di seberang telepon saat Wonwoo bertanya hal itu. Membuat Wonwoo
lagi-lagi menghela nafas berat.
“Chan. Namanya, Lee Chan… dia satu tahun di
bawahku oppa. Dia sangat lucu dan selalu menjadi moodboasterku saat aku suntuk
dengan tugas-tugas sekolahku disini. Aku bertemu dengannya 2 minggu setelah
kepulangan oppa ke Korea. Kapan Oppa balik ke Ausie? Aku tidak sabar
mengenalkannya pada oppa!”
Sungran
terus bercerita panjang lebar tentang kekasih barunya yang sama sekali tidak
ingin di dengar Wonwoo. Bercerita dengan semangat diringi tawa kecilnya yang
lagi-lagi membuat Wonwoo geram tanpa sadar. Ia cemburu.
“Pokoknya oppa harus cepat balik kesini!
Walaupun Chan juga orang Korea tapi aku ingin oppa ke Ausie. Aku merindukan
oppa, hehehe sudah ya oppa. Pulsaku sudah mau habis, Ausie-Korea sangat mahal
kau tahu?”
Wonwoo
berkata ‘Ya’ dan Sungran menutup teleponnya. Wonwoo jatuh terduduk dilantai
kamarnya. Malam ini Seoul sangat indah tapi tidak dengan moodnya yang tiba-tiba
sangat buruk.
“Shit.”
Terdengar suara kaca pecah namun sama sekali tidak di perdulikan Wonwoo. Ya,
itu karena ulah Wonwoo sendiri yang melempar handphonenya ke kaca kamarnya. Ia
benar-benar cemburu sekaligus patah hati.
Sungran.
Park Sungran. Merupakan tetangganya saat di Australia, ternyata orang tua
mereka bekerja di salah satu perusahaan yang sama dan juga orang tua mereka
ikut dipindahkan kerja ke Australia. Sungran dan Wonwoo sudah seperti sepasang
adik-kakak yang selalu menempel. Saat itu, mereka sama-sama duduk di bangku
Junior High School dimana Sungran lebih muda satu tahun dari Wonwoo.
Dan
tanpa disadari Sungran, Wonwoo menyimpan perasaan lebih dari sekedar kakak
kepada adiknya. Wonwoo menyimpan perasaan pria kepada seorang wanita pada
Sungran. Karena, Wonwoo sama sekali tidak pernah menganggap Sungran adiknya,
Wonwoo selalu menganggap Sungran gadisnya.
.
.
.
-ooo-
No matter how much time goes by,
I will never forget the first time
you looked at me and how I fell in, L O V E.
-ooo-
Jieun
memasuki kelasnya dengan mata panda, semalam ia benar-benar memikirkan Wonwoo
dan tidak bisa tidur sama sekali. Jieun meletakkan tas ranselnya lalu mulai
menjatuhkan kepalanya ke meja kelasnya dan menutupnya dengan hoodie biru
mudanya. Jieun berniat tidur.
Lain
Jieun, lain juga Wonwoo yang memasuki kelasnya dengan wajah dingin namun
tampannya. Matanya kosong namun rahangnya sedikit mengeras. Ia masih memikirkan
kejadia telepon dengan Sungran semalam.
Tiba-tiba
saja, matanya terpaku pada gadis yang berada di sebelahnya. Han Jieun.
Chairmatenya. Tanpa sadar, ekor mata Wonwoo melihat kelakuan Jieun yang
tenggelam oleh hoodienya sendiri dengan rambutnya yang terurai acak-acakan. Ini
masih pagi tapi gadis itu sudah ingin tidur? Dan tanpa sadar lagi, Wonwoo
tersenyum kecil lalu semakin melangkahkan kaki panjangnya menuju bangku
kelasnya.
\o/\o/\o/\o/
Jieun terbangun saat merasa ada seseorang yang menatapnya sedari tadi,
membuat acara tidur paginya terganggu. Jieun melepaskan hoodie yang menutup kepalanya,
mengucek kedua matanya pelan lalu mulai merenggangkan otot tubuhnya.
“Tidur
jam berapa semalam?” Intrupsi suara mengagetkan Jieun. Dengan segera Jieun
menoleh ke asal suara dan lagi-lagi matanya membola bahwa itu Wonwoo. Wonwoo
yang bertanya padanya.
‘Aku
tidak tidur gara-gara kau, tahu!’ Desahnya dalam hati. Ya, tentu saja dalam
hati. Jieun tidak ingin menjadi bulan-bulanan kedinginin Wonwoo jika mengatakan
hal seperti itu. Dan juga, Jieun tidak akan berani mengatakan hal seperti itu.
“A-A-Aku
semalam tidak bisa tidur,” Balas Jieun akhirnya. Membuat Wonwoo mengangkat
alisnya tinggi. “Kenapa?” Jieun melirik Wonwoo dan menggeleng kecil lalu
menghembuskan nafasnya, “Tidak apa-apa.” Ucapnya kecil.
“Istirahat
ke UKS saja.” Ucap Wonwoo tanpa menatap Jieun membuat Jieun mencibir kecil
melihat kelakuan Wonwoo. “Tidak perlu, aku tidak ingin ketinggalan pelajaran.”
Bohong. Ya, tentu saja bohong. Jieun ingin sekali langsung berlari ke UKS jika
saja kakinya yang sialan ini mengizinkannya. Karena, bagaimanapun itu Jieun
ingin tetap bersama Wonwoo. Jieun sontak memegang pipinya yang kembali memanas,
“Oh, bagus… Han JiEun. Kau rela menahan kantuk dan tidak pergi ke UKS karena
laki-laki dingin ini? Oh bagus sekali.” Seru Jieun dalam hati.
\o/\o/\o/\o/
Bel berdering menandakan jam istirahat pertama dimulai. Lagi-lagi, Jieun
menjatuhkan kepalanya ke meja kelasnya lalu menutupinya dengan hoodie biru
mudanya lagi.
“Awww…”
Baru mau terlelap, tiba-tiba saja tulang keringnya merasa sakit karena di
tending oleh seseorang. Jieun mengangkat kepalanya, berniat memarahi orang
tersebut namun matanya terkunci oleh iris legam laki-laki disebelahnya.
Ternyata, Wonwoo yang menendang kakinya.
“Astagaaa,
sakit tahu! Kenapa sih? Kau mengganggu.” Jieun mengerucutkan bibirnya sontak
hal kecil tersebut membuat Wonwoo terdiam di tempatnya. “Kau melakukan aegyo
padaku? Kekanakan.” Jieun membulatkan matanya dan juga mulutnya. Tak percaya,
Wonwoo berkata seperti itu.
“Aku
tidak melakukan hal menjijikan seperti itu, dasar.” Wonwoo terlihat tersenyum
kecil saat melihat cara marah Jieun yang menurutnya sangat lucu. “Dan sekarang,
kau merajuk padaku?” Tanya jail Wonwoo yang sontak membuat Jieun menjulingkan
kedua bola matanya kesal. “Kau menyebalkan. Sudahlah, ke kantin sana. Aku mau
tidur.” Ucap Jieun sinis lalu mulai menjatuhkan kepalanya lagi.
“Ayo
ke UKS bersama, Jieun-ah.” Jieun terdiam dengan posisi kepala masih menelungkup
pada meja kelasnya. Tidak percaya, Wonwoo mengajaknya. “Kau sendiri saja.”
Balas Jieun dengan dada yang berdebar cepat. “Ayolaaah.” Ajakan Wonwoo begitu
menggodanya. “Astaga, Astaga, Astaga… berduaan dengan Wonwoo di UKS? Astaga…”
Lagi-lagi pipinya merona hanya membayangkan hal tersebut.
“Kau
lama.” Akhirnya, Jieun ditarik secara paksa oleh Wonwoo. “Aish, lepaskan bodoh!
Ya!” Seru Jieun dengan tangan yang berusaha melepaskan genggaman tangan Wonwoo
pada lengan kanannya namun hal tersebut hanya dilirik oleh Wonwoo tanpa berniat
melepaskannya.
“Bawel.” Ucapan Wonwoo membuat Jieun
cemberut. Namun, hal itu membuat dirinya tersenyum dengan pipi merona dan dada
yang berdebar karena saat ini, Wonwoo menggenggam tangannya.
\o/\o/\o/\o/
Jieun
membulatkan matanya saat Wonwoo ternyata malah mengajaknya ke kawasan belakang
sekolah yang sangat terpencil dan jauh dari sosok keramaian suasana sekolah. Namun,
tempat itu sangat terawat dan begitu nyaman. Atau, nyaman karena Jieun bersama
Wonwoo? We don’t know.
“Dasar
pembohong.” Desis Jieun tanpa menatap kearah Wonwoo. Wonwoo melirik gadis
disebelahnya lalu tersenyum kecil, “Maaf… habis kalau di UKS nantinya akan
menimbulkan kecurigaan. Terus di gosippkan. Kau tahu? Aku anti sama yang
namanya gossip atau di gossipkan.” Jelas Wonwoo tanpa memperdulikan gadis
disebelahnya mendengarkan atau tidak. “Aku tidak peduli.” Tuhkan benar… Jieun benar-benar
tidak peduli oleh penjelasannya.
“Kenapa
sih, sikapmu berubah-ubah terus?” Desis Jieun kecil dan tanpa sengaja terdengar
oleh Wonwoo. “Wow. Kau memperhatikan sikapku?” Tiba-tiba dada Jieun mulai
berdebar dan bahunya menegang. Jieun menggeleng kecil namun hal itu malah
semakin membuat Wonwoo gencar menjahilinya.
“Kenapa
kau gugup? Kau menyukaiku ya?” Tanya Wonwoo dengan senyuman kecil yang
bertengger manis di paras tampannya. Lagi-lagi, dada Jieun berdebar dan panas
mulai menjalari pipinya. “Serius, Wonwoo-ssi…
bisakah kau diam?” Geram Jieun dan sontak membuat Wonwoo tertawa.
“Untuk
sekarang dan seterusnya, kau boleh memanggilku Wonwoo-ah atau panggilan lain terserahmu saja. Khusus untukmu, aku berbaik
hati.” Ucap Wonwoo lalu merebahkan tubuhnya di hamparan rumput belakang
sekolah. Jieun menatapnya, “Yasudah. Aku akan memanggilmu babo idiot saja, habis sikapmu aneh.” Balas Jieun lalu ikut
merebahkan tubuhnya seperti Wonwoo.
“Terima
kasih, Jieun-ah. Aku anggap itu
panggilan kesayanganmu untukku.” Dan kata terakhir Wonwoo membuat Jieun
mendelik kaget dan dengan refleks menatap Wonwoo dengan posisi tubuh yang masih
berbaring. Wonwoo yang merasa di tatap oleh Jieun juga ikut membalikkan
tubuhnya menyamping sehingga kini, mereka berdua berbaring berhadap-hadapan
dengan mata yang masih menatap satu sama lain.
Wonwoo
baru menyadari, bahwa Jieun memiliki mata bulan sabit yang lucu, hidung kecil
dan bibir plum semerah cherry. Wonwoo, tanpa sadar mengangkat tangannya lalu
membelai lembut rambut hitam legam milik Jieun, membuat gadis itu tanpa sadar
memejamkan matanya… menikmati belaian tangan Wonwoo pada rambutnya.
“Aku
baru tau, kau bisa juga semanis ini” Ucap Wonwoo dengan tangan yang sekarang beralih
mengacak-acak rambut milik Jieun. Jieun membuka matanya lalu menjulingkan
matanya lagi. “Terimakasih, aku tahu aku memang manis.” Wonwoo tersenyum. “Aku
suka perempuan yang manis.” Jieun mengerutkan dahinya dan sedikit menaikan
alisnya, “Lalu?” Wonwoo tersenyum kembali. Merasa jawaban Jieun sebagai kode
untuk dirinya.
“Jieun-ah, mau jadi pacarku?” Dan… pernyataan
cinta Wonwoo berhasil membuat Jieun sangat terkejut sekaligus tidak percaya.
“Kau sedang
latihan ya? Siapa perempuan yang akan kau tembak?” Tanya Jieun lalu mulai
terduduk matanya menatap Wonwoo. Sedikit, hatinya merasa perih. Berharap…
berharap Wonwoo benar-benar menyukainya namun hal tersebut di tepis jauh-jauh
oleh Jieun.
Wonwoo
menghela nafasnya, lalu mulai terduduk dan menghadapkan tubuhnya kembali tepat
didepan Jieun. Iris hitam legamnya bertubrukan dengan iris hitam legam gadis
didepannya. Wonwoo memegang pundak Jieun dengan tangan kanannya sedangkan
tangan kirinya berusaha untuk menyentuh tangan Jieun untuk di genggam.
Jieun merasa, dirinya akan pingsan sebentar lagi
akibat tingkah Wonwoo yang sama sekali tidak terduga.
Awal bertemu, Wonwoo selalu mendiamkannya,
selalu mendinginkannya dan selalu mengabaikannya. Membuat, Jieun harus
merasakan cinta diam diam pada Wonwoo. Karena, Jieun takut hal itu semakin
membuat Wonwoo mengabaikannya.
Namun saat ini,
secara tak terduga pula… Wonwoo berada di hadapannya, memegang pundaknya,
memegang tangannya dan menyatakan cinta pada dirinya.
Andai ini
mimpi, Jieun sama sekali tidak ingin terbangun.
“Aku tahu kau
bingung, Jieun-ah, tapi sungguh ini
sama sekali bukan mimpi.” Ucap Wonwoo berhasil mengembalikan Jieun ke dunia
nyata. Jieun menatap kesekitar karena gugup. Wonwoo melihatnya dan tersenyum. Kelakuan
gadis didepannya sangat lucu.
“Ini baru
beberapa hari kita bertemu. Kita berkenalan. Dan pertama kalinya kita dekat
seperti ini. Tapi kau benar-benar sudah mencuri perhatianku sejak awal masuk.
Tingkahmu sangat mirip dengan cinta pertamaku…” Jieun hanya diam mendengarkan
Wonwoo. Tanpa memotong. Tanpa membantah.
“Kau tahu,
semalam cinta pertamaku yang berada di Australia meneleponku dan memberitahuku
bahwa dirinya sekarang sudah berhubungan dengan seseorang. Itu, membuatku
sangat cemburu dan sangat sangat sakit hati…”
“Namun…sebelum
dia meneleponku, malam itu, aku memikirkanmu Jieun-ah… entah kenapa pada malam itu kepalaku penuh denganmu…” Jieun
membulatkan matanya, ternyata Wonwoo juga memikirkannya? Rasanya… Jieun ingin
memekik dengan sangat keras, namun ia masih ingin mendengarkan Wonwoo.
Wonwoo
mengambil nafas dan Jieun mengusap pundaknya dengan lembut. Wonwoo menatapnya, “Sepertinya
aku benar-benar menyukaimu.” Ucap Wonwoo membuat Jieun tersenyum. “Aku tahu,
aku belum bisa melupakan cinta pertamaku. Because, first love is hard to forget
right?” Ucap Wonwoo yang dibalas anggukan oleh Jieun.
“Tapi, Jieun-ah… mari kita melakukan hubungan dan
buat aku perlahan melupakan cinta pertamaku. Eotte?” Jieun menatap Wonwoo dengan mata memerah menahan tangis.
Wonwoo terkejut saat melihat ekspresi gadis didepannya malah seperti itu.
“Babo… Idiot…” Wonwoo yang masih terkejut
semakin terkejut saat Jieung menghambur memeluk dirinya. Dengan sangat erat
hingga Wonwoo sesak nafas. Namun, Wonwoo sangat senang.
“Kau juga idiot… kenapa malah menangis?” Tanya
Wonwoo lembut dengan tangan yang tak henti-hentinya mengusap lembut surai milik
gadisnya.
Gadisnya?
Wonwoo tersenyum. Ya, mereka resmi sekarang. Walaupun tanpa jawaban Ya dari
Jieun, namun pelukan Jieun padanya sudah memberikan jawaban.
“Kau harus tahu
idiot! Aku sudah menyukaimu dari pertama kali kita menunggu bus!” Ucap Jieun
dengan nada sedikit marah. “Aku tahu.” Balas Wonwoo dengan tangan yang masih
mengelus lembut rambut gadisnya.
“Idiooot! Kau tahu tapi kenapa kau malah
mengabaikanku?” Tanya Jieun lalu melepaskan pelukannya pada Wonwoo dan menatap
Wonwoo dengan sorot mata marah namun sangat lucu, bagi Wonwoo.
“Kau merajuk?”
Ucapan Wonwoo berhasil membuat pout tercipta pada bibir mungil Jieun.
“Kau
menyebalkan!!” Seru Jieun lalu membalikkan tubuhnya membelakangin Wonwoo.
Wonwoo
tersenyum lagi. Bersama dengan Jieun, membuatnya sering tersenyum karena
tingkahnya yang sangat lucu dan amat menggemaskan.
“Jangan
marah, sayangku… aku mencintaimu.” Ucap Wonwoo lalu memeluk Jieun dari
belakang. Yang tanpa sepengetahuan Wonwoo, tingkahnya tersebut membuat pipinya
merona merah bak kepiting rebus.
.
.
.
---ooo---
When two people first meet, they can
only have a very ordinary kind of friendship. But, when you begin to understand
each other, when you get close to them, you discover that you’re suddenly eager
to know him or her even better.
---ooo---
.
.
.
---ooo---
It’s amazing how you can fall in
love with a person that never notice you for the first time you meet them.
---ooo---
.
.
.
---ooo---
When we first met,
I honestly don’t have any idea that
you would be so important to me.
---ooo---
.
.
.
.
.
.
HOREEEEE AKHIRNYA, ONESHOOT INI SELESAI OMG AKU SENAAAANG YEAAAY.
SOALNYA INI FIRST TIME BIKIN FF BOYGROUP FAV X OC HAHAHAHAHAHA dan aku tau ini
kacangan banget wakakakaka tapi, Semoga sukaaa!!! Hehehehehehe
.
.
.
Sincerely,
araaassi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar