***
Tittle : this is LOVE
or just OBESESSION?!
Author: araaassi.
Genre: romance, angst, hurt, psycho, AU.
Main Cast : EXO’s Oh SeHun – GG’s Im Yoon Ah.
Support Cast: find by yourself.
----disclaimer: originally plot and storyline is
by me! Don’t be plagiarism or etc guys. Siders? GET OUT JUSEYO!
-----WARNING!!!: Bahasa sedikit kasar, rada
menjurus, TYPOOO, yang gasuka dipersilahkan close tab.
No bash, kalo gasuka pairingnya mending jangan dibaca daripada sakit hati HEHEHE.
***
“aku mencintaimu…”
“what are you talking about, huh? Kau itu tak
benar-benar mencintaiku, bodoh.”
“shut up baby. I really love you so much okay.
Please, trust me.”
“persetan. Aku tak akan pernah mempercayaimu.
Sampai kapanpun, Oh SeHun.”
“Im Yoon Ah. Kau ini benar-benar gadis sialan.
Beraninya kau-“
“apa? Aku tak akan pernah takut denganmu namja
bodoh! Dasar tak waras.”
***
Yoona –gadis itu- baru saja keluar dari sebuah
rumah besar namun tampak kumuh yang letaknya jauh dari kota Seoul. Wajahnya
memerah bak kepiting rebus akibat menahan emosi dan airmatanya agar tidak jatuh
bebas mengairi pipi putih mulusnya.
Yoona menggenggam tas selempangnya erat. Tangannya
merah akibat cengkraman kuat pada tas selempangnya. Ia menunduk dan perlahan
bulir-bulir air permata itu akhirnya jatuh membasahi pipinya. Ya, Yoona
akhirnya menangis.
“aku membencimu SeHun. Sangat. Tapi aku juga
mencintaimu. Aku pusing, SeHun.” Ucap Yoona lirih dengan air mata yang masih
turun dengan derasnya pada pipi mulusnya. “kau berubah, SeHun. Dan aku…takut”
ucapnya lagi sambil menyeka airmata dengan jari telunjuk kanannya. Sekarang
ini, Yoona sedang duduk di belantaran halte. Yang letaknya masih dekat dengan
rumah kumuh tadi.
“noona. Astaga, kau menangis?” sebuah suara mengagetkan
Yoona. Yoona langsung mengangkat kepalanya dan mengadah pada orang yang
menyapanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. “kau siapa? Jangan sok tahu!
Aku tidak menangis tahu.” Kata Yoona yang sudah dipastikan berbohong karena
saat mengatakan itu bulir air mata masih jatuh mengairi pipinya. Orang didepan
Yoona tertawa kecil lalu menggelengkan kepalanya. “kau kalau bohong yang pintar
dong, noona” kata orang itu meledek Yoona. Muka Yoona memerah. Entah karena
malu atau karena lagi-lagi menahan emosinya? Aku juga tidak tahu.
Yoona menghela nafas.
“kau ini siapa? Aku tak mengenalmu. Dasar pria sok
kenal” kata Yoona sebal lalu mengerucutkan bibirnya. Membuat orang itu yang
ternyata ‘pria’ tertawa lagi. “kenalkan, aku Kim Joonmyeon, tapi kau bisa
memanggilku Suho” kata Suho –pria itu- memperkenalkan diri. Yoona mengangkat
alisnya. “aku tak menyuruhmu untuk memperkenalkan dirimu tahu. Dasar, idiot.”
Kata Yoona tanpa dosa. Suho yang sekarang mengangkat alisnya bingung. “aku tak
mengerti denganmu, noona” kata Suho yang kelihatan bingung dengan tingkah
Yoona. “kalau bingung yasudah. Jangan difikirkan dasar pria bodoh, idiot.” Kata
Yoona lalu menghentakkan kakinya pada pijakan halte dan berjalan cepat
meninggalkan Suho –pria itu-.
“NOONA, SEMOGA KITA DAPAT BERTEMU LAGI…” suara
teriakan Suho amat sangat di dengar oleh Yoona.
Dengan kesal Yoona menengok kearah Suho.
“JANGAN
BERHARAP BODOH, AKU TAK SUDI!” ucapnya kasar lalu menjulurkan lidahnya pada
Suho.
***
Selama 2 jam perjalanan pulang akhirnya Yoona
sampai dengan selamat di rumahnya. Dengan segera ia menuju kamarnya yang
letaknya berada di lantai dua. Hari ini sampai minggu besok kedua orangtua
Yoona tidak ada dirumah karena mengurusi pekerjaan kantor di Singapura. Yoona
sudah terbiasa dengan kegiatan kerja kedua orang tuanya.
Neol
chajaganda chueogi bonaen tingkeobel…
Ttranaseotdeon
neverland…
Geu gose naega
neowa barabomyeo utgo isseo nan…
Tiba-tiba suara dering ponsel mengagetkan Yoona
yang sedang melamun memandangi langit-langit kamarnya. Dengan kesal Yoona
berjalan menuju meja riasnya untuk mengambil ponselnya. Ia berdecak. Itu
telepon dari, Oh SeHun. Dengan malas, Yoona menaruh ponselnya lagi di meja
rias.
Neol
chajaganda chueogi bonaen tingkeobel…
Ttranaseotdeon
neverland…
Geu gose naega
neowa barabomyeo utgo isseo nan…
Suara dering ponsel Yoona lagi. Yoona berdecak dan
mendiamkan dering ponselnya yang terus bernyanyi. Tidak ada niatan sama sekali
Yoona ingin mengangkatnya.
***
Tiba-Tiba saja…
“kenapa kau tidak mengangkat ponselmu, Yoona-ya.”
Yoona terbelalak kaget. Lalu mengalihkan wajahnya kearah balkon kamarnya.
Betapa kagetnya Yoona saat melihat sosok Oh SeHun yang sedang berusaha masuk
kedalam kamarnya melewati jendela balkon kamarnya. “kau tak waras, Sehun-ah!
Apa yang kau lakukan? Keluar dari kamarku!!!” teriak Yoona. Suaranya bergetar
akibat takut dan menahan tangis. “suaramu bergetar, Yoona-ya. Seksi sekali”
kata Sehun mulai mendekati Yoona. “menjauh dariku pria bodoh, idiot” kata Yoona
berteriak keras lalu melemparkan bantal kearah Sehun namun Sehun bergerak cepat
untuk menghindar dan berhasil menangkis lemparan bantal Yoona.
Sehun tersenyum miring yang membuat Yoona bergidik
ngeri dan takut. “apa katamu? Pria bodoh? Idiot?” itu seperti kata-katamu
dihalte pada pria bernama Suho itu, Yoona-ya.” Lagi dan lagi. Yoona di buat
terbelalak kaget oleh Sehun, bagaimana Sehun bisa tahu? Apa Sehun mengikutinya?
Molla. Yang pasti Yoona sudah berjalan mundur menjauhi Sehun. Ia takut.
“kau berniat selingkuh dariku, Yoona-ya?” Sehun
melanjutkan pembicaraannya kembali, dan membuat Yoona tersenyum miring. “aku
dan kau tidak berstatus sama sekali, Sehun-ah! Jangan berharap lebih, sudah aku
bilang. Aku membencimu dan aku tak akan mungkin mencintaimu, pria tak waras!”
kata Yoona –berbohong- santai dan kasar namun terlihat jelas bahwa dari
bicaranya ia sedikit bergetar dan ya…ketakutan.
Sehun berjalan satu langkah untuk mendekati Yoona.
“shut up. Kau milikku, Yoona-ya, dan selamanya akan terus seperti itu.” Kata
Sehun yang langsung menarik lengan Yoona dan menjatuhkannya ke ranjang.
“SEHUN-AH. APA YANG KAU LAKU-“ Yoona berteriak
histeris namun terhenti saat sesuatu yang basah dan lembap mengunci bibirnya...bibir
Sehun. Ya, Sehun menciumnya. Secara tak wajar dan secara paksa tanpa perizinnan
Yoona. Yoona terus meronta agar Sehun melepaskan ciumannya pada bibir Yoona.
Namun rontaan Yoona tidak berarti apa-apa. Sehun malah semakin melumat bibir
Yoona dengan liar.
“le asbdjdsj pas sbfdkjd kan bibirmu itu agdjkdasj
bodoh” kata Yoona berbicara di sela-sela ciumannya dengan Sehun. Sehun sekali
lagi tidak menggubris sama sekali. Ia malah semakin liar mencium bibir Yoona
lebih dari sebelumnya. Mencium bibir Yoona yang mungil, berwarna merah merekah bak
buah delima yang baru matang. “cukup diam dan nikmati saja, Yoona-ya.” Kata
Sehun yang akhirnya melepaskan ciumannya. Namun Sehun langsung mengambil posisi
duduk pada perut Yoona membuat Yoona mengerang, dan Sehun tersenyum miring.
Yoona melihat Sehun yang sedang merogoh kedua saku jeansnya. Mata Yoona
melebar. Betapa kagetnya Yoona saat Sehun mengeluarkan dua buah borgol dari
saku celananya. Yoona mengerjapkan matanya lalu menatap Sehun dengan nanar.
“Sehun-ah, kau mau apa?” Tanya Yoona bergetar –lagi-.
***
Sekarang. Kedua
tangan Yoona sudah di borgol. Tak tanggung-tanggung Sehun juga memborgol kedua
kaki Yoona. Membuat Yoona meronta agar borgol pada tangan dan kakinya
dilepaskan, namun lagi-lagi Sehun hanya tersenyum miring menanggappi.
“sudah ku
bilang, Yoona-ya. Kau cukup diam dan nikmati permainanku ini” kata Sehun yang
mulai meraba-raba saku celananya lagi dengan posisi yang masih menduduki perut
Yoona.
Yoona menangis.
Ia mencintai Sehun. Sangat. Tapi bukan cinta seperti ini yang Yoona inginkan,
Yoona sangat mencintai Sehun, namun sepertinya cinta Yoona hanya bertepuk
sebelah tangan. Sepertinya Sehun tak benar-benar mencintai dirinya, Sehun hanya
terobsesi pada dirinya, diri Yoona. Dan itu membuat Yoona meringis kecil dan bulir
air mata mulai mengalir lagi.
“akhirnya kau
kudapatkan juga, benda kecilku sayang” kata Sehun berbicara pada sebuah benda.
Sedikit mengkilat dan tajam. Ya, itu adalah sebuah pisau lipat milik Sehun yang
baru saja berhasil dikeluarkan dari saku celana jeansnya.
“Sehun-ah…kau…mau…apa”
Tanya Yoona terputus-putus. Suaranya bergetar. Ia sekarang hanya diam tak
bergerak, tak meronta seperti tadi, ia lemah, ia lelah karena sejak tadi
melawan Sehun dan sekarang Yoona hanya diam menatap Sehun dengan mata nanar. Ia…pasrah.
PLAAAAK!
“kau berisik
sekali. Sudah kubilang diam ya diam, gadis sialan!” tiba-tiba saja Sehun
menampar Yoona keras. Membuat pipi putih mulusnya memerah dan meninggalkan
jejak 5 jari Sehun. Darah merembes keluar dari bibir Yoona, bibir Yoona ternyata
sobek akibat tamparan keras Sehun. Yoona diam, masih tak melawan. Hanya isakan
tangis yang bisa Yoona keluarkan.
“jangan
menangis, bodoh!!!” kata Sehun membentak Yoona lagi. Kali ini lebih keras dari
sebelumnya, membuat tubuh Yoona semakin bergetar hebat.
PRAAAANG!!!
PRAAAANG!!!
Sehun seperti
orang kerasukan. Ia membanting semua barang-barang yang ada didekatnya,
barang-barang milik Yoona tepatnya.
PLAAAAK!!!
PLAAAK!!!
Sehun menampar
kedua pipi Yoona lagi, sekarang menamparnya secara bolak-balik. Membuat Yoona
meringis. Pipinya panas, luka lebam tampak jelas pada wajahnya. Sehun
benar-benar tak waras. “Sehun-ah…sakit…aku mohon hentikan” Yoona memohon.
Airmata semakin deras mengaliri wajahnya.
PLAAAK!!!
“jangan menangis
bodoh! Kubilang jangan menangissss!!!” bentak
Sehun keras seraya menampar pipi Yoona lagi. Yoona semakin menangis dan itu
membuat Sehun frustasi. Yoona membenamkan wajahnya pada bantal miliknya,
wajahnya basah, rambutnya menempel pada wajahnya akibat airmatanya.
“aku
mencintaimu Yoona-ya. Sangat mencintaimuuuuuuu!!!!” teriak Sehun tiba-tiba lalu
mengangkat tubuh Yoona menjadi posisi duduk di pangkuan Sehun. Lalu dengan
kasar Sehun mulai melumat liar bibir mungil Yoona lagi.
Tanpa
perlawanan dan tanpa rontaan dari Yoona. Yoona hanya diam, tatapannya kosong
namun airmata masih terus mengalir. Sehun menciumnya dengan keadaan tangan dan
kaki Yoona masih…terborgol.
“aku
mencintaimu, Yoona-ya. Sungguh.” Ucap Sehun lembut di sela-sela ciumannya
dengan Yoona. Ia mengecup lembut kedua kelopak mata Yoona untuk menghilangkan
bulir permata Yoona. Sehun juga membelai kedua pipi Yoona lalu mengecup lembut
pipi Yoona secara bergantian tepat pada bekas tamparannya tadi.
“maafkan aku
karena menamparmu, Yoona-ya” ucap Sehun lembut lalu merengkuh Yoona dalam
pelukannya. Lagi. Yoona menangis lagi.
“Yoona-ya.
Katakan kalau kau juga mencintaiku…” ucap Sehun yang tiba-tiba saja melepas
rengkuhan nya pada tubuh Yoona dan mulai membelai pipi Yoona dengan ujung pisau
lipatnya. Membuat sensasi dingin dari pisau lipat Sehun menjalar di pipi Yoona.
“Ayo katakan,
Yoona-ya…jangan membuatku menunggu.” Ucap Sehun lagi dengan pisau lipat yang
masih berada di pipi Yoona. Yoona masih diam membeku. Sehun tersenyum miring,
membuat Yoona bergidik. “kau…mau bermain-main denganku lagi, Yoona-ya?” kata
Sehun yang tiba-tiba saja mengeratkan tubuhnya lebih dekat pada Yoona. Yoona
masih diam. “jawab, Yoona-ya.” Ucapnya lagi. “aku…aku…Sehun-ah…aku…kesakitan”
ucap Yoona bergetar. “aku tahu.” Ucap Sehun sambil tersenyum. “tolong lepaskan
borgol ini…Sehun-ah” minta Yoona takut-takut. Sehun menggeleng. “tidak akan,
Yoona-ya.”
“jadi…CEPAT
KATAKAN KALAU KAU MENCINTAIKU JUGA, GADIS SIALAN!” teriak Sehun tiba-tiba,
membuat Yoona terkaget. Dengan tak berdosa Sehun menggoreskan pisau lipatnya
yang tajam pada pipi Yoona. Membuat darah segar merembes keluar akibat goresan
pisau Sehun.
“Sehun-ah…sakit….sakit…sakit”
isak Yoona memegangi pipinya yang tergores pisau lipat secara sengaja oleh
Sehun. Dengan sigap, Sehun mencondongkan wajahnya dan menjilat darah segar yang
keluar dari pipi Yoona. Membuat Yoona mengerang, meringis karena perih.
Sehun
tersenyum miring pada Yoona.Lalu mengecup bibir Yoona sekilas dan sedikit
menggigit bibir Yoona membuat gadis itu mengerang lagi minta dilepaskan.
“Yoona-ya. Darahmu manis sekali. Sama seperti dirimu, aku jadi ketagihan, kau
tahu?” ucap Sehun lembut lalu mulai membelai dagu Yoona. Tidak dengan tangannya
tetapi dengan...pisau lipat kesayangannya. Sehun sedikit mengedipkan matanya pada
Yoona namun itu malah membuat Yoona bergidik takut, dan dengan refleks
mengalihkan wajahnya dari hadapan Sehun.
PLAAAK
“sialan
kau! Siapa yang menyuruhmu mengalihkan wajahmu dariku, huh?”
Lagi.
Sehun menampar wajah Yoona lagi. Membuat Yoona yang dalam keadaan duduk
terhuyung kebelakang hingga kepalanya membentur sandaran ranjangnya. Ia
menangis lagi. Namun tanpa isakan, Yoona menangis dalam diam. Dengan wajah
tertutupi rambut cokelat panjangnya.
“Yoona-ya.
Aku mencintaimu.” Ucap Sehun melembut lalu mengangkat tubuh Yoona lalu
merengkuhnya lagi. Sehun mengusap rambut Yoona dengan lembut. Tiba-tiba saja
Sehun melepaskan rengkuhannya dan menatap Yoona dalam tepat pada manik matanya.
“jangan menangis lagi, Yoona-ya. Maafkan aku.” Ucap Sehun seraya mengusap air
mata Yoona pada kelopak matanya. Sehun lalu mencondongkan wajahnya lalu dengan
santai mencium kedua kelopak mata Yoona secara bergantian. Namun ciumannya
tiba-tiba menjadi kasar. Semakin lama Sehun bukan mencium lembut kelopak mata
Yoona tetapi Sehun mengisap kelopak mata Yoona. Kencang, sangat kencang sampai
menimbulkan bercak merah pada kedua mata Yoona.
“Sehun-ah...argh...apa
yang kau lakukan” tanya Yoona sambil menghalau bibir Sehun yang ini mengecup
kelopak matanya lagi dengan jari telunjuknya. Sehun tersenyum. “menciummu tentu
saja, Yoona-ya. Apa tidak boleh, hm?” tanya Sehun menyeringai lalu merapikan
poni Yoona dan menyelipkannya dibelakang telinga Yoona. “tapi...tapi...aku-“
ucapan Yoona terputus karena bibir Sehun sudah mengunci bibir Yoona dengan
bibir Sehun. Yoona menduduk. Wajahnya memerah. Sehun bisa rasakan itu.
“kau
menyukainya kan?” tanya Sehun yang akhirnya melepaskan bibirnya pada bibir
Yoona. Terlihat Yoona mengangguk malu. Membuat kupu-kupu pada dada Sehun
beterbangan akibat terlalu senang.
“Yoona-ya.
Sudah mau malam. Aku pulang dulu, ya? Maafkan aku untuk kejadian tadi. Itu
semua aku lakukan karena aku...terlalu mencintaimu. Aku sangat mencintaimu,
Yoona-ya.” Ucap Sehun lembut namun lirih. Membuat Yoona terenyuh. Yoona
langsung menarik Sehun dalam dekapannya. Memeluknya dengan lembut dengan
perasaan yang sama sekali tidak Yoona pahami. Yang ada di benaknya saat ini
hanya...
Apakah Yoona mulai mencintai
Sehun
Apakah Sehun benar-benar
mencintai dirinya
Atau hanya...
Terobsesi padanya?
Yoona
tidak tahu.
“aku
pulang dulu ya, Yoona-ya! Jangan lupa besok kau harus kerumahku. Aku
menunggumu. Aku akan menyiapkan sesuatu kejutan untukmu.” Kata Sehun yang mulai
membuat Yoona panasaran. “kau menyiapkan apa?” tanya Yoona. Sehun hanya tersenyum
((misterius)) pada Yoona. Lalu dengan gerakan pelan Sehun berjalan kearah
balkon kamar Yoona. Ia tidak pulang melewati pintu rumah Yoona, tetapi
melewati...balkon kamar Yoona.
“I-love-you” Sehun tiba-tiba saja berhenti berjalan.
Memandang Yoona dalam lalu tangannya membentuk sebuah kata-kata, seperti bahasa
isyarat. Yoona mengerti itu.
“i-love-you-too”
balas Yoona menggunakan bahasa isyarat sama seperti Sehun. Membuat Sehun
tersenyum lebar lalu melambaikan tangannya pada Yoona dan mulai meloncat keluar
kamar Yoona melalui balkon Yoona meninggalkan Yoona yang tengah tersipu dengan
pipi yang merona.
***
Paginya.
Yoona bangun secara terburu-buru karena tidak sabar untuk pergi kerumah Sehun.
Ia sangat menunggu dan tentu saja penasaran dengan kejutan yang akan Sehun
berikan padanya nanti.
Yoona
menuruni tangga rumahnya. Ia hanya mengenakan kaus lengan panjang berwarna biru
laut celana jeans berwarna biru dongker dan flatshoes berwarna senada dengan
bajunya.
Tanpa
salam Yoona langsung pergi keluar dari rumahnya. Karena Yoona tahu...kedua
orangtuanya tidak akan pernah ada dirumah bersama dirinya. Mereka terlalu sibuk
dengan pekerjaannya masing-masing sampai melupakan anak perempuan semata wayang
mereka. Melupakan Yoona.
***
Yoona
sampai dengan selamat di depan rumah Sehun. Dengan senyuman yang masih terhias
dibibir merah mungilnya Yoona berjalan kecil menuju perkarangan rumah Sehun.
“Oh
Sehun. Aku dataaaang.” Seru Yoona kencang. Yoona terlihat duduk di sebuah
bangku kayu untuk menunggu Sehun membukakan pintu untuknya.
ceklek
Yoona
mengalihkan wajahnya kearah belakang. Dan tersenyum senang saat seseorang –Sehun- membukakan pintu rumahnya untuk Yoona
dengan senyuman miring khas seorang, Oh Sehun.
“kau
mau masuk tidak? Berhentilah memandangku seperti itu, Yoona-ya.” Suara Sehun
membuyarkan lamunan Yoona. Dengan linglung Yoona mengangguk dan mengikuti Sehun
dari belakang memasuki rumahnya.
Sehun
membawa Yoona ke sebuah ruangan dibelakang rumah Sehun. Tanpa membantah, Yoona
hanya terus mengekor Sehun dari belakang walau sekarang ia merasakan hawa tak
nyaman menyerang dirinya.
“ayo
masuk.” Ajak Sehun pada Yoona. Lalu mulai menarik lengan Yoona dan membawa
Yoona masuk kesebuah ruangan yang gelap dan amat sangat berdebu. Membuat Yoona
terbatuk saat memasuki ruangan itu.
“ayo
duduk di sofa itu, Yoona-ya. Aku akan memberi kejutan padamu dan aku serius.”
Mendengar
kata kejutan membuat Yoona melupakan ketakutannya. Lalu mulai berjalan kecil
membelakangi dan mendahului Sehun. Tanpa Yoona ketahui. Sehun sedang menatap
Yoona sinis dengan senyuman dingin yang...mengerikan. dengan segera Sehun
menyusul Yoona dan ikut duduk disebalah gadis itu.
“aku
mencintaimu.” Ucap Sehun dengan sorotan mata tajam dan dingin tepat pada manik
mata Yoona. Membuat Yoona bergidik. Namun sepersekian detik Yoona membuat garis
lengkung manis pada bibirnya. “aku tahu. Kau sudah sering mengatakannya.”
“kau
mirip sekali dengan mantan pacarku, Yoona-ya.”
Deg
Yoona
mematung. Bibirnya terkatup rapat. Ia merasa ingin menangis.
“itulah
mengapa aku mencintaimu.”
Deg
Seperti
mendapat lemparan batu besar. Saat itu juga Yoona terhuyung. Kepalanya pusing.
Ternyata selama ini dugaannya benar. Sehun tak pernah mencintainya.
Oh Sehun tidak pernah
mencintainya.
Oh Sehun tidak pernah
mencintainya.
Oh Sehun tidak pernah
mencintainya.
Kata-kata
itu terus mengiang di kepala Yoona. Tubuhnya bergetar hebat. Tapi Yoona tidak
ingin menangis.
“Aku
mencintaimu karena kau mirip sekali dengan mantanku, Yoona-ya. Namanya Krystal,
dia seumuran denganku.”
‘cukup Oh Sehun. Hentikan semua
ini. Tak lihatkah aku terluka?’
‘kenapa...kenapa saat aku mulai
mencintaimu kau malah memberikan sebuah pengakuan yang membuatku sakit hati?’
‘Oh Sehun. Jadi ini...kejutanmu?
bagus! Kejutanmu berhasil Oh Sehun’
Batin
Yoona berteriak. Hatinya sakit. Ia ingin sekali menangis namun itu semua tidak
bisa ia lakukan. Yang bisa Yoona lakukan sekarang hanyalah memijit dahinya yang
sakit. Kepalanya sakit. Ia merasa pusing.
“Yoona-ya.
Apa kau mau bertemu dengan, Krystal?” tanya Sehun santai namun terlihat polos.
‘kau ini polos atau pura-pura
polos, Oh Sehun? Kenapa kau tega mempertemukan aku dengan mantan pacarmu itu?
Aku tidak sudiiii!!!!’
“kau
diam berarti kau setuju. Jangan khawatir. Dia ada disini. Sudah lama. Sangat
lama.” Ujar Sehun santai namun
membuat Yoona membelalakan matanya dan membulatkan mulutnya.
‘kejutanmu benar-benar hebat, Oh
Sehun’
“ayo
ikut aku.” Ajak Sehun lalu menggandeng tangan Yoona menuju lemari besar yang
tepatnya lumayan dekat dari sofa yang ia duduki tadi. ‘Tunggu sebentar. Apa tadi? Sehun membawanya kearah lemari. Apa
Krystal ada didalam lemari itu? Tapi kenapa dia ada disana...’ seketika itu
juga Yoona merasakan hawa tak nyaman menjalar tubuhnya lagi.
“oh
iya, Yoona-ya. Krystal juga bersama pacarnya lho.” Ucap Sehun lagi. Namun Yoona
masih mematung. Ia bingung.
Sehun
mulai mengeluarkan sebuah kunci yang sudah dipastikan adalah kunci lemari besar
itu. Berhasil! Lemari itu berhasil terbuka dengan segera Sehun membuka lemari
itu. Dan betapa kagetnya Yoona saat melihat dua mayat seorang laki-laki dan
seorang perempuan tergantung dengan tali yang terikat kencang di lehernya.
Amis.
Yoona
ingin sekali muntah saat melihat kondisi kedua mayat tersebut. Ia menatap takut
pada kedua mayat tersebut. Dan betapa kagetnya saat pandangan Yoona jatuh pada
mayat seseorang lelaki itu.
“YA
AMPUN! SUHOOOO-SSI!!!!”
Yoona
berteriak saat sadar kalau mayat laki-laki itu adalah Suho –orang yang
ditemuinya waktu dihalte waktu itu- dengan airmata yang mulai deras Yoona
menatap Sehun. “k-k-k-kau membunuhnya Oh Sehun?” desis Yoona. Ia ingin sekali
marah saat itu juga. “ya! Seperti yang kau lihat.” Ucap Sehun santai dengan
senyuman manis di bibirnya. Tanpa bersalah dan itu membuat Yoona geram.
“MEMANGNYA
DIA SALAH APA DENGANMU SAMPAI KAU TEGA MEMBUNUHNYA, OH SEHUN. DIA TEMAN BARUKU,
KAU TAHUUUUUU!!!!!!!!”
Teriak
histeris Yoona lalu duduk bersimpuh didepan mayat Suho. “DIA ORANG BAIK OH
SEHUN. KENAPA KAU TEGA SEKALIII” racau Yoona lalu menangis. Akhirnya Yoona
menangis dengan terisak sambil menutupi wajahnya.
“kau
mau tau apa salah Suho padaku?” tanya Sehun. Suaranya berat dan dingin sekali.
“YA!!!
AKU MAU TAHU. CEPAT KATAKAN, IDIOT.” Teriak Yoona semakin histeris tanpa
menatap kearah Sehun.
“pertama.
Dia adala lelaki yang merebut Krystal dariku. Dia playboy Im Yoona. Dia bukan
orang baik.”
“cssssh.
Kau bohong, Oh Sehun” desis Yoona tajam pada Sehun. “terserah kau.” Balas Sehun
seadanya.
“dan
kedua. SUHO BERUSAHA MEREBUTMU DARIKU. SUHO SEBENARNYA ADALAH KAKAK KANDUNGKU
SENDIRI IM YOONA. DAN AKU TIDAK MENYUKAI DIRINYA KARENA DIA MEREBUT KRYSTAL
DARIKU. DAN AKU LEBIH TIDAK SUDI SUHO DEKAT-DEKAT DENGANMU DAN BERUSAHA
MEREBUTMU DARIKU. AKU TIDAAAAAK SUKA!!!”
“AKU
TIDAK SUKA PADA SUHO HYUNG! KAU SALAH YOONA-YA. DIA ORANG JAHAT DIA BUKAN ORANG
BAIK! DIA JAHAT. DIA TELAH MEREBUT KRYSTAL DARIKU DAN SETELAH DIA BERHASIL
MEREBUT KRYSTAL DAN MEMBUATKU HANCUR DIA LANGSUNG MEMUTUSKAN HUBUNGAN DENGAN
KRYSTAL BEGITU SAJA. DAN WAKTU ITU? DIA BERNIAT MEREBUTMU LAGI. DIA BERNIAT
MEREBUTMU DARIKU DAN AKU TIDAK TERIMA.”
Teriak
kalap Sehun lalu menerjang Yoona. Memeluknya kencang tanpa perduli sekarang
Yoona telah meronta minta dilepaskan. Yoona menangis dalam pelukan Sehun. Jadi
selama ini Sehun memiliki kakak laki-laki? Dan satu fakta menyakitkan hati
Yoona adalah semua fakta Suho yang terdengar langsung dari mulut adiknya
sendiri, Oh Sehun.
Suho
yang Yoona kira adalah orang baik-baik.
“Im
Yoona. Semoga kau tenang Im Yoona. Hehehe. Sampai kapanpun aku hanya mencintai
Krystal hehe.” Ucap Sehun yang tiba-tiba bergumam tak jelas membuyarkan lamunan
Yoona lagi. Lalu Sehun mulai mengeluarkan pisau lipat kecil kesayangannya.
Yoona
tercekat.
“apa
maksudmu dengan “semoga kau tenang” Oh Sehun? Dan kenapa kau mengeluarkan pisau
lipatmu, Oh Sehun?” tanya Yoona bergetar lalu mulai beringsut menjauhi Sehun.
Sehun
hanya tersenyum dingin dengan mata sinis.
“aku.
Ingin. Membunuhmu. Bodoh.” Ucap Sehun telak.
JLEB
Akhirnya
pisau lipat Sehun tertancap pas pada dada kiri Yoona. Sehun tersenyum senang
saat darah segar mulai merembes keluar dari dada kiri Yoona.
“k-k-kau
tega... p-p-padaku sssehun” ucap Yoona terbata dengan tangan memegangi dada
kirinya. Sehun tersenyum lalu mengecup dada kiri Yoona dan menghisap darah
Yoona yang semakin lama semakin banyak. “aku suka darahmu, Yoona-ya. Sangat
manis seperti mu.” Ucap Sehun lalu menarik pisau lipat kecilnya dari dada kiri
Yoona. Setelah berhasil lepas Sehun mulai menusukkan pisau lipatnya pada dada
kanan Yoona. Membuat Yoona kaget dan menutupkan matanya menahan sakit, ia tidak
kuat. Darahnya semakin habis ia kekurangan darah banyak. Sangat banyak. Lalu
perlahan membuka matanya dan menatap Sehun nanar. “a-a-a-a-ku mencitaimu
Ssssehun. Sssaaannngat” ucap Yoona semakin terbata lalu dengan sisa kekuatan
yang ada Yoona bangun dan duduk dipangkuan Sehun lalu mengecup bibir Sehun
lembut sebelum Yoona benar-benar pergi dari dunia ini. “s-s-s-selamat tinggal.
A-a-a-aku tetap mencintaimu walaupun kau telah melakukan ini padaku. Selamat
tinggal.” Ucap Yoona tersenyum tulus lalu perlahan kedua kelopak matanya
tertutup rapat. Yoona telah pergi. Meninggalkan Sehun yang masih mematung
memahami perkataannya.
“persetan
dengan cinta Im Yoona. Aku tidak mencintaimu! Aku mencintai Krystal!” kalap
Sehun lalu mengambil pisau lipat yang masih tertancap pada dada kanan Yoona
lalu tanpa ampun menghujam pisau lipatnya kearah perut Yoona beberapa kali
setelah itu Sehun lalu mengantung Yoona tepat disebelah Krystal. Dengan darah
Yoona yang masih menetes segar.
“Krystal
sayang. Akhirnya aku dapat membawakan teman untukmu.” Ucap Sehun membelai pipi
Krystal lalu menciumnya lembut. Lalu ekor
mata Sehun menatap pada mayat Yoona. “Yoona-ya. Aku harap nanti kau bisa cepat akrab
dengan Krystal. Aku pergi dulu” ucap Sehun lalu menutup lemari besarnya yang
tersimpan mayat Krystal, Suho dan terbaru adalah mayat Yoona. Tanpa menatap
mayat Suho, tanpa memberi sepatah kata untuk Suho, kakaknya.
***
-2
minggu setelah kejadian itu-
Sehun
sedang berjalan-jalan di sekitar kota Seoul seorang diri. Tiba-tiba saja Sehun
melihat seorang perempuan yang membuat Sehun tersenyum miring dengan sorot mata
tajam dan dingin. Perempuan yang sedang sibuk membaca buku di bangku taman kota.
Ya. Sehun saat ini sedang berjalan-jalan disekitar taman kota. Perempuan itu cantik
amat sangat cantik. Dengan senyum merekah Sehun menghampiri perempuan itu yang
sedang asik membaca buku dengan kacamata bacanya.
“hai”
“hallo..”
“apa
aku boleh duduk, disini?”
“tentu.”
“siapa
namamu?”
“aku?
Aku Seo Joohyun. Tapi kau bisa memanggilku Seohyun. Kalau kau?”
“ah.
Aku Oh Sehun. Panggil saja Sehun.”
Sehun
selesai berkenalan dengan perempuan itu –Seohyun- namun tanpa disadari Seohyun.
Sehun sedang memandangnya tajam dengan sorot mata yang dingin kearah Seohyun
yang sedang sibuk membaca.
‘aku menemukan orang yang mirip
dengan kalian lagi Krystal, Yoona-ya.’
***
SUBHANALLAH
AKHIRNYA SELESAI JUGA INI ONESOOT. Gimanaaaa???? Udah kejam belum? Hihi aku
butuh jejak-jejak kalian aku juga butuh saran sama kritiknya okaaaay hehehe.
Semoga suka! Yang mau kenal akuu? Boleh sini aja main kesini;
Twitter:
@Mutiaraara_ // @xiaolugogi. HEHEHEHE ((promosi dikit))
Sincerely;
Ara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar